'Bagaimana mati sedangkan orang lain menuntut pertanggungjawaban dosa mu. Tidak!! Izinkan mereka melihat karma mu. Membuat mu lebih menginginkan kematian karena dimasa lalu kau pernah merampas kehidupan seseorang dan mengubahnya sampai sekarang'
18+ area...***
Keadaan Reneta kacau balau, sangat. Berapa kali ia harus mengatakan ia bahkan malu untuk hidup. Menyetir mobil dalam keadaan kalut. Ia kehilangan harga diri dan kehormatan karena pemerkosaan itu.
Waktu itu ia berangkat pagi buta, pagi tadi perasaannya sangat baik dengan semangat prima. Ada rapat penting dengan kolega perusahaannya, ia harus mempersiapkan ini itu untuk rapat pentingnya. Tapi perjalanannya berhenti karena ada dua pria yang sepertinya sedang memperbaiki sepedanya ditengah jalan. Reneta turun dari mobil hendak memaki keduanya karena mengganggu waktunya.
Tepat setelah berada dihadapan mereka, belum sempat Reneta membuka mulut sebuaah tangan besar membekapnya dari belakang. Reneta berusaha meronta, lengkapnya ada tiga pria disana. Mereka menyeret Reneta ke gang kecil, dan sepi. Satu pria membekapnya, satu pria lagi menyeretnya dengan mencekal tangannya agar tak berontak dan satunya bertugas menepikan mobil Reneta.
Suasana masih sangat sepi mengingat belum ada satu pun kendaraan yang lewat dijalan itu. Cukup jauh Reneta di seret. Akhirnya mereka melepaskan Reneta di sebuah lorong buntu di ujung gang dan menyudutkannya.
"Apa yang kau lakukan? Siapa kalian?" Murka Reneta.
"Wow, di usia seperti mu kau masih terlihat cantik Nyonya." Ucap salah satu pria mencolek dagu Reneta.
"LANCANG." Reneta hendak menamparnya namun segera ditangkis. Satu pria bertato mengikat tangan Reneta kebelakang menggunakan seutas tali.
Reneta mulai cemas. "Apa-apain ini. Lepaskan keparat.
Pria itu mencengkramnya begitu kuat hingga Reneta sulit bergerak. Ketiga pria itu diam sejenak saling memandang lapar pada Reneta dari rambut sampai ujung kaki. Perasaan Reneta merasakan firasat buruk akan terjadi.
Dengan kurang ajar pria didepannya memegang payudara kirinya. Mula-mula hanya memegang, meraba, kemudian meremas kuat. Reneta berusaha berontak dengan menggeliatkan tubuhnya kesana kemari.
" Biadab, lepaskan aku. Tolong, tolong, siapapun tolong aku." Teriaknya.
"Hahaha ku pastikan tak ada siapapun yang akan mendengar mu. Jadi nikmati saja, kita lihat apa kau masih bisa mengumpat setelah ini." Ucap pria yang hanya menjadi penonton, duduk di batang kayu memperhatikan kedua rekannya beraksi.
"Salah apa aku ini, kalian mau uang? Kalian bisa meminta berapa pun asal kalian melepaskan ku."
"Kau tidak bersalah apa-apa. Dan kami tidak butuh uang, kami hanya butuh kehangatan dari tubuh mu. We want to fuck you right now. Hahah"
Pria dihadapan Reneta mulai meremas kedua bukit kembar Reneta dengan kuat, Reneta merasakan sakit akibat remasan kasar itu. Dirinya tak bisa berbuat apa-apa melihat dirinya dijamah begitu saja.
Dengan perlahan si pria menurunkan tangannya dengan perlahan, menyingkap rok kerja Reneta yang sebatas lutut hingga ke perut. Nampaklah underwear hitam yang Reneta kenakan.
"Tolong jangan lakukan itu."
"Berhentilah bersikap seolah-olah kau masih perawan. Kau sudah tua dan seharusnya kau berterima kasih karena kita akan memberikan mu kenikmatan yang tak kau dapatkan dari suami mu."
Perkataan itu bagai tamparan keras bagi Reneta.
"Oke karena aku bos maka aku mendapat giliran pertama. Ah ya aku lupa memperkenalkan diri pada mu Nyonya. Aku Bri, yang dibelakang mu itu Bro dan yang sedang memperhatikan kita itu namanya Bra."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Knight (Complete)✓
RomanceBerawal dari liburan 'Selena Maroll' ke pinggiran kota California, saat menikmati liburannya dengan berkeliling ia malah tersesat dihutan terlarang. Penduduk sekitar mengklaim siapapun yang memasuki hutan itu tidak akan bisa keluar. Mengapa? Apakah...