Bismillah.
Maaf, yang di Wattpad belum revisi, masih acak-acakan, banyak typo dan sebagainya. Untuk bacaan yang lebih tapi, bisa melipir ke Karya Karsa.
Username : Windiisna
...
Keesokkan harinya, Candra dan Nada sudah berangkat menggunakan mobil baru pemberian Hendra. Lexus hitam baru pemberian Hendra sudah ada sejak tadi pagi di depan rumahnya. Nada masih merasa canggung karena sedari tadi malam, Candra masih banyak diam, dan bicara hanya seperlunya. Sekalinya bicara, perkataannya ketus. Membuat Nada jadi merasa rikuh untuk banyak bertanya.
"Mobil baru, lo bro?" tanya Danur saat menghampiri Candra yang baru keluar dari mobil. Sedangkan Nada sudah pergi sejak tadi, takut ada banyak murid yang melihatnya keluar dari mobil seorang Candra, si kakak kelas baru yang banyak diidamkan para kaum wanita.
"Iya," jawabnya ketus.
"Wes, santai bwang. Kenapa tuh muka asem banget?" tanya Danur menyenggol lengan Candra.
"Tau deh, males gue." Setelah mengatakan itu, Candra berjalan meninggalkan Danur.
"Eh! Abwang ganteng tunggu!" pekik cowok jangkung itu membuat Candra bergidik ngeri dan mempercepat langkahnya karena ditatap oleh beberapa orang dengan tatapan geli.
******
Hingga waktu shalat dzuhur tiba, Candra berpapasan dengan Nada yang akan pergi ke masjid. Nada sempat melirik cowok itu, akan tetapi, Candra melengos begitu saja seperti tidak melihat keberadaan Nada.
Mengetahui Candra masih mendiamkannya yang entah karena kesalahan Nada yang mana, Nada memilih menunduk saat Candra memilih memalingkan pandangannya. Nada bingung, kenapa Candra seperti sedang marah kepada Nada? Sedangkan Nada sendiri tidak tahu kesalahan apa yang telah ia perbuat.
Sepulang sekolah, Nada pergi keluar dari gerbang SMA Nusantara sendirian, sedangkan Sekar ada latihan Paskibra. Tiba-tiba, di luar gerbang SMA Nusantara, ada seorang lelaki berseragam identitas berbeda dengan SMA Nusantara, yang menghentikan Nada.
"Tunggu!" Nada melihat seragam cowok itu, dan Nada baru ingat, jika itu seragam identitas SMA Wijaya.
Nada melihat penampilan cowok itu yang urakkan, tetapi, tidak berani menatap matanya.
"Kenapa?" tanya Nada dengan suara pelan, karena suaranya terkalahkan oleh bisingnya lalu lalang kendaraan.
"Boleh gue kenal sama lo?"
"Tanyakan itu pada yang lebih berhak atas diriku." Setelah mengatakan itu, Nada pergi.
"Lo yang di mal sama Candra, kan?" tanya cowok tersebut, membuat Nada menghentikan langkahnya, lantas berbalik.
Nada mengernyit tidak paham. Bagaimana cowok itu tahu jika Nada pernah pergi ke mal bersama Candra, sedangkan mereka tidak saling kenal.
"Mungkin kamu salah orang," jawab Nada berusaha menghindar, dan berjalan meninggalkan cowok itu.
"Eh, tunggu!" cowok berseragam identitas SMA Wijaya itu menarik ujung ransel milik Nada, membuat Nada mau tidak mau, menghentikan langkahnya dan berbalik untuk yang kedua kalinya.
"Lo pacarnya Candra, kan?" ucapan laki-laki itu tadi menyita perhatian beberapa orang, terutama para siswi SMA Nusantara yang kemungkinan adalah penggemar Candra. Sebab tatapan mereka layaknya orang tidak suka kepada Nada.
Nada diam mematung. Bingung ingin mengatakan apa. Nada mengedarkan pandangannya ke sekeliling, dan melihat tatapan beberapa siswi kepadanya yang terlihat mencemooh serta meremehkan.
"Mana mungkin cewek kuno kayak dia pacarnya Kak Candra," bisik salah seorang gadis kepada temannya. Hal itu dapat Nada dengar. Akan tetapi, Nada berusaha untuk mengabaikannya dan menganggapnya angin lalu saja.
