26. Pada Akhirnya Jujur

10.5K 522 64
                                    

Assalamu'alaikum.

Cerita AKAD sudah bisa dibaca lengkap di Karya Karsa.

Dan, ada project baru. Nantinya kalian bisa menikmati ceritanya versi audiobook di POGO FM.

***

Bagian 26 Pada Akhirnya Jujur

Suasana ruang tamu berukuran sedang itu terasa begitu mencekam. Candra duduk di hadapan beberapa orang di sana, yang menatapnya dengan pandangan penuh tanya. Setelah dia berniat untuk pergi berkumpul dengan Anjaya, lagi-lagi harus dibatalkan. Karena ada hal yang lebih serius, yang harus dia urus saat ini. Yaitu mengurusi Teri, Danur, Petra dan Malik yang kini duduk di hadapan Candra. Sedangkan Jen pergi bersama Gia.

Nada datang dengan membawa nampan berisi beberapa gelas minuman untuk para tamu itu dengan canggung. Setelah meletakkannya di meja, Nada kembali ke dapur.

“Jadi, ada hubungan apa, lo sama Nada?” tanya Petra dengan sangat penasaran. Kini, cowok yang biasanya penuh humor itu berbicara serius.

“Iya. Kok lo bisa nganterin Nada pulang? Bahkan di rumah Nada enggak ada orang. Dan lo berani ke sini? Bahkan masuk ke rumah Nada? Lo ngapain Nada?” tanya Danur beruntun.

“Gue akan jelasin semuanya, tapi gue mau ngomong dulu sama Nada sebentar,” balas Candra menatap teman-temannya. Sungguh, semuanya menjadi rumit setelah Candra mengenal Nada. Tapi bukan berarti dia boleh sewenang-wenang menyalahkan gadis itu.

“Buat apa? Lo mau curi kesempatan lagi, buat deketin Nada?” tanya Malik. Semuanya dibuat tercengang.

Candra lupa satu hal, Malik suka Nada, begitulah kata teman-temannya.

“Kalian jangan salah paham dulu sama gue. Seharusnya kalian enggak berpikiran dangkal begini. Kalian seharusnya tahu, Nada cewek kayak apa. Lo pada seharusnya tahu, Nada enggak mungkin ngelakuin hal senonoh kayak apa yang kalian pikirkan,” ucap Candra yang masih menahan diri untuk tidak marah karena terus dipojokkan.

“Bukan Nada yang ngelakuin hal senonoh. Tapi, lo,” jawab Malik datar dan dingin. Candra menghela napas pelan. Lantas berdiri dari duduknya, hendak menghampiri Nada di dapur, tanpa menghiraukan teman-temannya yang terus menyalahkan Candra. Candra masih menahan diri untuk tidak tersulut emosi.

“Nada ...” Nada yang sedang mencuci daging ayam, berbalik menatap Candra dengan tatapan melas setelah mencuci tangannya. Raut wajahnya sarat akan kekhawatiran mendalam.

“Lo, keberatan kalau semisal gue cerita tentang hubungan kita sama teman-teman gue?”

Nada menunduk lama. Tetapi kemudian mengangguk. “Lebih baik jujur sekarang, daripada terus menimbun kebohongan yang pasti berakhir dosa.” Mendengar jawaban Nada, Candra menyunggingkan senyumnya. Tanpa sadar, tangannya terulur untuk merengkuh gadis berkerudung lebar itu. Awalnya Nada mematung karena kaget akan perlakuan Candra. Akan tetapi, lamat-lamat tangannya ikut terulur untuk membalas pelukan suaminya.

Mereka berdua hanyut akan rengkuhan nyaman yang mereka ciptakan tersebut. Tidak ingin beranjak dari zona nyaman yang membuat Nada merasa hangat dan dilindungi.

“Can! Kok la––ma,” ucapan Teri terputus saat melihat pemandangan di depan matanya. Tubuhnya kaku dan mematung. Di belakang Teri ada Danur, Malik, dan juga Petra.

“Candra!” tegur Teri. Candra langsung melepaskan pelukannya dengan Nada saat mendengar seseorang memanggilnya. Candra menatap teman-temannya. Berusaha tetap bersikap santai, meskipun dalam hatinya sudah tidak karuan.

“Bisa, lo jelasin semuanya sekarang?” tanya Teri datar dan terkesan memaksa. Teri juga dibuat kesal oleh perilaku Candra yang menurutnya semena-mena kepada Nada. Meskipun Teri akui, Nada juga terlihat menikmati pelukannya dengan Candra.

AKAD [Candrasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang