Junmyeon terduduk dihalte tersebut dengan merenungkan kembali berbagai hal. Ia memikirkan tentang apapun hingga membuatnya menjadi seperti ini.
Pria itu berkali-kali mengusap wajahnya kasar, dengan ekspresi wajahnya yang terlihat kosong namun penuh akan kegusaran.
Banyak sekali keraguan yang kini memenuhi pikiran dan juga hatinya. Dia sadar betul posisinya saat ini diambang penuh dilema yang sangat berat. Berkali-kali benaknya menyakini untuk dirinya tetap berpegang Teguh atas kejujuran, tapi Hati kecilnya selalu menolak untuk tetap diam didalam kesalahan fatalnya, ia tidak bisa kehilangan Gadis itu, tapi takdir seolah-olah menyuruhnya untuk melepaskannya secepat mungkin.
Dan rasanya benar-benar sangat menyiksa sekali.
Hingga kemudian...
Bugh
"Akhhh.."
Sebuah sneakers putih mengenai kepalanya dan terjatuh disisi kakinya, junmyeon meringis kesakitan memegangi kepalanya yang sempat terkena sepatu itu.
Pria itu baru saja ingin memaki orang yang berani kurang ajar kepada dirinya, namun dalam sekejap ia dibuat terdiam.
Joohyun..
Ia tidak bisa untuk tidak terkejut mendapati sosok Bae Joohyun kini berdiri tidak jauh darinya dengan wajah memerahnya sambil memegang kotak berwarna putih.
Dan ya tuhan, gadis itu menangis!
"Joo_"
Junmyeon baru saja ingin berucap namun pria itu kembali dibuat terkejut, ketika Joohyun melemparkan kotak P3K yang cukup berat itu kearahnya, pria itu dengan refleks menangkap benda tersebut hingga tidak terjatuh ataupun melukai dirinya.
Ya ampun!
"Siapa yang menyuruhmu pergi?!", Suara parau berserta isakan tertahan itu mulai keluar dari bibir mungil joohyun.
Junmyeon mengedipkan matanya bingung, rasa sakit dikepalanya seketika sirna.
"Ak_aku belum mengobatimu! Siapa yang menyuruhmu pergi dan membiarkan ku menangis seperti ini huh?!". suara isakan itu terdengar marah, namun terlihat lucu secara bersamaan.
Junmyeon menggerakkan bibirnya ingin mengucapkan sesuatu namun pria itu justru malah dibuat panik, ketika melihat joohyun yang kini berjongkok ditempatnya, menangis keras sambil menyembunyikan wajahnya dikedua lengannya.
"Hiks.. Hikss.. Hiks.."
Pria itu menatap sekitar, memastikan bahwa disini tidak banyak orang yang berlalu lalang. Jujur saja junmyeon takut orang-orang berpikiran yang tidak-tidak melihat nya saat ini.
Junmyeon kemudian meletakan kotak P3K itu dibangku halte, sebelum mengambil sneakers milik joohyun dan berjalan ke arah wanita itu yang masih diposisi sama.
"Joohyun.. ". Panggil pria itu pelan, dan sama sekali tidak digubris oleh joohyun.
"Kenapa menangis seperti ini?". Ujar Junmyeon selembut mungkin.
Tapi lagi-lagi hanya isakan yang menjawab ucapan Junmyeon.
"Ayo bangun. Pakai sepatumu lagi"
Joohyun kali ini menggeleng kuat disela sela tangisnya, dan hal itu tanpa sadar membuat junmyeon tersenyum kecil.
Pria itu tanpa banyak bicara lagi mulai melakukan aksinya, ia memilih mengangkat tubuh mungil joohyun dan membawanya untuk duduk dibangku halte. Perempuan itu awalnya sedikit terkejut, namun tidak ada tanda-tanda ia berontak atas perlakuan junmyeon tadi. Justru joohyun hanya dia dengan wajahnya yang kini terlihat lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Patience ✔
Fanfiction[Completed story by Ciionuzy] Ketika aku bertemu dengannya, dan tuhan entah sengaja atau tidak, memberikanku sebuah amanah untuk bersamanya, aku pun akan melaksanakan tugasku untuk menjaganya dan mencintainya. Bae Joohyun, dia adalah seorang gadis...