"Aku mau pulang.." kata Nada dengan lirih dan menunduk. Candra melirik Nada melalui spion dalam mobil. Candra menatap gadis itu sendu. Tetapi, tanpa diminta lagi, Candra membelokkan arah menuju rumah baru mereka. Sedangkan Maghia, gadis berambut ombre itu sedari tadi hanya diam saja, sibuk dengan ponsel pintarnya.
***
Sesampainya di pelataran rumah, Candra memarkirkan mobilnya, lalu keluar dari mobil. Begitu juga dengan Nada dan Maghia. Gadis tak berkerudung itu mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru rumah baru Candra. Komplek perumahannya tidak ramai, tetapi juga tidak bisa dikatakan sepi."Kalian bener-bener tinggal berdua di sini?" tanya Maghia sedikit tidak percaya. Mereka laki-laki dan perempuan, dan hanya berdua. Bukan tidak mungkin terjadi apa-apa dengan mereka berdua. Jantung gadis itu berpacu cepat, tak bisa membayangkannya. Ada setitik rasa nyeri di lubuk hatinya.
"Ya bener, masa salah." Jawab Candra cuek, sembari berjalan beriringan memasuki rumah minimalis itu.
"Apa terjadi sesuatu sama kalian?" Maghia kembali bertanya. Mendengar pertanyaan Maghia barusan membuat langkah Nada yang ada di depannya berhenti, tetapi tidak membalikkan badannya. Begitu juga dengan Candra yang menghentikan langkahnya, menatap Maghia dengan spontan.
"Maksud lo?" tanya cowok beriris hitam itu dengan menaikkan satu alisnya.
"Ya kan kalian cuma berdua, laki-laki dan perempuan, enggak mungkin kan enggak terjadi apa-apa sama kalian berdua?" ujar gadis itu ragu-ragu.
"Gue nggak maksud apa kata lo." Candra berjalan meninggalkan Maghia. Candra tahu apa yang Maghia tanyakan, tapi, Candra berusaha mengabaikan pertanyaan gadis itu.
Tanpa di duga, Candra berjalan ke depan, kemudian merangkul bahu Nada yang tadi diam berdiri di sana. Perlakuan Candra itu membuat Nada terkejut, begitu juga dengan Maghia.
Kenapa seolah-olah Candra menunjukkan hubungan kehangatannya dengan Nada di hadapan Maghia? Mungkin, Candra memang diam tak menggubris pernyataan cinta Maghia. Tapi, bukan begini cara membuat Maghia patah hati. Candra menarik Maghia dari lubang bernama patah hati, tapi, Candra juga yang membuatnya patah untuk kedua kalinya.
Setelah di dalam rumah, Candra langsung melepaskan rangkulannya pada Nada, dan tanpa bicara apapun lagi, Candra berjalan menuju kamarnya. Sedangkan Nada berjalan menuju dapur untuk memasak bahan seadanya, karena tadi tidak jadi makan di luar. Nada mulai mencuci bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit. Mungkin kali ini kembali dengan menu seperti tadi pagi, yaitu nasi goreng tanpa kecap kesukaan Candra.
Nada melirik Maghia yang datang, dan duduk di bangku pantri. Tetapi, selama duduk di sana, gadis berambut ombre itu hanya diam dan melamun. Bahkan hal itu terjadi hingga Nada selesai memasak. Nada meletakkan tiga piring nasi goreng di meja makan, kemudian berjalan menghampiri Maghia. Nada menepuk pundak gadis itu.
"Kamu kenapa?" tanya Nada dengan pelan. Maghia berjengkit terkejut.
"Candra suka sama lo. Gue kira hatinya masih sama Alena." Ucapnya dengan pandangan kosong.
"Kenapa kamu bilang begitu?" tanya Nada mengernyit.
"Lo tahu kalau cewek yang tadi Candra tolongin mati-matian itu mantannya Candra?" Nada diam tidak menjawab, tidak mengangguk, juga tidak menggeleng.
"Gue kira Candra masih cinta sama Alena. Tapi setelah tadi gue lihat perilaku Candra ke elo, kayaknya gue salah. Candra udah suka sama lo, Nada." Tambahnya. Entah harus bagaimana Nada menyikapi perkataan Maghia barusan. Karena sejujurnya, antara Nada dan Candra sendiri masih abu-abu. Mungkin statusnya sudah jelas, tapi perasaannya masih belum ada yang tahu. Masih terlalu abu-abu.
"Jujur sama gue, lo sama Candra udah pernah ngelakuin hubungan suami istri?" tanya gadis itu begitu frontal. Nada menatap Maghia dengan tidak percaya. Kenapa Maghia seolah-olah ingin tahu segala sesuatunya tentang Candra dan Nada? Apa setiap yang mereka rasakan dan lakukan harus Maghia ketahui?
KAMU SEDANG MEMBACA
AKAD [Candrasa]
SpiritualSudah lengkap di Karyakarsa "Menikah muda untuk ibadah. Untuk menyempurnakan separuh agama. Bukan sekedar bermain cinta remaja." [Nonada Ambarawa] ®15+ [Banyak banget bahasa kasar, ambil positifnya saja, yang negatif jangan diambil] WARNING! Sudah b...