Cerita AKAD sudah selesai di KaryaKarsa. Silakan baca di sana hehe.
Jangan lupa baca cerita baruku KETIKA KITA BERTEMU LAGI.
***
Candra dengan Teri, Malik, Petra, Jen, dan Danur sedang menunggu bel pulang di parkiran dengan menunggangi motornya masing-masing, sebab jam terakhir tadi, kelas mereka kosong. Mereka sudah kelas 12, tetapi, masih terlalu bebas seperti saat masih kelas 11.
Candra yang semula mengotak-atik ponselnya, lantas bersuara. "Eh, habis ini mau ngumpul Anjaya. Lo pada mau ikut kagak?" tanyanya kepada mereka.
"Gue sih ayok!" sahut Teri dan Petra dengan semangat.
"Gue juga ikut, deh," ucap Danur. Sedangkan Malik diam.
"Gue enggak. Gue ada urusan," kata Jen membuat mereka menatap cowok itu dengan kernyitan di dahi. Kecuali Malik yang hanya menatapnya datar seperti biasa.
"Tumben amat? Urusan apa emang?" tanya Petra sembari memasukkan permen pentol ke mulutnya.
Belum sempat Jen menjawab, seorang cewek datang menghampiri cowok itu yang tengah duduk di jok motornya.
"Sayang," panggil cewek itu dengan manja, dan merangkul lengan Jen. Candra mengernyit saat melihat cewek berpotongan rambut ombre tersebut.
"Jen, Gia cewek lo?" tanya Candra terheran melihat teman Alena yang memanggil Jen dengan sebutan sayang. Kali ini, Gia tidak bersama Teresia.
"Kalo iya emang kenapa?" bukan Jen yang menjawab, melainkan Gia.
"Kok lo kenal Gia?" tanya Jen sarkas.
"Dia kan temannya Alena, Jen." Jen mendengus dan mengangguk cuek.
"Ayo, pulang. Udah mulai rame nih," ajak Gia yang masih bergelanyut manja.
"Oh, jadi cewek ini yang buat lo enggak bisa ngumpul sama teman-teman lo?" tanya Danur, lebih merujuk pada sindiran.
"Ya, gitu," jawab Jen seadanya dengan santai. Jen mengenakan helmnya, lantas menyalakan mesin motornya, diikuti Gia yang duduk di jok belakang motor cowok itu.
"Duluan!"
Kemudian, Jen pergi menjalankan motornya, meninggalkan parkiran. Meninggalkan mereka dengan raut wajah yang berbeda-beda.
Candra masih terbengong menatap kepergian Jen yang sudah tidak terlihat lagi. Danur menepuk pundak cowok itu, membuat Candra berjengkit kaget.
"Udah biasa. Dan lo bakal terbiasa sama Jen yang suka gonta-ganti cewek. Paling minggu depan juga udah diputusin sama tu cowok, dan minggu berikutnya udah ada cewek baru lagi," ucap Danur membuat Candra tambah mengernyit.
"Mereka cuma pelampiasan, kan?" tanya Candra kembali memastikan, meskipun dia sudah tahu jawabannya. Danur dan yang lainnya mengangguk. Kecuali Malik yang sedari tadi hanya diam dan datar tanpa ekspresi, memandang mereka tanpa minat.
"Lo pada berangkat duluan, nanti gue nyusul," kata Candra, tak lama setelah mereka saling diam.
"Emang lo mau ke mana dulu?" tanya Teri.
"Gue mau pulang dulu."
"Elah, ngapain segala pake pulang dulu. Malah bolak-balik nanti, Can."
"Gue ada urusan."
"Kayaknya, lo sering banget deh, ada urusan. Urusan apaan, si?" tanya Danur penasaran. Bukan hanya Danur yang penasaran. Tetapi, mereka semua juga penasaran.
"Tau deh, di suruh pulang dulu sama nyokap."
"Ya udah deh, kita ke sana duluan kalo gitu," ujar Teri pada akhirnya. Tak lama, mereka pergi meninggalkan parkiran, meninggalkan Candra sendirian dengan keramaian di sana.
Candra bernafas lega. Kemudian melajukan sepeda motornya ke halte di dekat pertigaan yang akan menuju ke sekolahnya. Saat sampai di sana, Nada belum ada. Akhirnya, Candra memilih duduk di atas motornya dan memainkan gawainya sembari menunggu Nada.
Nada
Udh keluar blm? Gw udh nunggu di halte nih.
Send.
Setelah menunggu sekitar 15 menit. tidak ada balasan pesan dari Nada. Melainkan sepasang sepatu yang dia lihat kini ada di depannya. Candra menarik pandangannya ke atas, dan memperlihatkan wajah manis tanpa ekspresi. Kaku. Kalau saja wajah itu disertai senyum, pasti Candra bisa dibuat meleleh oleh gadis berkerudung lebar tersebut.
"Maaf, kalau kamu nunggu kelamaan," ucap Nada, membuyarkan lamunan Candra. Tanpa menjawab, Candra memberikan helm kepada Nada, yang langsung dipakainya oleh gadis itu.
"Naik!" Nada menurut, dan segera menaiki motor. Kemudian, Candra menjalankan sepeda motornya dengan kecepatan sedang.
Kini, tanpa di suruh lagi, Nada sudah akan langsung berpegangan pada pinggang Candra dengan sendirinya.
"Kamu marah, karena lama nunggu?" tanya Nada saat mereka dalam perjalanan pulang.
Candra melirik Nada dari spion motornya sekilas. "Enggak."
"Kok diam?"
"Terus gue harus ngomong apa? Enggak perlu, kan?" Mendengar ucapan sarkas Candra, membuat Nada memilih untuk diam setelahnya.
Candra kembali melirik spion, melihat raut wajah Nada. Anjir! Kok malah dia yang jadi diam, sih! Gerutunya dalam hati.
"Kok jadi elo yang diam, sih?!" tanya Candra kesal. Nada menatap punggung Candra, menatapnya heran.
"Terus aku harus ngomong apa? Enggak perlu, kan?" Nada balik bertanya dengan bingung disertai kernyitan di dahinya.
"Susah, yah, ngomong sama lo!" Candra mendengus sebal. Nada diam setelahnya. Merasa bingung. Bukankah tadi, Candra sendiri yang bilang tanpa sadar untuk menyuruhnya diam. Kenapa sekarang Candra jadi kesal kepada Nada?
Tak terasa, mereka telah sampai di pelataran rumah sederhana keduanya. Nada turun, kemudian melepaskan helmnya. Sebelum masuk ke rumah, Nada berkata dengan lirih. "Nada suka saat kamu jadi imam." Setelah mengatakan itu, Nada langsung masuk ke rumah dengan sedikit berlari kecil untuk menyembunyikan rona merah di wajahnya.
Candra mengernyit. "Maksudnya?" Candra berpikir agak lama, hingga pada akhirnya, dia tersadar, lantas menyunggingkan senyumnya tanpa sadar.
Candra turun dari motornya, dan masuk ke rumah untuk menaruh helm milik Nada. Setelahnya, Candra kembali pergi meninggalkan rumah, bahkan tanpa pamit kepada sang istri.
Saat baru beberapa meter Candra menjalankan motornya, Candra harus kembali menghentikan motornya itu. Candra menegang di tempatnya saat melihat beberapa orang di hadapannya, yang menatap Candra dengan kernyitan dahi dan wajah berang mereka. Candra tahu arti tatapan itu. Candra harus apa sekarang?
**
Cerita AKAD sudah selesai di KaryaKarsa. Silakan baca di sana :)Jangan lupa baca cerita baruku KETIKA KITA BERTEMU LAGI.
Rabu, 27 November 2019
Si Candra kenapa si nyuruh diem, giliran udah diam sebel sendiri :v
Btw siapa itu?
Kok Candra tegang?
Tebak dong 😂
Lanjut?
KAMU SEDANG MEMBACA
AKAD [Candrasa]
SpiritualSudah lengkap di Karyakarsa "Menikah muda untuk ibadah. Untuk menyempurnakan separuh agama. Bukan sekedar bermain cinta remaja." [Nonada Ambarawa] ®15+ [Banyak banget bahasa kasar, ambil positifnya saja, yang negatif jangan diambil] WARNING! Sudah b...