#29° If this is the End

4.9K 460 294
                                    


Pagi ini Wendy dan Seulgi sudah berdiri didepan pintu kamar Joohyun dengan raut wajah mereka yang terlihat sedih.

Kedua sahabat joohyun itu mendapatkan telepon dari kakaknya joohyun untuk menemani joohyun pada hari ini.
Mereka tanpa menolak sedikitpun datang atas permintaan Taeyeon.

"Joohyun sudah bangun, hanya saja dia masih tidak mau diajak bicara". Ujar Taeyeon yang kini sudah berdiri disamping mereka.

Wanita itu sudah terlihat berpakaian sangat rapih dengan kemeja putih yang di lapisi Jas hitam formal.

Hari ini adalah jadwal persidangan kasus kecelakaan 5 tahun lalu yang melibatkan Kim Junmyeon dan Juga Choi Minho, dan pada hari ini Taeyeon meminta kedua sahabat joohyun itu untuk menemani dan menjaga adiknya untuk hari ini saja, karena Hyungsik dan Taeyeon harus datang ke pengadilan negeri.

"Apakah dia akan baik-baik saja?". Tanya wendy yang kini terlihat sangat sedih.

Taeyeon hanya bisa tersenyum sendu tanpa berniat menjawab, karena sesungguhnya dia sendiri tidak tau adiknya akan baik-baik saja atau tidak dengan semua fakta menyakitkan ini.

Ceklek

Pintu kamar joohyun dibuka secara perlahan oleh taeyeon, dan mereka kini bisa mendapati sosok Joohyun yang sedang duduk dikursi roda menghadap jendela kamarnya yang terbuka.

Taeyeon lebih dulu masuk diikuti oleh Seulgi dan Wendy yang tanpa sadar sudah ingin menangis sejak tadi.

"Hyunie..". Panggil taeyeon lembut.

Wanita itu mendekat ke arah joohyun yang masih terdiam membisu menatap pemandangan luar dengan sorot mata kosongnya.

Taeyeon berjongkok disisi kursi roda yang ditempati joohyun saat ini, tangannya terangkat untuk mengusap-usap punggung tangan joohyun yang terdapat jarum suntik yang mengalirkan obat penenang lewat selang infus.

"Joohyun, sahabat-sahabatmu datang kemari untuk menemanimu". Ujar taeyeon pelan dengan senyum diwajahnya.

Wajah pucat milik joohyun sama sekali tidak berekspresi, joohyun bahkan tidak memiliki tanda-tanda akan membalas ucapan kakaknya seperti saat dulu.

Taeyeon melirik sebentar ke arah dua sahabat joohyun yang saat ini terlihat Seulgi sedang menahan suara tangisnya dibahu Wendy yang menunduk.

Wanita itu kemudian bangkit dari posisinya, taeyeon sebenarnya tidak tega meninggalkan adiknya di kondisi seperti ini.

"Eonnie harus pergi untuk mengurusi hal penting hari ini eoh. Wendy dan Seulgi akan menjagamu disini". Ujar taeyeon sambil mengusap lembut Puncak kepala joohyun.

Dan lagi, joohyun sama sekali tidak memberikan reaksi ataupun mengeluarkan suara nya. Hal itu dapat taeyeon maklumi karena wanita itu sangat mengerti posisi joohyun saat ini.

Taeyeon melangkah mendekati posisi Wendy dan Seulgi yang masih berdiri di posisi mereka. Wanita itu mengulas senyum tipis, melihat Joohyun memiliki sahabat yang sangat tulus seperti mereka.

"Aku berharap kalian mengerti jika adikku seperti ini. Dia anak yang baik, hanya saja kehidupan nya cukup rumit dan berat. Aku akan menelpon kalian lagi nanti, dan jika ada terjadi sesuatu tolong hubungi aku saja"

Wendy maupun Seulgi mengangguk paham atas semua perkataan kakak joohyun.

Taeyeon sekali lagi menoleh ke arah adiknya yang masih diposisi sama, wanita itu menarik nafasnya cukup berat dengan kedua matanya yang tiba-tiba saja berair.

Sebentar saja joohyun, aku mohon kuatkan dirimu sebentar saja. Aku yakin Tuhan sangat menyayangi dirimu joohyuniee..

◾◾◾◾

Patience ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang