Arteria dan Candra
**Azan dzuhur berkumandang hingga terdengar ke telinga Candra yang sedang berjalan menuju kantin. Saat melewati masjid, dia memandang ke arah masjid sebentar, kemudian dia teringat akan ucapan dari Ustadz Fakih.
"Menikah itu untuk menyempurnakan separuh agama. Namun, shalat adalah yang paling utama dalam Islam. Pasti kamu sudah tahu, jika shalat adalah tiang agama. Di situ diartikan bahwa dengan shalat, berarti kita sudah menjalankan satu yang menjadi tiang kehidupan. Jika satu tiang itu tidak benar dan rapuh, maka akan roboh seluruh bangunan dan pondasi kehidupan itu sendiri. Maka jika kamu hendak menilai seseorang, maka nilailah dari shalatnya.
Dan saat hari kiamat nanti, shalatlah amalan yang pertama kali akan dihisab oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda dalam Hadis Riwayat Ahmad, Tirmizi, An-Nasai, dan Ibnu Majah disebutkan : Perjanjian antara kami dan mereka (yaitu orang kafir) adalah shalat. Barang siapa meninggalkannya maka dia telah kafir."
"Guys, mending kita shalat dulu deh, sebelum ke kantin," cetus Candra tiba-tiba membuat semua temannya berhenti berjalan, lantas semuanya menatap heran ke arah cowok itu.
Candra mengernyit. "Kenapa pada liatin gue kaya gitu?"
"Enggak. Tumben banget lo ngajakin shalat." Danur berbicara dengan sesekali menggaruk tengkuknya yang memang gatal.
"Udah, ayo shalat. Selama ini gue udah terlalu larut sama urusan dunia, sampe lupa sama urusan akhirat." Ucapan Candra tadi membuat semua teman-temannya tambah terpengarah.
"Kok, lo jadi berubah gitu?" tanya Jen. Termasuk Malik, yang kini ikut menatap Candra dengan kening berkerut.
"Apa salahnya? Kan gue berubah ke arah yang baik, bukan ke hal yang buruk."
"Iya udah, sana lo pada shalat." Petra menyuruh mereka untuk shalat. Petra dan Teri tidak shalat, karena Teri dan Petra berbeda keyakinan dengan mereka. Agama mereka berdua Kristen Protestan. Selama mereka berteman, mereka tidak mempermasalahkannya. Toh selama ini tidak ada yang menyinggung masalah keyakinan. Pikir mereka, selama mereka bersikap solidaritas dan toleransi, keadaan pertemanan mereka akan baik-baik saja.
"Iya udah, ayo, udah lama banget gue juga enggak shalat." Danur berjalan duluan menuju masjid, yang diikuti oleh Candra, Jen, serta Malik. Sedangkan Petra dan Teri pergi terlebih dahulu menuju kantin.
Candra dan ketiga temannya menuju tempat wudu laki-laki. Candra merasa asing, seperti ada sebagian dirinya yang hilang selama ini, dan kembali lagi. Dia merasa asing dengan tempat yang dia pijak saat ini. Hatinya bergetar, mengingat selama ini, dia telah berjalan terlalu jauh meninggalkan Tuhannya. Dia merasa hina. Hatinya tersentuh saat mendengar suara adzan berkumandang dengan begitu merdunya. Hatinya kembali teriris mengingat selama ini dia terlalu sombong, karena Allah sudah memanggilnya, namun dia malah lalai dengan mengabaikan panggilan dari-Nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKAD [Candrasa]
SpiritualSudah lengkap di Karyakarsa "Menikah muda untuk ibadah. Untuk menyempurnakan separuh agama. Bukan sekedar bermain cinta remaja." [Nonada Ambarawa] ®15+ [Banyak banget bahasa kasar, ambil positifnya saja, yang negatif jangan diambil] WARNING! Sudah b...