R.A 14

814 56 2
                                    


05.27 AM

Langit terlihat meremang, diambang terang dan gelap memandang. Qilla terduduk di teras rumah dan beberapa kali menguap. Qilla berdecak, menunggu hampir setengah jam dari jam yang di janjikan. Tidak konsisten memang.

Pagi ini, Qilla besertakan anak Ravengers lainnya bersiap untuk berlibur sekaligus bertugas sampai tiga hari ke depan atau mungkin lebih. Biasanya untuk hal semacam itu, Lana dan Syasya bahkan Qilla pun ikut merengek seperti halnya bayi kala tak ingin pulang cepat.

Biasa, kurang piknik.

Tin! Tin!

“Qilla!”

Qilla mendengus sambil menggeret koper menuju gerbang rumah. Terparkir tiga mobil rapih di depan rumahnya. Satu Jeep Wrangler D-Cab Brute White, dan Dua Toyota Camry Black. Kepemilikan Ravengers, hasil menabung pertiap hari.

Semua orang yang berada didalam mobil itu pun turun, menghampiri Qilla dan Bunda yang entah kapan sudah berada disamping Qilla

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang yang berada didalam mobil itu pun turun, menghampiri Qilla dan Bunda yang entah kapan sudah berada disamping Qilla.

“Hai Bunda,” sapa mereka semua sembari menyalami punggung tangan Bunda.

Bunda tersenyum ramah menanggapi, “Hai, Apa kabar kalian?”

“Alhamdulillah baik, Bunda.”

“Bunda kok makin cantik aja sih?” goda Ambon dengan khasnya.

Jo menggeleng maklum, “Ambon-Ambon siapa aja lu alusin.” Sedangkan yang lain terkekeh pelan dan mencaci maki Ambon.

Bunda pura-pura tersipu, “Ah masa? Cantikkan Bunda apa Qilla?”

“Bunda dong!”

Qilla berdecih dan mencubit lengan Ambon, “Kemarin aja bilang Qilla cantik.”

Ambon pun mengaduh seraya mengusap bekas cubitan Qilla, “Pedes amat cubitannya, Qil.”

Qilla berkacak pinggang, “Baru tau?!”

Bunda melerai singkat dan menatap tiga cowok yang asing baginya, “Eh, ini ada anggota baru?”

“Iya Bunda. Ini Paskal, Duta, dan Javi” kenal Mahesa ramah dengan menujuk mereka bergantian, dari Paskal, Duta, lalu Javi.

“Aduh ganteng-ganteng, gemas Bunda sekaligus mencubit pipi mereka masing-masing. Yang di cubit hanya tersenyum maklum.

Qilla mendengus, menjauh dari kerumunan dan mencibir kesal, “Semua aja Bunda bilang ganteng.”

“Ini koper taruh mana?” tanya Qilla yang berdiri di depan ketiga mobil tersebut.

Mahesa menoleh, “Mobil Abang. Yang Jeep.”

“Udah ayuk berangkat,” ajak Qilla yang telah selesai menaruh kopernya. Yang lain mengangguk menyetujui.

DILIGITIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang