"Rekaman bukti video ini sebenarnya adalah hal yang sangat rahasia Junmyeon"Pria paruh baya itu berujar cukup pelan kepada pria muda yang saat ini duduk berhadapan dengannya, diruang kerja miliknya.
Junmyeon, saat ini pria itu sedang berada didalam kediaman keluarga Park. Pria itu datang untuk melihat kembali kasusnya dimasa lalu.
"Kenapa saat dulu Video ini tidak disebar?". Itu adalah satu dari sekian banyak pertanyaan yang mengusik benak junmyeon sejak tadi.
"Banyak hal sulit yang terjadi Junmyeon"
Tuan Park terlihat menghela nafasnya sambil melepas kacamata bacanya. Pria tua itu menatap lekat wajah junmyeon yang saat ini terlihat seperti tidak memiliki semangat hidup.
"Junmyeon kau tau? Kau adalah Penerus satu-satunya didalam keluarga mu, dan kau adalah aset terpenting didalam keluarga mu. Ayahmu pada saat itu memohon bersujud dihadapanku untuk tidak melibatkan mu dalam kasus ini. awalnya paman menolak, karena pada saat itu paman masih butuh penjelasan lebih dari kecelakaan mu"
Junmyeon diam dengan pandangan kosongnya, kedua telinganya berfungsi dengan baik mendengar setiap kata yang keluar dari Tuan Park.
"Kemudian Bukti rekaman asli ini sampai ditangan paman lewat tangan kanan ayahmu. Paman tau, disini kau tidak seratus persen bersalah, karena motormu lebih dulu ditabrak oleh sebuah taksi, sebelum pada akhirnya kau menabrak korban"
Ucapan Tuan Park sukses membuat junmyeon mengeluarkan keringat dinginnya. Kedua tangannya mulai berkeringat ketika ia diingatkan kembali tentang kejadian tersebut.
"Paman tidak bisa berbuat apapun ketika Ayahmu sudah lebih dulu menghubungi Komisaris dan berusaha menutupi dirimu dari semua ini. Kau tau, Jabatan paman pada saat itu belum bisa melawan sang komisaris"
"Awalnya paman sangat marah pada ayahmu, tapi sekali lagi, Paman tidak bisa sukses jika bukan karena ayahmu Junmyeon. Maka dari itu paman ikut membantu nya". Tuan park tersenyum pahit sambil mengingat-ingat kembali masa itu, "Semua ini sedikit lucu, Sang Supir taksi ditangkap dan dihukum atas kasus tabrak lari tanpa adanya penjelasan saksi mata sama sekali"
Tuan park kembali menatap wajah junmyeon yang saat ini terlihat sangat terluka dan penuh akan rasa kekecewaan.
"Dan tiba-tiba kau datang kembali dengan meminta paman untuk membuka kasus ini. Junmyeon, apa kau ingin mati ditangan ayahmu?". Ucapan tuan park saat ini terdengar sangat serius sambil menatap lekat-lekat wajah Kim Junmyeon.
Kim Junmyeon tertawa kecil dengan lelehan airmata yang mengalir membasahi pipinya dan pemandangan tersebut mampu membuat Tuan Park tertegun.
"Paman_". Suaranya terdengar parau dan tercekat.
"Ak_aku Menyimpan dosa besar saat ini paman", Kim Junmyeon membasahi bibirnya yang kering sebelum melanjutkan perkataannya, "Apakah paman sanggup jika paman berada didalam posisiku? Aku sangat menderita dengan semua ini paman, dan paman masih mengkhawatirkan tentang Ayahku yang bisa saja membunuhku, ketika aku sudah tidak memikirkan lagi cara untuk hidup!"
Junmyeon sekali lagi tertawa, kali ini terlihat sangat menyakitkan.
Pria itu menepuk dadanya sendiri dengan mata memerahnya yang menatap penuh luka, "aku_aku hidup diatas penderitaan orang lain paman. Aku hidup seperti ini, aku hidup dengan penuh kesakitan, Tuhan bahkan sangat membenciku Paman!"
Kim Junmyeon mula terisak pilu dengan suaranya yang terdengar menyedihkan.
"Aku membuat orang lain mati karena kecerobohan ku, aku membuat keluarganya menangis karena kehilangan anaknya, dan aku membuat seorang gadis yang kucintai Menderita karena rasa kehilangan nya! Lalu bagian mana aku bisa hidup Tenang, ketika aku tau aku membuat mereka yang ditinggalkan menderita!!". Suara junmyeon meninggi dengan isak tangisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patience ✔
Fanfiction[Completed story by Ciionuzy] Ketika aku bertemu dengannya, dan tuhan entah sengaja atau tidak, memberikanku sebuah amanah untuk bersamanya, aku pun akan melaksanakan tugasku untuk menjaganya dan mencintainya. Bae Joohyun, dia adalah seorang gadis...