Pria itu melangkah dengan lemah menuju mansion pribadinya.
Mansion minimalis namun terkesan mewah itu adalah milik junmyeon sendiri, hasil dari kerja kerasnya yang mengumpulkan uang dengan cara bekerja diberbagai tempat tanpa Ayahnya ketahui.
Junmyeon adalah anak mandiri yang jarang sekali menyentuh uang ayahnya walaupun Rekening nya selalu membengkak.
Pria itu berusaha untuk menjadi seseorang yang sederhana didepan banyak orang. Hanya beberapa orang dikampusnya yang tau jika ia adalah anak orang kaya, selebihnya mereka hanya tau jika junmyeon adalah anak mandiri yang berada dikasta menengah.
Pria itu baru saja kembali dari apartement Joohyun setelah melewati waktu-waktu yang terbilang cukup menyakitkan untuk dilihat langsung oleh matanya.
Ia masih mengingat jelas kejadian hari ini, bahkan terus mengulang dikepalanya hingga terkadang junmyeon memukul dadanya sendiri saking sakitnya rasa sesak itu.
Junmyeon tidak pernah tau jika joohyun memiliki penyakit mental seperti itu, bahkan Taeyeon bilang sakitnya sudah tergolong Parah.
Kemudian langkahnya berhenti ketika ia baru saja memasuki rumahnya. didalam keadaan gelap itu, junmyeon menatap nanar Motor besar yang terpajang diruang tengahnya, motor besar yang sebagian fisiknya itu hancur dan lecet memiliki banyak dampak dikehidupan junmyeon.
Motor besar itu menjadi saksi betapa Menyedihkannya Seorang Kim Junmyeon hidup didalam rasa bersalah selama bertahun-bertahun.
Pria itu jatuh berlutut, ia menunduk dalam, dengan kedua tangannya yang mengepal sekuat mungkin.
Sekelebat ucapan Taeyeon tadi cukup membuat nya menitikan airmatanya tanpa sadar.
Dia.. Tidak cukupkah kau membuatnya menderita Kim Junmyeon.
Melihatmu bersama joohyun justru membuatku melihat luka lama itu.
Dan kau yang membuatnya.
Pria itu seharusnya sadar, Taeyeon sudah memberikannya batas sejak terakhir kali ia mengantarkan Joohyun. Ia seharusnya mengerti betapa brengseknya ia berani mendekati joohyun, ia seharusnya tau yang membuat joohyun seperti itu adalah junmyeon sendiri.
Tangisnya pecah didalam kegelapan itu bersama dengan rasa sakit yang semakin menjalar dihatinya.
Terlalu sakit untuk dijabarkan satu persatu, tetapi junmyeon ingin sekali bersama joohyun.
Aku menyukainya, bagaimana dengan perasaanku ini?
"Maafkan aku, tolong maafkan aku.. ". Pria itu menangis terisak memeluk bingkai foto seorang pria tampan yang selalu terpajang disisi Motor junmyeon.
"Aku tidak bisa menahan perasaan ini,, ya tuhan aku mohon maafkan aku.. "
Suara tangisnya pecah, ini benar-benar menyedihkan. Junmyeon hidup didalam rasa sakit sekaligus bahagia diatas penderitaan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patience ✔
Fanfiction[Completed story by Ciionuzy] Ketika aku bertemu dengannya, dan tuhan entah sengaja atau tidak, memberikanku sebuah amanah untuk bersamanya, aku pun akan melaksanakan tugasku untuk menjaganya dan mencintainya. Bae Joohyun, dia adalah seorang gadis...