"Rene, aku mau cerita nanti." Ucapku pada Rene ketika kami sedang menyiapkan ruangan untuk acara sertijab.
"Perihal?"
"Verza."
"Kenapa sama Verza? Kabar baik atau buruk?"
"Kubilang nanti setelah acara."
"Ih, aku kepo duluan."
Aku menghiraukan ucapan Rene dan kembali menyiapkan ruangan.
Hari ini himpunan kami mengadakan acara sertijab kepengurusan yang baru. Setelah perdebatan panjang dan juga voting, akhirnya kami mendapat ketua himpunan yang baru. Yaitu Mochi.
"Ah, akhirnya beban gue berkurang." Ares mendesah pelan sambil duduk di sofa untuk dosen.
"Beban yang berat buat lu yang malesan ya?" Canda Dani yang juga selesai mengerjakan tugas logistik.
"Gue kerja lah, sedikit." Bisik Ares, diikuti tawa mereka berdua.
Akhirnya jabatan Ares dan jajarannya diturunkan pada angkatan tingkat bawah kami. Selesai sudah tugas kami untuk mengurusi semua kegiatan himpunan ini.
"Wah ini nih, kaichou baru kita." Goda Dani ketika Mochi yang sedang mengangkut speaker masuk kedalam ruangan.
"Menurut lu pantes gak dia jadi kaichou?" Ares pun tak kalah jahil pada Mochi yang mulai salah tingkah.
"Ya, lumayanlah ada yang gampang disuruh kerja."
"Kalian jahat banget woy," Tegur Rene.
"Yeh, namanya kaichou harus kuat mental lah. Diginiin doang baper mah jangan mau jadi kaichou." Dani terkekeh.
"Hahaha iya siap kak, aku bakal kerja kok." Mochi tertawa.
"Noh, dia nya baik-baik aja. Bagus!" Ares bertepuk tangan.
"Dasar," Dengus Rene. Sedangkan aku hanya tertawa geli melihat tingkah mereka.
"—Saya selaku ketua baru periode 2019/2020 beserta jajaran saya, akan berusaha untuk terus memajukan himpunan ini menjadi lebih baik dan baik lagi. Sekian." Mochi menyelesaikan pidatonya dan disambut dengan tepuk tangan meriah.
Setelah acara selesai, dan ruangan selesai di bereskan, Rene segera menarikku keluar. Hal itu terlihat oleh Ares yang menatap kami heran.
"Kenapa, ada apa dengan kamu sama Verza? Cepet jiwa kepoku sudah membara!" Bawel Rene. Membuatku tidak berniat untuk bercerita.
Aku menoleh sekeliling untuk memastikan tidak ada siapapun di tempat kami mengobrol.
"Aku mengakhiri hubunganku sama Verza."
Rene terdiam sejenak, mencerna kata-kataku dengan baik. Kemudian membulatkan matanya dan bersiap untuk berteriak.
"Kamu putus sama—hmph!!" Dengan cepat aku membungkam keran bocor milik Rene itu.
"Shh!! Kok teriak-teriak sih!!" Jengkelku.
Rene melepas bungkamanku, "Iya lah! Aku kaget banget loh ini!! Kenapa? Apa alasannya? Dia bikin kamu gak nyaman?"
Aku menghembuskan nafas, "Engga, dia baik padaku. Tapi hatiku belum siap menerima kebaikannya."
"Astaga Delyn.." Rene menatapku iba, "Salahku menyuruhmu terburu-buru seperti ini ya? Padahal hatimu belum siap setelah putus dari Ares."
Aku menggeleng pelan, "Bukan salahmu kok. Salahku juga mengikuti kata hatiku tanpa memikirkan kedepannya."
"Lalu bagaimana jawaban Verza?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Still xx You (✓)
Novela JuvenilPerang berakhir, akhirnya kami berpisah. Namun kami masih terjerat dalam ikatan benang merah yang pernah menyatukan. . Gunting? Atau simpul kembali? Biar waktu yang menjawab.