Sebuah cahaya mengusik tidurnya yang tenang, kedua mata Indah nan sayu itu terbuka secara perlahan-lahan untuk terbangun dari tidurnya yang terasa sangat lama.Saat pertama kali membuka matanya, Joohyun tersadar tempat bernuansa pastel ini adalah kamar miliknya, dan sengatan sakit yang terasa dipunggung tangan kirinya kini membuatnya menghela nafas nya kasar.
Lagi, Joohyun tidak bisa jauh dari jarum suntik
Joohyun memejamkan matanya yang masih terasa berat, mungkin efek obat penenang yang masih terasa ditubuhnya hingga ia merasakan pening saat ini.
Pandangan nya kini terpaku ke arah samping kanannya, dimana ia mendapati wajah tenang kakaknya yang tertidur dengan raut wajah lelahnya.
Sorot matanya kini berubah sendu ketika ia sadar sudah sering sekali ia membuat kakaknya kesusahan mengurusnya yang seperti ini.
"Eonnie.. Ireona.."
Suara lembut joohyun membangunkan Taeyeon dengan pelan.
Sang kakak terbangun walaupun joohyun bersuara cukup pelan, bahkan joohyun sedikit terkejut ketika melihat kakaknya yang langsung terbangun terduduk dengan wajah panik nya..
"Wae? Wae? Apa yang sakit?!"
Joohyun diam, lebih tepatnya terpaku mendapati ekpresi takut dan cemas itu terpancar lagi diwajah cantik kakaknya.
"Aku tidak apa-apa, ini sudah pagi Eonnie". Ujar joohyun pelan dengan senyum lugunya.
Taeyeon mengusap wajahnya sebentar, seperti menghilangkan rasa kantuknya karena jujur saja ia baru bisa tertidur jam 4 pagi.
Wanita itu mengecek selang infusan yang tersambung dipunggung tangan joohyun dan sesekali memeriksa suhu tubuh adiknya. Joohyun yang diperlakukan seperti itu hanya bisa diam dengan pikirannya yang kini berkelana.
"Apa semalam aku Kambuh lagi?". Tanya joohyun lemah.
Taeyeon menoleh ke arah adiknya dan memberikan cubitan gemas dipipi lembut joohyun.
"Siapa yang membuatmu hingga seperti itu?". Tanya taeyeon langsung.
Joohyun kembali diam, ingatannya kini kembali dimana pertengkaran nya dengan junmyeon dimalam kemarin.
"Apa junmyeon menyakitimu?"
Joohyun masih diam
"Hyunie.."
Perempuan itu kini menunduk dalam dengan meremas selimut tebalnya.
"Junmyeon mengambil buku diaryku". Ujar joohyun lemah dan terkesan berbisik.
Taeyeon yang duduk disamping adiknya itu awalnya sedikit kebingungan, namun beberapa detik kemudian ia menyadari sesuatu.
"Buku kesayangan mu itu?"
Joohyun mengangguk dengan wajah sendunya.
Taeyeon terdiam cukup lama, dirinya sedikit terkejut mendengar penuturan pelan joohyun barusan.
"Kalian bertengkar karena itu?"
Perempuan yang sebelumnya menunduk itu kini kembali mengangkat wajahnya, kali ini dengan kedua matanya yang berkaca-kaca, seperti siap untuk menangis.
"Eonnie.. Kau_kau tau betapa berharganya benda itu untukku kan? Ak_aku marah kepada junmyeon karena dia mencurinya tanpa sepengetahuan ku. Aku sangat marah Eonnie.. Aku tidak suka perbuatan nya.. Hiks".
Taeyeon menghela nafasnya lemah ketika melihat joohyun yang kini mulai menangis kembali.
"Dia_dia berkata kasar kepadaku_hiks dia_dia juga bilang jika Minho_"
KAMU SEDANG MEMBACA
Patience ✔
Fanfiction[Completed story by Ciionuzy] Ketika aku bertemu dengannya, dan tuhan entah sengaja atau tidak, memberikanku sebuah amanah untuk bersamanya, aku pun akan melaksanakan tugasku untuk menjaganya dan mencintainya. Bae Joohyun, dia adalah seorang gadis...