"Mungkin kamu salah orang," cicit gadis berkerudung lebar itu, sembari menggulir gelang di tangan kanannya untuk menghilangkan rasa gugup yang mendera.
"Nama lo siapa?" seolah ucapan Nada tadi adalah angin lalu, cowok tersebut kembali bertanya.
"Maaf, tapi---" Nada begitu gugup dan takut ada di sana. Berharap seorang malaikat penolong datang membantunya.
"Pokoknya, gue yakin kalo lo pacar Candra. Selama ini, gue kenal Candra, kala deket cewek pasti pacarnya." Cowok itu seolah tidak peduli, dia terus memojokkan gadis itu.
"Jangan ganggu dia!" tegas seseorang yang baru saja keluar dari mobilnya, dan langsung menghampiri Nada. Nada melihat orang itu yang ternyata adalah Candra. Nada menunduk sembari memilin jemarinya sendiri. Dengan adanya Candra di sini, akan membuat masalah tambah runyam.
Karena suasana sekeliling yang mulai ramai oleh beberapa siswi yang menonton. Di sana juga ada teman-teman Candra yang menatap sengit kepada lawan bicara Candra yang tak lain adalah Tama.
Tanpa menunggu apapun lagi, Nada memilih pergi dari sana dengan berjalan cepat. Hampir saja Nada tersandung saat berjalan dengan cepat. Hati gadis itu bergemuruh, takut orang-orang akan tahu jika Nada memiliki hubungan dengan Candra. Nada takut orang-orang berspekulasi mengenai hubungannya dengan Candra. Nada hanya tidak ingin terkena masalah.
Entah sudah berjalan sejauh mana Nada melangkah. Yang jelas, menjauhi keramaian. Menghindari permasalahan.
Sedangkan di sisi lain, Candra menatap lawan bicaranya dengan sengit.
"Tama! Lo itu mau ngapain si, ganggu hidup gue terus? Bukannya lo bilang setelah lo kalah balap sama gue, lo enggak bakal ganggu hidup gue dan Anjaya lagi?! Mau lo apa, bangsat?!!" Candra menarik kerah baju Tama.
Tama langsung menepis tangan Candra dari kerah lehernya.
"Santai, Bro! Gue enggak gangguin lo, gue cuma deketin cewek. Dan itu enggak ada hubungannya sama lo. Gue nggak ganggu hidup lo, asal lo tahu!"
"Eh, jelas-jelas lo gangguin cewek tadi, goblok!" ujar Teri ngegas.
"Yang gue gangguin itu cewek tadi, bukan lo!" ucap Tama sembari jemarinya menunjuk wajah Candra, yang langsung di tepis oleh lelaki penyuka grasstrack itu.
"Lo gangguin dia, artinya lo mengusik gue, Tama. Awas lo!" tunjuk Candra dengan kilatan amarah di matanya. Tanpa menunggu lagi, Candra langsung masuk ke lexus hitamnya, kemudian melesat begitu saja tanpa mempedulikan teman-temannya. Karena yang terpenting sekarang adalah dimana keberadaan Nada. Jika sampai dia tidak tahu dimana Nada berada, dan para orang tuanya tahu, maka tamatlah riwayatnya.
Sementara Teri menghampiri Tama yang masih berdiri di sana.
"Lo tuh jadi cowok jaga omongan lo, jaga janji lo! Lo cowok tapi janji lo kayak banci tau nggak! Tukang ingkar! Malu dikit lah..." Teri berdecih di sana menatap Tama remeh.
Sedangkan Tama sudah mengepalkan tangannya geram dan menahan amarahnya yang mendera.
Rabu, 11 Desember 2019
Ada voucher buat baca di Karya Karsa.
Ada beberapa yang harga asli 2.500. Dapat voucher 1.500. Yang artinya kamu cukup bayar 1.000
Lumayan banget, kan?
Read this👇
KAMU SEDANG MEMBACA
AKAD [Candrasa]
SpiritualSudah lengkap di Karyakarsa "Menikah muda untuk ibadah. Untuk menyempurnakan separuh agama. Bukan sekedar bermain cinta remaja." [Nonada Ambarawa] ®15+ [Banyak banget bahasa kasar, ambil positifnya saja, yang negatif jangan diambil] WARNING! Sudah b...