5. Anjaya

12K 551 33
                                    

Kurang lebihnya begini :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kurang lebihnya begini :v

Ada potongan harga novel Akad

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada potongan harga novel Akad. Harga aslinya 100k jadi 50k, tapi belum termasuk ongkir.
Buat yang mau beli atau tanya-tanya bisa hubungi nomor tertera ya.
0897-5758-096

**

Sepulang sekolah, Candra mengajak Teri, Danur, Petra, Malik, serta Jen ke Kafe Cempaka, tempat biasa anak-anak Anjaya berkumpul. Candra mengenalkan teman-teman barunya kepada anak-anak Anjaya. Jika biasanya Candra datang dengan motor trail-nya, kini dia menggunakan motor CB 200 nya yang berwarna hitam. Waktu sudah menunjukkan pukul empat, dan kafe semakin ramai oleh anggota Anjaya.

"Asyik juga perkumpulan lo, gue boleh gabung nggak?" tanya Teri, merasa tertarik dengan Anjaya.

"Asal lo mau ikut kalau ada lomba balap grasstrack. Gue sih nggak masalah," jawab Candra, "kalaupun nggak mau, ya lo masih boleh kok nimbrung-nimbrung sama kita-kita di sini. Kita mah welcome aja, ya nggak Din?" katanya sambil meminta persetujuan kepada Udin.

"Iya, dong. Kita mah baik sama orang yang juga mau bersikap baik sama kita. Tapi, kita bisa lebih ganas, kalau mereka main-main sama kita."

Tiar datang dengan tergopoh memasuki kafe dan menghampiri mereka. "Gawat, bos!"

"Gawat kenapa? Kucing tetangga lo makan kawat lagi?" tanya Udin dengan gelagat lucunya, membuat beberapa dari mereka tertawa. Tiar menghiraukan candaan Udin barusan.

"Tama sama antek-anteknya datang ke sini. Mereka udah ada di dekat lapangan Gendiwung. Tadi, gue ketemu sama mereka, katanya suruh minta lo kesana."

"Wah, ngajak ribut itu anak!" Ibnu-salah satu anggota Anjaya yang lumayan menjadi kebanggan, bangkit dan bicara marah.

"Eh, Tama siapa?" tanya Jen penasaran.

"Dia selalu gangguin Anjaya. Dia juga punya komplotan di SMA Wijaya. Dia suka cari ribut. Nggak tahu, ada masalah apa, kesel gue!" jawab Udin dengan kesal.

"Kira-kira ada berapa?" tanya Candra.

"Kalo nggak salah kira sekitar 15 orang. Ada yang bawa tongkat baseball, sama stik kasti juga," ucap Tama sambil mengira.

AKAD [Candrasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang