Angin sore menerbangkan anak rambut Selena. Ia duduk di kursi tepat didepan jendela yang sengaja ia buka lebar. Cukup aneh karena dimana pun ia berada ia memiliki tempat rahasia, sebuah tempat yang hanya diri mu yang tahu sama seperti karakter dirinya yang Selena sembunyikan rapat. Sebutlah itu privasi, namun semua berubah ketika ia menoleh ke samping, pria itu hanya memakai singlet hitam memamerkan dada bidangnya dan tangan satunya merangkul pundak Selena.
"Babe." Panggil Selena mencoba mengalihkan perhatian Maxcel dari game nya. Hingga pupil biru itu hanya mengarah padanya. Cukup membuatnya terbang bahagia. Selena tersenyum lalu kembali pada pemandangan didepannya.
Maxcel mengernyit, "ada apa Sayang?"
Tak langsung menjawab Selena menyunggingkan senyumnya, lagi. "Aku bahagia bersama mu." Bisiknya ditelinga Maxcel.
"Aku beribu-ribu lebih bahagia dari itu." Balas Maxcel.
Selena menyenderkan kepalanya dipundak Maxcel. "Bagaimana langkah selanjutnya?"
"Orang itu cukup bernyali, dia orang yang sama yang pernah menculik ku bukan, kemungkinan dia juga yang merencanakan kertas beracun itu."
"Kau sudah melihat CCTV?"
"Ada beberapa orang yang keluar masuk ruangan ku. Sebelum mengidentifikasi kertas itu, kertas beracun itu telah hilang. Sial..!"
"Seseorang mengambilnya, mengecoh mu dan berhasil meracuni mu. Akan ku beri penghargaan untuknya." Mendengar itu Maxcel menyeringai.
"Mari berpura-pura mengikuti alurnya saja. Siapa sebenarnya kita mereka tentu tak tahu."
Semalam Maxcel dan Selena telah berkomunikasi dengan Lussy melalui video call seperti biasa. Kemungkinan ada banyak mata-mata, jadi setiap apa pun tindakan mereka akan hati-hati seakan setiap saat seperti diawasi. Begitulah yang dikatakan Maxcel. Lussy mengintrupsi Margaret dan mereka fokus pada Giorald.
*
Hari ini cerah, aku menemukan semangat baru dalam cahaya matahari. Ah rasanya telah lama tidak bertemu dunia, ya dunia yang ku sebut tentu dunia ku sendiri di masa lalu, sejak lama terkubur tanpa sempat ku ingat dan menolak tuk menjadikannya kenangan. Biar ku perjelas, setelah aku menghabisi sumber sakit ku yaitu orang tua ku, tidak ! Aku bahkan tidak tahu harus menyebutnya apa. Sejenis kotoran di got atau remah-remah sampah di ujung koridor itu.
Setelah itu tak ada namanya disakiti, karena aku memutuskan diri ku untuk selalu menyakiti. Kemarin aku disakiti orang tak dikenal dengan racun. Aku keracunan? Menggelikan. Tak ada yang tahu aku keluar rumah sakit dan lihat siapa yang akan menjadi si tokoh utama. Aku juga harus memakai topeng ku bukan...?
Maxcel menginjakkan kakinya digedung pencakar langit. Berjalan dingin dengan mata menelisik.
Mr. Greg, pria cabul itu memandang sinis ke arahnya. Maxcel sudah tahu alasannya. Perusahaannya menang akan sengketa tanah, sengaja Maxcel menyuruh sekretarisnya yang datang dalam rapat untuk membuat orang yang berusaha membunuhnya berfikir bahwa ia belum pulang dari rumah sakit.
Maxcel berjalan santai melaluinya. Lalu ia melihat Jeremy keluar ruangan. Partner ramahnya itu tersenyum tipis menunduk sambil memasukkan dokumen ke tas nya. Ia pasti puas mengalahkan Mr. Greg.Belum sempat Maxcel membuka suara Jeremy lebih dulu terkejut melihat Maxcel.
"Max?? Kau... Max?" Tanyanya.
"Max?? Kau? Max?" Maxcel mengulang ucapan Jeremy menimang-nimang sesuatu.
Sedetik kemudian terdengar gelak tawa dari lawan bicaranya. "Bagaimana bisa kau menyuruh sekretaris mu. Kau pasti menyesal tidak melihat langsung wajah merah Mr. Greg saat kalah tadi. Ku kira kau punya urusan penting sampai melewatkan hal itu. Jadi aku kaget kau tiba-tiba disini saat acara selesai."
![](https://img.wattpad.com/cover/168820028-288-k354081.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Knight (Complete)✓
RomanceBerawal dari liburan 'Selena Maroll' ke pinggiran kota California, saat menikmati liburannya dengan berkeliling ia malah tersesat dihutan terlarang. Penduduk sekitar mengklaim siapapun yang memasuki hutan itu tidak akan bisa keluar. Mengapa? Apakah...