R.A 3

1.5K 91 4
                                    

“Sebenarnya kamu tak perlu tau aku. Kamu hanya perlu tau, aku untukmu”
–Rafyan Argarkhsa Samudra

🌻🌻🌻

Drett...Drett...

Bian : Aku otw kerumah, Quinny:)
Bian : Kamu udh cntk, gausah dandan. See you!

Bukan mimpikan? Qilla boleh loncat-loncat tidak?

Senangnya bukan main. Gadis itu tersenyum dan berlari menuju kamar mandi untuk sekedar cuci muka. Dirinya sudah mandi sehabis pulang sekolah tadi. Setelah mencuci muka dan berganti pakaian santai tetapi terkesan rapih, Qilla berdiri didepan meja riasnya, ia berdandan sedikit. Sekedar memoleskan bedak tipis diwajahnya dan liptint dibibir mungilnya itu.

Qilla turun kebawah menghampiri bunda di ruang tamu yang sedang menonton drama India kesukaannya.

“Bunda!”

Bundanya menoleh dikala TV sudah dimatikan, “Mulutnya minta dicabein?”

Qilla menyengir menunjukkan rentetan giginya yang putih itu, “Hehehe maaf, Bunda. Qilla izin keluar sama Bian ya?”

“Kamu masih pacaran sama dia?” tanyanya sambil mengelus rambut sang anak.

Qilla tersenyum, “Masih atuh.”

“Dikirain putus. Abis udah lama ga kesini.”

Qilla menyorotkan mata kesalnya, “Emang, Qilla aja jarang ketemu sama chat-an!”

“Pacaran kok dichat. Itu mah kamu pacaran sama handphone bukan orangnya!”

‘jadi, ini yang mulutnya minta dicabein siapa?’ tanya batinnya

“Bunda mau bocan dulu, kunci pagernya jangan lupa,” pamit sang Bunda yang meninggalkan Qilla sendiri diruang tamu.

Sembari menunggu, Qilla menyalakan TV, mencari channel dimana ada film kartun kegemarannya. Upin dan Ipin. Si kembar botak yang Qilla sayangi. Andai dirinya punya adik atau kakak, pasti ia tidak terlalu bosan sekarang. Tapi nyatanya, khayalan itu harus dibuang jauh-jauh, karena ratu negaranya itu hanya ingin memiliki anak semata wayang, Qilla sendiri.

Satu jam telah berlalu, Qilla sudah mulai mengantuk, dirinya terus menguap tak henti-henti dari tadi. Biasanya, sehabis pulang sekolah yang ia lakukan adalah tidur. Tapi, tidak untuk sekarang ini. Qilla mempunyai tugas, yaitu menunggu pangerannya datang.

Qilla memilih untuk mengambil laptopnya dikamar dan mengerjakan tugas sedikit, setidaknya menghilangkan rasa bosan dan ngantuk. Kali aja, setiba Bian datang, Bian berniat membantunya membuat tugas. Buat apa punya pacar kalau tidak dimanfaatkan? Sedikit loh ya.

1 jam 25 menit

2 jam.

Drett…Drett….

Bian : Maaf Sya. Motor aku mogok dijalan. Batalin aja, Gpp kan?
Bian : Gantinya besok aku jemput yaa

Lolos sudah hatinya. Mau marah? Qilla tak akan bisa, kesal pun ia tak bisa. Qilla hanya mengelus dadanya, sabar.

Ini nih yang Qilla tidak suka dari Bian, selalu mengingkari kata-katanya sendiri. Belum saja itu mulut sama lidah di potong sama malaikat. Habis riwayat Bian.

“Qilla kan udah dandan cantik, masa iya dirumah aja? Kemana ya?” tanyanya kepada dirinya sendiri. Qilla segila itu.

Lampu neon muncul diatas kepala Qilla, “AHA! Mejeng aja di café depan sambil ngerjain tugas.”

DILIGITIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang