R.A 13

914 57 1
                                    

“Setiap insan manusia pasti mempunyai lubang hitam dalam hidupnya dan lubang itu yang akan membantu menjadi diri sendiri”
–Asyaqillah Quinsyah Purnama

🌻🌻🌻

Siang ini matahari begitu terik. Panasnya membuat kulit terasa terbakar. Sehingga, membuat seorang Qilla memilih untuk berdiam diri dikamar dan merebahkan diri menatap langit-langit kamar.

Hari pertama libur, Qilla dibuat kelimpungan sendiri. Entah harus kemana dan berbuat apa. Hal yang paling sulit untuk ditemukan solusinya saat ini. Semalam, Qilla telah menyelesaikan tugas rumahnya. Ia juga sudah membantu Bundanya sejak subuh tadi. Dari menyapu, mengepel, mencuci dan menggosok. Terkecuali memasak. Qilla payah dalam hal itu. Sangat.

Khayalan Qilla untuk berlibur bersama temannya harus terbuang jauh-jauh. Anggota barshy sibuk pulang kampung dan liburan bersama keluarga masing-masing. Qilla? Ayahnya saja baru berangkat Dinas ke kota khas makanan empek-empek, sedangkan Bunda itu susah banget untuk diajak keluar kecuali bersama Ayah. Memang dasarnya pemalas.

Perihal Bian. Qilla sudah memberi tahu jikalau dirinya libur dan sudah pula mengkode untuk berlibur bersama. Bahkan, Qilla sudah membayangkan betapa asiknya berlibur berdua ke luar kota atau berkemah di halaman rumahnya, seperti tahun lalu. Tapi lagi-lagi, bayangan itu harus dienyahkan. Bian sibuk untuk seminggu kemudian. Bian bilang, dirinya sibuk berlatih futsal untuk tournament minggu depan dan banyak rapat karang taruna yang menunggunya.

Malangnya Qilla.

Qilla beranjak dari tempat tidur dan menatap dirinya dari pantulan cermin. Lalu, Qilla berbicara kepada lawannya yang berada di pantulan cermin. Seolah itu bukan dirinya.

“Qilla tuh harus kemana?”

“Yang laen sibuk urusan masing-masing, Qilla ditinggal. Apalagi punya pacar serasa ga punya, sibuk sendiri”

“Malangnya nasib sahaya.”

“Qilla teh kudu kemana iye?”

'Disaat lo merasa bingung atau merasa terlalu sibuk sendiri. Lo harus inget kalau punya kita'

Lampu neon dikepala Qilla bercahaya.

“Ahaaa itu jawabannya! I have them,” ujarnya seraya tersenyum miring dan bergegas berganti pakaian.

-®©®-

Cewek berkuncir kuda itu telah sampai di salah satu perumahan elit. Qilla tersenyum senang sembari menelusuri bangunan yang tak pernah berubah itu. Qilla berpikir. Sudah berapa lama ia tak berkunjung?

Disamping pagar yang tinggi menjulang, ada dinding yang ditempeli huruf almunium berwarna perak.

R. Mansion

Qilla tersenyum melihatnya dan masuk tanpa izin. Pagar itu sudah terbuka dengan sendirinya. Lagipula, untuk Qilla pagar itu tidak pernah di kunci. Mereka sudah tau dan melihat dirinya dari CCTV yang terpasang.

Qilla berlari untuk menggapai pintu rumah itu segera. Qilla sudah tak sabar untuk melepas rindu. Pintu bercat putih bertuliskan RAVENGERS WORLD yang dipahat oleh tangan pemiliknya sendiri. Qilla tau itu. Malahan, Qilla pernah ambil bagian untuk membantu.

Qilla membuka pintu yang tak terkunci dan mengucapkan salam, “Assalamu'alaikum,”

“Wa'alaikumsalam,” balas seorang cowok berperawak tinggi dan tampan yang tengah berdiri tak jauh dari ambang pintu. Seakan cowok itu memang menunggu Qilla sejak tadi.

DILIGITIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang