Mata indah itu menembus malam, seirama laju mobil yang ditompanginya. Sesekali Selena melirik Maxcel yang menyetir sambil menggenggam tangannya. Pria itu telah terhitung tiga kali mencium tangannya.
Selena tak banyak bicara. Aneh rasanya jika Maxcel tak bertanya sedikit pun mengenai Jeremy. Dalam hidupnya Maxcel adalah orang yang miskin cinta. Tak heran jika sekalinya mencintai bukan hanya dia yang akan menjadi gila tapi juga seseorang yang dicintainya.
Ckkktttt...
Beruntung mereka memakai sabuk pengaman, dengan sigap Maxcel mengerem mendadak, sebuah mobil menghadangnya dari depan. Hanya ada satu orang yang keluar dari sana. Tak tinggal diam Selena mencari sesuatu yang selalu ia simpan sembunyi dimobil. "Ambil ini." Pistol J770 terlihat seksi di malam hari. Sangat menggairahkan untuk digunakan. Sudah lama ia tidak membunuh. Maxcel memandanginya datar, lalu beralih menatap Selena. Ia sadar, semenjak kehadiran gadis itu dunianya teralihkan untuk hal-hal yang berbau darah.
Pintu mobil diketuk, tanpa berpikir Maxcel menurunkan kaca mobil. Preman itu mengedikkan dagunya ke arah mobil tuannya. Disana, pria bertubuh gempal merokok begitu santai.
Maxcel menyeringai, tapi tidak! Ia tak berselera untuk melepaskan hasrat kegilaannya. Karena waktu bersama Selena adalah hal berharga yang tak akan ia tukar dengan membasmi orang tak penting. Ya, mungkin ia hanya akan bermain.
"Selena kau bawa mobil sendiri. Aku ada urusan."
"Ini." Selena tak sabaran menyodorkan senapan api itu sekali lagi. Maxcel justru mengecup bibir Selena sekilas.
"Akan sangat memalukan jika aku mengambilnya dihadapan orang ini bukan."
Astaga, Selena sebenarnya khawatir namun ia menutupinya. Karena ia tahu luka yang besar akan menjadikan seseorang berubah menjadi kuat. Maxcel? Sudah jelas sosoknya tidak akan mampu dibayangkan oleh orang normal yang hanya berpikiran biasa-biasa saja.
Maxcel terlihat biasa saja berjalan mengikuti orang itu yang menggiringnya. Selena bisa melihat Maxcel duduk di samping seseorang yang belum pernah Selena lihat.
Mobil itu melaju, ingin Selena membuntutinya tapi Maxcel pasti akan marah.
"Kau harus menutup mata mu?" Maxcel melihat penutup mata yang ada ditangan anak buah Mr Greg, ia menyeringai remeh.
"Lakukan jika ingin tangan mu tak memiliki jari." Maxcel berjalan lebih dulu menuju terowongan gelap disebuah gudang tak terpakai.
"Sudahlah tak apa karena dia juga akan memiliki mata yang sebentar lagi akan tertutup." Tepuk Mr Greg dipundak sang kaki kanan, tersenyum licik memandangi punggung Maxcel yang telah menaiki tangga.
Setelah lima belas menit mereka mengikuti jejak Maxcel untuk masuk. Mr Greg hampir saja terjatuh karena tersandung sesuatu begitu melangkah didepan pintu masuk. Di dalam memang gelap. "Hidupkan lampunya." Perintahnya pada anak buahnya yang mulai menyalakan pemantik untuk mencari saklar.
Keterkejutan itu tak bisa disembunyikan. Terhitung lima anak buah Mr Greg telah terkapar dilantai dengan noda darah dan sayatan segar masih menganga.
"Kau menekan gigi mu, apa kau kesal? Kejutan mu cukup mengasyikkan."
Mereka mengalihkan perhatiannya pada pria yang duduk santai di pojok ruangan, merokok dengan kedua kaki diatas meja. Tiba-tiba beberapa orang pria memakai setelan hitam datang mengepung. Berdiri didepan Mr Greg sambil mengarahkan senjatanya masing-masing. Bukannya takut Maxcel malah tertawa, membuat merinding pria paruh baya ber name tag Greg Zionerd tersebut.
"Berapa pengawal yang kau bawa? Dua puluh orang? Itu tidak cukup untuk ku."
"Hentikan senyum remeh mu itu kau membuat ku merasa direndahkan."
Mr Greg tidak pernah berurusan dengan orang seperti Maxcel, tapi bagaimana pun dua puluh orang tak sebanding jika melawan satu orang. Mr. Greg membenarkan jas nya, bergaya sombong adalah ciri khasnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/168820028-288-k354081.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Knight (Complete)✓
RomanceBerawal dari liburan 'Selena Maroll' ke pinggiran kota California, saat menikmati liburannya dengan berkeliling ia malah tersesat dihutan terlarang. Penduduk sekitar mengklaim siapapun yang memasuki hutan itu tidak akan bisa keluar. Mengapa? Apakah...