Bismillah.
Jangan lupa vote dan komentar :)**
Bagian 23 Begitu Indah Ciptaan-Nya“Candra?” panggil orang itu membuat Candra dan Nada menoleh ke sumber suara. Candra terpaku di tempatnya karena kedatangan orang tersebut. Sedangkan Nada hanya menatap heran ke arah cowok dengan jaket jin hitamnya itu. Tetapi, dalam batinnya, Nada sedikit merasa was-was, karena takut jika orang itu curiga jika antara Candra dan Nada memiliki hubungan.
“Lo, ngapain?” tanya orang itu, mata hitamnya menatap skeptis kepada kedua orang berbeda jenis kelamin yang dia lihat di depannya.
Candra mendengkus, “Lo lihat, gue lagi bawa troli?”
Orang itu juga tak kalah mendengkus sebal dengan jawaban sinis Candra. “Gue tanya, lo ngapain di sini sama––” lelaki itu menatap Nada dengan kernyitan di dahinya.
Orang itu menatap Nada dari atas hingga bawah. Manis. Batinnya berseru. “Dia cewek lo?” tanya orang itu begitu skeptis hingga kedua alisnya terangkat. Dalam gerak batinnya menabak-nebak siapakah gerangan perempuan berkerudung lebar itu?
“Bukan urusan lo!” Candra menarik lengan Nada meninggalkan orang itu dengan tangan yang satunya lagi mendorong troli. Candra merasa sedikit khawatir saat musuhnya itu bertemu dengan Nada. Candra takut jika Tama akan berbuat sesuatu kepada Nada. Dan Candra takut hubungannya dengan Nada akan tersebar luas. Ya, orang yang memergokinya adalah Tama. Rival sekaligus musuhnya.
Setelah kejadian bertemu Tama tadi, Candra buru-buru membawa Nada pergi ke kasir. Usai membayar, Candra dan Nada meninggalkan mal. Candra dapat bernapas lega saat mereka telah sampai di rumah sebelum azan magrib berkumandang.
Nada sedari tadi bertanya-tanya, sebenarnya Candra kenapa? Mengapa setelah bertemu lelaki tadi, Candra terlihat takut, atau lebih tepatnya khawatir dan gelisah. Saat Candra akan berjalan keluar menuju masjid, Nada bertanya, “Orang yang tadi siapa, Kak?”
Candra mengembuskan napasnya. “Dia Tama. Gue ke masjid dulu.” Setelah mengatakan itu, Candra pergi meninggalkan Nada di rumah. Nada masih bertanya-tanya, siapa Tama itu?
***
Setalah pulang dari masjid, Candra menemukan Nada yang juga baru selesai salat isya. Candra mengganti baju kokonya dengan kaos putih berlengan pendek, serta mengganti sarungnya dengan celana training selutut. Candra merebahkan dirinya di atas sofa sembari memainkan gawainya. Sedangkan Nada tampak terlihat sibuk dengan buku-buku sekolahnya. Nada berjalan menghampiri sofa dimana Candra berada, lantas meletakkan buku-bukunya di atas meja. Kemudian, Nada duduk pada karpet berbulu di lantai.
Anjaya
Tiar: Bos, kapan ke sirkuit?
Ibnu: Iya anjir, tangan gue kaku rasanya kagak maen gas sama belok2in motor di sirkuit.
Bara: Kapan Bos?
Udin: Iya nih, mentang2 pindah sekolah, kumpul Anjaya aja jarang ada waktu ☹
Candra: Sori. Gue akhir2 ini sibuk bgt. Gimana kalo besok pulang sekolah kumpul deh di warung. Sekalian ke sirkuit. Anjir, baru seminggu gue pindah, rasanya kangen sama kalian.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKAD [Candrasa]
SpiritualSudah lengkap di Karyakarsa "Menikah muda untuk ibadah. Untuk menyempurnakan separuh agama. Bukan sekedar bermain cinta remaja." [Nonada Ambarawa] ®15+ [Banyak banget bahasa kasar, ambil positifnya saja, yang negatif jangan diambil] WARNING! Sudah b...