chapter twenty-one

1.6K 307 25
                                    

chapter twenty-one :prints

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

chapter twenty-one :
prints

...

Sunwoo memarkirkan mobilnya asal di rerumputan.

"Disini?" tanya Chaewon, menunjuk pada sebuah vila besar yang nyaris hangus, terasingkan sebagai satu-satunya bangunan disana.

"Kita ditahan disini," jelas Sunwoo sambil mencabut kunci mobilnya.

Keenam remaja itu melompat turun dari mobil, menatap bangunan di depan mereka itu ngeri.

"Hyunjin sama Jaemin, kayaknya ini tugas kalian," cengir Sunwoo dengan wajah tidak bersalah.

Jaemin mendengus. "Wah anjing, mentang-mentang aing uda baikan dikit langsung aja kalian suruh-suruh ya. Harus yaoi-an bareng Hyunjin lagi, mohon kuatkan hambaMu ya Tuhan."

"Gimana lagi, cuma lo yang bisa angkat yang berat-berat tanpa kesulitan dan cuma Hyunjin yang bisa ngelindungin lo dari reruntuhan," jelas Chaewon geli. "Sisanya serahkan ke gue sama Felix."

Jaemin dan Hyunjin terpaksa setuju harus lengket pada satu sama lain dan berjalan mendekati bangunan itu.

Keduanya berdiri di depan pintu masuk yang lapuk setelah dilalap api sebelum berbalik kepada yang lainnya, yang berdiri tak jauh dari sana.

"Dobrak pintunya!" seru Felix.

Hyunjin memutar bola mata dan menendang pintu itu kuat-kuat, mengagetkan Jaemin yang langsung lari tunggang-langgang.

"Lo laki atau bukan?"

Jaemin mengerutkan wajahnya, sengaja memasang ekspresi jelek kepada sahabatnya itu sebelum berjalan mendekat. "Lindungin gue, gue gamau tahu. Lo mati atau engga, yang penting gue aman."

"Gua tinggalin di dalam mampus," seloroh Hyunjin sambil menyerobot masuk ke dalam, mengaktifkan perlindungannya di atas kepalanya.

Jaemin mau tidak mau terpaksa harus berdempetan dengan Hyunjin kalau ingin selamat. Padahal bau ketek.

Keduanya mulai masuk dan melihat-lihat. Berbagai bahan potongan kayu dan bebatuan konstruksi yang runtuh ketika dimakan api tersebar memenuhi lantai.

Sekilas, terlihat seperti mereka tidak akan mendapatkan apa-apa dari ini. Tetapi ketika Jaemin mulai menggunakan kekuatannya untuk memindahkan barang-barang di lantai itu, ia mulai melihat perabot. Perabot yang sudah hangus, tentu saja, tetapi kebanyakan bagian luarnya saja.

"Gue bakal pindahin lemari ini ke depan, jagain gue," katanya pada Hyunjin sebelum mulai menatap kosong ke depan.

Lemari berat itu perlahan-lahan mulai terangkat dari lantai dan melayang di udara, keluar melalui pintu.

Jaemin berkedip sekali, dan terdengar bunyi benda berat terbanting di luar.

Keduanya mulai melihat-lihat lagi. Jaemin melihat bagian dapur dan ruang tamu, tetapi hasilnya nihil. Sepertinya petunjuk yang mereka dapatkan akan sangat minim.

[2] Roll Out The Red Carpet | 00lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang