#04° That so Weird

3.7K 589 80
                                    


April, 2017

Joohyun memasang wajah murung dan jengahnya ketika pria yang duduk disampingnya tidak berhenti mengomel dan mengoceh tentang joohyun yang pulang kehujanan.

"Kan sudah aku bilang jika ingin dijemput segera telepon! Kau membuat kami khawatir ya ampun! Bagaimana jika kau dilirik oleh orang jahat, pasti kakakmu tidak akan pernah mengampuni ku!"

"Dan juga kenapa kau bisa kehujanan seperti ini huh?! Bagaimana jika kau demam, lalu unnie mu pasti akan memarahiku lagi dan lagi. Apa kau tidak lelah mengkonsumsi obat-obatan huh?!"

Joohyun hanya bisa menghela nafasnya pelan kemudian mengalihkan pandangannya keluar jendela.

Gadis itu sudah bisa menebak jika Hyungsik menjemput nya pasti akan seperti ini.

"Apa Unnie dirumah?"

"Iya, dia hari ini memilih cuti"

"Tadi dia bilang akan bekerja kepada ku". Balas Joohyun sedikit kesal.

"Mungkin dia memang sedang malas untuk bekerja hari ini. Hujan deras sejak tadi mengguyur kota dan itu bisa jadi alasan kuat mengapa ia tidak ingin bekerja"

"Nde, aku setuju. Unnieku harus dijauhkan dari Hujan."

Suasana kemudian hening, menyisakan dua orang yang kini sedang fokus dengan pikirannya masing-masing. Hingga kemudian hyungsik pun berdeham dan mulai membuka suaranya kembali.

"Kita langsung pulang ya"

"Hmm"

Balasan singkat joohyun dapat hyungsik mengerti, karena sejujurnya hyungsik sudah biasa menghadapi sifat joohyun yang bertolak belakang dengan sifat kekasihnya.

Joohyun jauh lebih pendiam, dan joohyun juga jauh lebih kekanakan dibandingkan Taeyeon yang super cerewet dengan sifat keibuan nya.

"Joohyunie.."

"Eum?"

Hyungsik kembali berdeham dengan raut wajahnya yang sedikit gugup.

"Semalam aku melamar Taeyeon"

Joohyun yang sebelumnya asik memandang jalan kini dengan cepat menoleh ke arah hyungsik dengan pandangan sedikit terkejut dimata bulatnya.

"Mwo?"

"Semalam aku melakukannya, dan kakakmu menerima lamaranku dengan tulus". Hyungsik menatap wajah joohyun sekilas dengan senyumnya, tanpa pria itu sadari jika raut wajah joohyun mulai berubah menjadi dingin.

Joohyun diam, dia bahkan tidak bereaksi sama sekali. Melainkan tetap menatap lurus wajah samping milik Park Hyungsik dengan tatapan dinginnya.

"Bagaimana pendapat mu hmm?"

Hyungsik asik tersenyum memandang jalanan, dan ia sama sekali belum menyadari jika gadis disamping nya mulai meremas tangannya sendiri hingga kukunya memutih.

"Joohyun, aku butuh pendapat mu?"

"Hentikan mobilnya"

"Nde?!"

Hyungsik menoleh cepat ke arah joohyun setelah mendengar suara dingin tersebut.

"Kau ingin turun disini?". Hyungsik masih terlihat biasa, ia bahkan masih terus melajukan mobilnya yang sebentar lagi sampai di apartemen milik Taeyeon dan Irene.

"AKU BILANG HENTIKAN MOBILNYA!!"

Teriakan histeris itu dengan reflek membuat hyungsik menginjak rem mobilnya.

Patience ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang