April 2017Mata gadis itu perlahan-lahan terbuka dan wajah pucatnya menunjukan bahwa ia benar-benar sedang dalam dikeadaan yang lemah.
Hal yang pertama kali ia sadari adalah, bahwa sekarang ia melihat dinding kamarnya sendiri yang berwarna cream dan juga tangannya yang terasa nyeri akan sesuatu.
Bae Joohyun, gadis itu menoleh kesamping kanannya dan kini mendapati seorang pria tampan berjas navy yang terlihat sibuk menyuntikan sesuatu ke tangan kanannya.
"Oppa.. "
Suara lemah itu terdengar dan pria yang sedang melakukan tugasnya ity menenggakan kepalanya untuk melihat asal suara lemah itu.
"Ouh Joohyunie.. Kau sudah sadar". Dengan ketenangannya tangan pria itu terulur untuk mengecek suhu tubuh joohyun yang sebelum nya sangat panas.
"Suhu tubuhmu sudah lebih baik sekarang"
"Kenapa.. Aku dikamarku?". Joohyun kembali bersuara dengan suara paraunya.
Pria yang duduk disamping tubuh joohyun itu terlihat mendecakan suara yang sarat akan kekesalan.
"Aku sudah bilang untuk jangan pernah pergi ke tempat seperti itu. Aku dengar kau pergi tanpa meminta ijin dari kakakmu, apa kau tidak tau jika Taeyeon harus pulang lebih cepat dari kantornya setelah mendengar keadaanmu yang pingsan didalam sebuah club malam"
Wajah pucat itu terlihat sedih dan juga murung, dia mulai merasa bersalah dan menyadari kesalahannya.
"Mianhae, aku Hanya pergi ke ulang tahun temanku"
"Huh, kami mengkhawatirkan mu. Jangan pernah pergi lagi tanpa sepengetahuan kakakmu"
Joohyun menganggukan kepalanya pelan, kemudian tubuhnya mulai bergerak untuk duduk. Pria itu pun ikut membantu joohyun agar bisa duduk bersender dengan nyaman dikasurnya.
"Hyungsik Oppa, dimana taeyeonie?"
Pria yang dipanggil hyunsik itu terlihat sibuk membereskan perlengkapan kedokteran nya. Namun ia masih sempat untuk membalas pertanyaan gadis lemah dihadapan nya.
"Ahh dia sedang didapur membuat bubur untukmu"
"Apa... Dia marah?". Tanya irene sedikit takut-takut .
"Jika dibandingkan marah mungkin sekarang dia sedang kecewa olehmu. Kedua sahabat mu saja tadi jadi sasaran empuk atas omelannya"
"Ouh? Wendy dan Seulgi mengantarku kesini?". Wajah joohyun sedikit terkejut mendengar hal tadi.
"Ya, mereka datang membawamu dalam keadaan tidak sadar. Mereka juga merasa bersalah dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi denganmu diclub". Pria berhenti sejenak, kemudian tatapannya sedikit menanam ketika mengingat sesuatu, "Ah iya! Aku dengar kau juga jadi korban pelecehan disana?! Apa benar begitu?!". Nada suara hyunsik terdengar marah sekarang.
Joohyun menunduk dalam, ia mulai mengingat kembali mengapa ia bisa pingsan disana.
"Ah, itu... Saat itu aku.... "
Ceklek
Kedua orang yang berada didalam kamar itu menoleh bersamaan ketika suara pintu dibuka terdengar. Kini dihadapan mereka sosok yang tak kalah cantik dari joohyun itu muncul dan melangkah ke arah mereka dengan wajah yang sulit diartikan.
"Dia sudah sadar?". Taeyeon kakak perempuan dari joohyun itu bertanya kepada Hyungsik kekasihnya tanpa memandang wajah joohyun sama sekali, dan joohyun sadar seperti nya kakaknya sedang marah.
"Eoh nde, adik mu baik-baik saja. Aku sudah memberinya obat lewat suntikan tadi"
"Ouh syukurlah, aku pikir dia mati"
KAMU SEDANG MEMBACA
Patience ✔
Fanfiction[Completed story by Ciionuzy] Ketika aku bertemu dengannya, dan tuhan entah sengaja atau tidak, memberikanku sebuah amanah untuk bersamanya, aku pun akan melaksanakan tugasku untuk menjaganya dan mencintainya. Bae Joohyun, dia adalah seorang gadis...