3

2.3K 224 1
                                    

"Apa ada yang liat ponselku? perasaan tadi aku memegangnya."Namjoon kini benar-benar mundar mandir mencari ponselnya itu.

"Jangan mengacak ngacak apapun. Aku sudah membereskan semuanya."

"Kalau begitu temukan ponselku."

"Hyung, ini kesekian kalinya kau meninggalkan ponselmu di kamarku."Jimin tiba-tiba datang dengan membawa barang yang dimaksud Namjoon.

"Ah, iya tadi aku membawanya ke kamar Jimin. Gomawo."

"Lain kali hati-hati."

"Berapapun kau mengingatkannya dia akan tetap seperti itu."

"Aku kan punya kalian. Jadi, aku tidak perlu mengubah apapun."

Disisi lain apartemen itu, yaitu di unit dimana Tzuyu tinggal, Tzuyu masih sangat asyik dengan acara kesukaannya. Ia bersyukur karena pagi ini tak ada berita soal kpop. Yang ada hanyalah berita politik dan juga kriminal yang muncul hari ini. Sesekali ia melirik ponselnya hanya untuk mengabari orang tuanya. Namun, tak ada yang mengangkat telponnya. Hingga pada akhirnya, orang tuanya yang menelponnya.

"Appa, uangku sekarang sudah hampir habis."

"Tzuyu, bukankah kau sudah punya pekerjaan?"

"Aku dipecat, ayolah appa aku sekarang membutuhkannya."

"Itulah alasan utamaku memintamu untuk tidak meninggalkan rumah."

"Appa tidak percaya padaku kalau aku bisa bekerja di perusahaan appa."

"Aku bukan tidak percaya padamu. Perusahaan ini sangat besar, dan aku tidak mau kau membuatnya bangkrut."

"Appa,"

"Atau begini saja, kau bisa bekerja disini tapi sebagai staf."

"Baiklah baiklah, tapi setidaknya beri aku setengah dari uang sakuku ya."

"Baiklah, appa sibuk. Appa tutup telponnya sekarang."

Tzuyu kembali meletakan ponselnya dengan sedikit tersenyum. Ah itu dia alasan ia keluar dari rumahnya, ia hanya ingin bekerja diperusahaan ayahnya dan menjadi kebanggaannya. Tak lama dari itu, bel apartemennya berbunyi. Ia langsung menggerutu karena ia tau siapa orang yang selalu mengganggunya pagi-pagi.

"Ada apa? jika kau tidak ada kepentingan, pergilah aku sibuk."Tzuyu memutar malas bola matanya saat menangkap sosok yang tak asing baginya. Siapa lagi kalau bukan tetangganya, Jungkook.

"Bisakah sedikit saja kau bersikap baik padaku?"

"Kau bekerja di jalan yang aku benci. Jadi tak ada alasan kuat untuk bersikap baik padamu."

"Setidaknya biarkan tamu mu masuk dulu."

"Apa kau adalah tamuku? tentu bukan."Jungkook tak menggubris ucapan Tzuyu dan langsung masuk ke apartemen Tzuyu dan duduk disofa.

"Yak!"

"Sttttss, bisakah kau tidak berteriak seperti itu? kau membuat telingaku sakit."Jungkook mendengus kesal sambil memegang telinganya.

"Kau masuk ke rumahku seenaknya."Tzuyu melipat kedua tangannya didadanya dengan wajah kesal.

Jungkook langsung menarik tangannya dan membuat Tzuyu sangat dekat dengan wajah Jungkook saat ini. "Kau bahkan sangat cantik meski kau marah-marah."

Tzuyu sontak mendorong dirinya agar menjauh dari Jungkook. Namun hal itu malah membuat mereka terjatuh dengan posisi Jungkook dibawah Tzuyu. "Aku tak tau kalau kau sedikit agresif."Kata Jungkook dengan senyum smirknya.

[Book#1] Hate Manager ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang