R.A 34

529 45 0
                                    

Kelas Qilla tengah ramai dalam perbincangan panas mengenai guru yang baru yang akan menggantikan Pak Haryo selaku guru Olahraga yang terkenal akan kekejamannya dalam latihan fisik.

Guru baru yang menjadi rumor nomer satu di SMA ABADI hari ini adalah hal yang biasa saja untuk Qilla. Yang tidak lain tidak bukan adalah bagian rencana dari Ravengers sendiri.

“Katanya ada guru baru ya?” tanya Lea penasaran.

Indah mengernyit, “Guru apaan?”

“Olahraga,” jawab Ulan seraya memakan-makanannya.

“Masa sih?” tutur Lia tak percaya.

“Kemarin anak XI IPS 2 di ajarin sama guru baru,” tutur Indy menjelaskan.

“Pengganti Pak Haryo?”

Indy mengangguk membenarkan. “Cakep katanya!”

“Masih muda pula,” tambah Ulan.

“Untung kita hari ini ada mapel OR, bisa liat deh,” ujar Raty senang.

Lia tersenyum berangan, “Kalau ganteng buat gue ah.”

“Maunya sama om-om,” celetuk Jhera meledek.

Mendengar ledekkan itu, Lia melotot seraya bersidekap dan berdecih, “Yang penting tampan.”

Kringg...Kringg...

Bel tanda masuk jam pelajaran pertama telah dimulai. Kelas Qilla yang tadinya bebas beraktivitas kini sibuk berganti seragam sesuai pelajaran yang sedang diperbincangkan tadi.

“Woy, udah bel. Ganti baju buruan!” titah sang ketua kelas dengan tak terbantah.

Semuanya bergegas ke toilet. Terpisah tentunya, dengan cewek dan cowok. Ada pula sebagian cewek yang berganti di dalam kelas, faktor malas jalan ke toilet dan malas menunggu antrian.

Contoh yang terutama, Barshy. Kedepalan cewek sanggar itu memilih berganti dikelas. Dibagian belakang pojok yang biasa dijadikan mereka basecamp untuk tidur atau berbagai hal lainnya.

Lima menit waktu yang terambil untuk acara berganti seragam. Setelah itu, semua murid kelas XI IPA 1 berkumpul di tengah lapangan. Mengikuti perintah guru baru yang nyatanya benar-benar tampan. Berbaris menjadi empat saf, tanpa berbolong absen.

Guru tampan yang berhasil menggemparkan siswi SMA ABADI, terurama kelas Qilla, telah berdiri di depan mereka dengan gagahnya dan senyuman menawan yang tak pudar. Para siswi berdecak terkagum-kagum seketika. Desisan bisik-bisik memuji terdengar jelas. Terlebih lagi, Lea dan Lia yang histeris menggoda Sang guru.

Tidak dengan Qilla yang berdecih dan mendengus melihat salah satu abangnya yang memasang topeng wibawa di depan sana. Guru olahraga pengganti yang tidak lain tidak bukan adalah Ambon. Ambon pun tersenyum menyapa mereka semua, “Selamat pagi!”

“Pagi pak!” balasnya serempak.

“Perkenalkan nama saya Leonard Tulus. Bukan Tulus penyanyi gajah, loh ya.” Ambon terkekeh sebentar lalu kembali melanjutkan, “Saya disini pengganti sementara Pak Haryo sebelum guru aslinya tiba di Jakarta.”

Perkumpulan centil dari beberapa anggota Barshy mendesah kecewa, “Yah... masa cuman sementara, kenapa ga selamanya aja?”

“Tau nih. Ga asik!” timpal murid tomboy bernama Keyli.

Ambon tertawa kecil. Hal seperti itu saja, sudah membuat para sisiwi ketar-ketir menganggumi. Ketua kelas yang mulai risih pun menengahi, membiarkan Ambon melanjutkan penjelasannya. “Saya tau, saya ganteng. Tapi ini sudah perintah.”

DILIGITIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang