Deru nafas teratur sangat kentara di ruang rawat Maxcel. Selena terlelap dalam posisi duduk disamping ranjang pria itu berbaring. Selena menggenggam tangannya, ia tidak bisa jika terjadi sesuatu pada Maxcel. Menolak untuk kehilangan pria nya dengan keadaan apa pun dan dengan alasan apa pun.
Lima jam yang lalu racun ditubuh Maxcel berhasil di keluarkan, sampai saat ini wajah tampannya masih terlelap membuat Selena bosan menunggu dan memilih tenggelam dalam kegelapan.
Perlahan Maxcel mulai mampu mengumpulkan kadar kesadarannya terbukti dengan gerakan-gerakan kecil pada jemarinya.
Tangannya terangkat membelai rambut Selena.
"Max." Retina Selena yang masih buram membulat sempurna.
"Astaga, akan ku panggilkan dokter."
Tangan Maxcel menahannya malah membuat memainkan empat jarinya isyarat agar Selena mendekat.
Maxcel langsung mengalungkan lengannya melingkar dileher Selena. Hingga telinga Selena menubruk langsung pada titik perdebaran di dalam dada.
"Begini lebih baik daripada dokter."
Selena hanya tersenyum namun segera mengangkat kembali tubuhnya.
"Max apa kau mau buah?" Tanyanya antusias. Ia menolehkan kepalanya ke meja kecil disampingya begitu yang ia pegang adalah sepucuk surat diatas buah jeruk.
"Apa ini?"
'Hallo pangeran, maafkan aku. Ini hanya peringatan kecil dan nanti kau akan mendapatkan kejutan manis lainnya.'
Maxcel merampas lembaran itu karena Selena mengerutkan keningnya. Rahangnya mengeras membaca kalimat menjijikkan isi surat tersebut.
"Shitt." Desisnya.
"Max kita pikirkan ini nanti. Sekarang fokuslah dengan pemulihan mu oke?"
Sepuluh menit berlalu, setelah dirasa Maxcel cukup tenang Selena hendak keluar mencari toilet. Selena memang menempatkan Maxcel di ruang VVIP agar keselamatan dan kenyamanan Maxcel terjaga, ya begitu pikirnya.
Tak terlalu banyak orang. Awalnya semua tampak biasa saja sebelum kaki Selena semakin menuju ke tempat yang lebih sepi. Pergi kemana semua orang-orang dan mengapa lorong ini terasa panjang. Selena mengelus kulit leher belakangnya yang meremang. Tiba-tiba ia mengingat film valak yang baru-baru ia tonton bersama di cafe.
" Tenang Selena jangan pikirkan apa pun. Tak akan ada apa-apa." Semangatnya dalam hati ia coba gali untuk tak parno berlebihan.
Tanpa Selena tahu, dibelakangnya tepatnya seseorang yang hanya terlihat seperti bayangan berada dua meter dibelakangnya. Perlahan semakin mendekati, jubah hitam kebesaran dibagian lengan hanya memperlihatkan pisau tajam yang ia genggam.
Deg.
Selena menghentikan langkahnya.
Astaga, dia merasa ada seseorang dibelakangnya. Hantu itu benar-benar adakah? Sosok misterius itu kemudiam berjalan cepat mengambil ancang-ancang untuk menikamnya namun tangannya tercekat di udara.
"Miss Tessa. Oh ya ampun kau mengagetkan ku." Selena mengatur nafasnya yang menjadi pendek-pendek seketika.
"Maafkan aku Selena tapi ini mendesak." Miss Tessa tiba-tiba muncul dari lorong samping dan menepuk pundak Selena.
"Bagaimana kau bisa tahu aku ada disini?"
"Kau tidak perlu tahu. Yang jelas ada sesuatu yang harus kita bicarakan. Ini tentang Maxcel." Psikolog itu memperhatikan serius wajah mengkilap Selena.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Knight (Complete)✓
RomanceBerawal dari liburan 'Selena Maroll' ke pinggiran kota California, saat menikmati liburannya dengan berkeliling ia malah tersesat dihutan terlarang. Penduduk sekitar mengklaim siapapun yang memasuki hutan itu tidak akan bisa keluar. Mengapa? Apakah...