chapter three :
fault...
Suara statis mulai terdengar melalui in-ear yang dikenakan Felix, membuat lelaki itu pelan-pelan membuka mata.
Hal pertama yang Felix lihat setelah ia membuka mata, karena ia duduk tepat di sebelah jendela, adalah keadaan di luar sana.
"Kepada seluruh panitia, saya ulangi kepada seluruh panitia. Semuanya aman?"
Suara Pak Chan selaku ketua panitia acara perkemahan ini terdengar melalui in-ear yang ia gunakan.
Satu per satu kakak kelasnya yang menjadi ketua masing-masing bus terdengar membalas pertanyaan itu, sementara Felix menegakkan badan dan kedua matanya mulai menelusuri keadaan di luar sana.
Langitnya gelap sekali, nyaris seperti sore hari. Sekali dua kali terdengar suara gemuruh yang mengerikan, tanda hujan badai akan turun sebentar lagi.
Felix memperhatikan pepohonan yang baru saja dilewati tadi, ranting-rantingnya bergoyang mengerikan seperti terkena angin ribut.
"Pengumuman untuk seluruh panitia, terlebih-lebih kepada panitia guru. Perjalanan kita masih dua jam lagi untuk sampai di tempat tujuan. Kita akan tiba di tempat pemberhentian selanjutnya sekitar tiga puluh menit lagi. Dikarenakan masalah cuaca yang tidak terduga, mohon amankan para anak murid dan pastikan tidak ada yang terpisah di tempat pemberhentian nanti."
Felix tampak menelan ludah gugup. Ia khawatir, tentu saja, karena hal seperti ini tidak seharusnya terjadi.
Bahkan sudah ada tim Kak Woojin yang bertugas memantau ramalan cuaca. Ini tidak seharusnya terjadi.
Di tengah-tengah pikiran lelaki itu yang mulai kacau, ia mendengar suara tepukan di sandaran bangkunya disertai suara setengah bisikan di dekat kepalanya.
"Aussie, kumpul di belakang."
Felix menoleh dan mendapati bahwa Kak Changbin-lah yang tadi menepuk kursinya sebelum berjalan pergi mencari panitia murid yang lain.
Ia akhirnya berdiri, berhati-hati keluar dari tempat duduknya takut menyenggol Chaeyoung yang masih terlelap di sebelahnya.
Di belakang, sudah ada Haechan, teman sekamarnya, yang juga termasuk panitia. Juga ada beberapa panitia murid lainnya seperti Seoyeon dan Bomin yang sedang berbincang dengan raut wajah khawatir.
"Haechan," sapanya singkat sambil duduk di sebelah lelaki itu. "Kenapa kita disuruh kumpul disini?"
"Katanya ada amanat dari Pak Chan untuk panitia murid," balas Haechan. "Parah banget anjir, beberapa hari kering kerontang, pas kita jalan pake bus besar banjir pulak."
Felix mengangguk-angguk, alisnya sedikit berkerut karena kebingungan mencerna perkataan lelaki itu yang terlalu cepat.
"Pengaruhnya apa kalau hujan sekarang?" tanyanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Roll Out The Red Carpet | 00line
Mystery / Thriller[COMPLETED] The jackals never thought their school trip would turn into a major disaster. From the disappearance of a junior school nurse to providing hospitality for visiting jackals, no one knows what's about to come. Highest ranks : #2 in chael...