#28° Shattered reality

3.3K 396 62
                                    


"Tidak, joohyun tidak boleh Ikut dalam persidangan nanti!"

Wanita yang saat ini terlihat cemas sekaligus marah itu sedang menghadap langsung kepada suaminya yang masih terlihat tenang, walaupun terlihat sekali dahi pria itu berkerut khawatir.

"Taeyeon-ah dengarkan aku, kesaksian Joohyun sangat penting untuk kasus ini". Ujar Park Hyung sik dengan nada sepelan mungkin.

"Tidak! Aku sudah pernah bilang kepadamu untuk menjauhkan Kim Junmyeon dari Joohyun! Ta_tapi Oppa selalu memaksaku agar menerima semua keadaan ini hanya demi kebahagiaan Joohyun?". Taeyeon menatap penuh rasa marah didepan Hyungsik yang saat ini menahan kedua tangan perempuan itu untuk berhenti bergetar hebat.

"Joohyun harus sembuh Taeyeonie.."

"TAPI BUKAN DENGAN CARA SEPERTI INI!"

Taeyeon berteriak penuh Emosi didepan wajah suaminya, teriakan itu sarat akan kesakitan yang terpendam. Sedangkan Hyungsik, pria itu sama sekali tidak menunjukan raut terkejut sama sekali, karena pria itu lebih mementingkan untuk menenangkan Emosi Taeyeon yang sulit untuk dikontrol.

Wanita itu mengigit bibirnya yang bergetar, menahan tangisnya yang ingin pecah, "Joohyun.. Dia.. Tidak bisa merasakan sakit untuk kedua kalinya.. Sudah cukup masa lalu itu membuatnya seperti ini_". Lirih Taeyeon.

Hyungsik menunduk sambil menghela nafasnya pelan, berat untuknya untuk menghadapi hal ini. Karena demi apapun Hyungsik sangat tau bagaimana perasaan taeyeon jika adiknya akan semakin tersakiti dengan berita yang paling menyakitkan didalam hidupnya.

"Pria itu.. Dia yang membuat luka didalam hidup joohyun, dan dia juga yang datang seolah-olah menjadi penyembuh. Namun pada akhirnya joohyun juga akan terluka jika nanti dia tau Kim Junmyeon yang menyebabkan Choi Minho mati!"

BRAKK!!

Kedua pasangan Suami istri yang sedang berdiri diruang tamu itu dikejutkan dengan sebuah Pas bunga yang kini pecah berserakan diatas lantai dekat mereka.

Hyungsik maupun Taeyeon dibuat terkejut dengan kehadiran Bae Joohyun yang kini berdiri tidak jauh dari mereka dengan tampilan yang terbilang sangat berantakan, Tubuhnya basah kuyup, wajahnya pucat, dan airmata mengalir dari ekpresi joohyun yang saat ini terlihat kosong namun sarat akan kesakitan.

"Joohyun, kau sudah pulang. Oppa baru_"

BRAKK

langkah hyungsik dibuat terhenti ketika joohyun kembali membanting pajangan kecil yang ada dimeja dekat tubuhnya.

Perempuan bertubuh mungil itu menatap satu persatu wajah kakak nya dengan sorot mata yang seperti lelah akan segala hal yang ada.

"Aku sudah melihat nya", suara parau nan lemah itu mulai terdengar dari bibir pucatnya, "Aku sudah melihat pembunuh itu mengaku didepanku". Joohyun berucap seperti itu dengan kekehan kecil yang terdengar menyakitkan.

"Joohyun_"

Taeyeon baru saja ingin melangkah ke arah adiknya, namun langkahnya dibuat terhenti ketika joohyun menatap matanya dengan dingin.

"Dan kini aku melihat Pembohong dihadapanku"

Deg

Taeyeon merasakan sepojok hatinya terasa sesak ketika mendengar ucapan itu lebih ditujukan kepada dirinya.

"Disini_", joohyun menunjuk kepalanya sendiri dengan raut wajah menahan sakit, "Disini sakit sekali", ucapan lirih itu keluar bersamaan dengan airmata nya.

"Aku_aku harus mengingat nya kembali, aku harus memutarnya kembali, dan aku seperti merasakan kembali. Disini _sangat Sakit sekali Eonnie...". Nada suara joohyun semakin melemah dengan rasa sakit yang mulai menjalar diseluruh tubuhnya.

Patience ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang