24. Imam Yang Sesungguhnya

10.7K 507 26
                                    

Bismillah.
Jangan lupa vote dan komentarnya :)
Cerita Akad sudah lengkap di KaryaKarsa :)

Jangan lupa vote dan komentarnya :)Cerita Akad sudah lengkap di KaryaKarsa :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**

Bagian 24 Imam Yang Sesungguhnya

Candra mengerjapkan matanya, serta menggeliatkan tubuhnya yang sedikit kaku. Saat melihat jam dinding, ternyata sudah pukul lima waktu subuh. Candra melotot karena kesiangan, tidak salat tahajud, dan tidak pergi ke masjid. Entah mengapa, dan entah sejak kapan, pukul 5.00 waktu subuh termasuk kesiangan dalam kamus Candra. Ada sedikit rasa cemas saat dia tidak pergi ke masjid. Padahal dulunya, Candra sangat enggan untuk sekadar salat, apalagi pergi ke masjid. Candra melihat Nada yang baru selesai melipat mukena. Dan entah bisikan dari setan mana, hingga Candra menatap Nada dengan iri. Iri karena selama ini tidak pernah bangun pagi untuk melaksanakan kewajibannya sebagai muslim. Iri karena Nada yang taat agama, sedangkan dirinya sangat jauh dari suasana rohani. Dan entah sejak kapan, mengenal Nada, membuat Candra sedikit merasa beruntung.

“Kok lo enggak bangunin gue?”

“Biasanya juga bangun sendiri, kan?”

Candra mendengkus sebal. “Okey, mulai besok, kalau gue kesiangan, lo harus bangunin gue!” Nada mengangguk lantas keluar kamar. Diam-diam, gadis itu menyunggingkan senyumnya. Candra sudah mulai berubah. Dan Nada senang akan hal itu.

Usai salat, Candra mengecek kembali tugas sekolahnya.

“Anjir! Gue belum selesai nulis!” Candra menepuk jidatnya.

Saat mencari buku tugasnya, bukunya tidak ada di meja. Dan mejanya sudah tidak berserakan seperti tadi malam. Lantas, cowok itu mengobrak-abrik tasnya. Melihat buku sosiologinya, dan ternyata, tulisannya sudah selesai.

Candra mengernyit saat tahu pekerjaannya telah selesai. Padahal semalam, masih banyak yang belum dia tulis. Tulisan tangannya agak berbeda. Candra tebak, pasti Nada yang telah menyelesaikannya. Candra menyunggingkan bibirnya membentuk lengkung yang dapat melukiskan banyak hal.

Dan tanpa mereka sadari, mereka menyunggingkan senyum meski dengan sebuah hal kecil, tetapi manis menurut mereka.

***

“Hari ini kita masih berangkat pakai motor, besok pakai mobil,” ujar Candra saat mereka sedang sarapan nasi goreng buatan Nada pada meja makan sederhana di dapur rumah mereka.

Nada mengernyit, “Mobil?” tanyanya.

Candra mengangguk, “Gue minta mobil sama Papa.”

AKAD [Candrasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang