"—sebenernya nanti di event himpunan kita, dia mau dateng ke sini. Dia bilang mau kenal aku lebih dalam."
"Oh really? Sounds great, dia mau dateng dan ikut meramaikan."
"I-iya sih." Aku menatapnya sejenak.
"Kenapa? Silahkan saja, itu urusanmu."
"Bukan itu maksudku—"
"Aku paham. Kita sudah berpisah, kau dan aku bebas mengambil jalan yang berbeda. Silahkan saja jika memang kamu punya pria lain yang ingin saling berbagi rasa.
"Walaupun memang sedikit kurang ajar karena kita baru dua minggu putus. Tapi itu sudah urusanmu."
Aku tertegun mendengar ucapan Ares. Entah kenapa, lagi-lagi aku merasa damai berada di dekatnya. Mungkin inilah alasannya.
"K-kamu juga, carilah yang lebih baik dariku."
"Kamu tau, Lyn? Gak ada wanita lain sebaik dirimu. Sebenernya aku beruntung dapetin kamu, tapi kamu gak beruntung dapetin aku. Jadi akulah yang seharusnya ngomong gitu."
"Ares..."
"Pulang yuk," Ares bangkit dari tempat duduknya, "Aku antar, aku bawa mobil."
Aku terdiam sejenak kemudian mengangguk pelan. Kami berdua pun pulang melintasi jalanan basah Bandung malam itu.
Hujan masih belum mau berhenti. Ia nyaman terus menerus jatuh seperti itu. Kalau saja aku juga sekuat dan setabah hujan.
Lantunan lagu older dari Sasha sloan membuat hujan malam ini jadi lebih sendu.
♪I used to be mad, but now i know
Sometimes its better to let someone go—♪Akhirnya kami sampai di depan rumahku. Ares memberikanku payung dan mempersilahkan aku pulang.
"Sampai besok." Ucapnya pelan.
Aku tersenyum dan mengangguk, "Makasih."
Aku berdiri di tengah hujan dengan payung yang aku gunakan. Melihat mobil Ares yang masuk ke dalam bagasi rumahnya. Kemudian aku pun segera masuk ke dalam rumah.
Aku merasa sedang merindukan sesuatu, entah apa.
--
♪Ooga caka ooga ooga, ooga caka ooga ooga! I can't stop this feeling, deep inside of me—♪
Aku tidak tau sudah berapa lama aku tertidur. Aku hanya tidak peduli karena hari ini aku dapat kabar kalau dosen mata kuliah jadwal pertama tidak bisa hadir dan jadwal selanjutnya adalah kelas siang.
♪When you hold me in your arm so tight, you let me now everything's all right♪
Tapi aku tidak ingat juga kalau aku memasang alarm sepagi ini. Aku yakin sekali matahari baru sebentar naik ke langit. Kenapa smartphone-ku berisik sekali?!
♪I, i'm hooked on a feel—
"Halo?" Jawabku masih dengan suara parau.
[Kak Ares? Udah bangun?]
Aku menatap layar smartphone-ku dengan mata sayup-sayup.
"Ah, iya. Kalau aja lu gak nelpon kayaknya gue gak bakal sekesal ini." Jawabku jengkel pada lawan bicaraku.
[Bhahaha sori, penting nih. Bisa ke kampus sekarang, gak?]
"Gak, gue capek. Bhay!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Still xx You (✓)
Fiksi RemajaPerang berakhir, akhirnya kami berpisah. Namun kami masih terjerat dalam ikatan benang merah yang pernah menyatukan. . Gunting? Atau simpul kembali? Biar waktu yang menjawab.