chapter thirty-four

1.3K 278 75
                                    

chapter thirty-four :finale part

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

chapter thirty-four :
finale part. 2

...

"Jadi kalian... berniat menggangguku... ?"

Chaeyoung memekik tinggi ketika cahaya kuning dari apinya menyinari wajah menyeringai itu.

Pekikan itu memancing kepanikan semua orang, dan dengan mudahnya kelima remaja itu berpencar.

"Kalian... bocah-bocah menjijikkan...!" jerit sosok itu dengan suara melengking tinggi, melangkah keluar dari persembunyiannya di balik tirai.

Jaemin yang tengah berlari, sempat menoleh ke belakang, dan jujur saja melihat sosok jelek ringkih itu dilatarbelakangi terang bulan dan cahaya petir sukses membuat bulu kuduknya meremang.

Jaemin mempercepat larinya, membelok asal ke arah kanan sementara ia lihat yang lain berlari ke lorong kiri.

Heejin yang hendak berputar ke arah kiri, melihat lelaki itu pergi ke arah berlawanan dan tanpa sadar mengumpat dalam hati.

Jaemin bodoh, itu kan lorong buntu??!

Heejin buru-buru mengambil sebuah bingkai foto kecil dari dinding, lalu melemparkannya ke sosok itu.

Seharusnya ia tidak melakukan hal tersebut, karena bukannya melumpuhkan, perbuatannya malah memancing kemarahan yang lebih dalam dari wanita kurus berbaju putih itu.

Ia menjerit pilu, nyaris meraung dengan suaranya yang parau dan melengking. Kedua matanya yang cekung ke dalam menatap nyalang Heejin, sebelum ia bergerak mendekatinya.

Yah gimana, Heejin panik.

Dan parahnya, ia malah berlari menyusul Jaemin.

Sosok itu berjalan terseok-seok menyusul Heejin, namun gadis itu adalah seorang pelari handal.

Dengan cepat ia berlari sampai ke ujung lorong, tetapi belum sampai ke sudutnya, ia terjerembap duluan.

"Akh!" Heejin mengerang kesakitan, memegang kepalanya yang tergetok lantai marmer.

Belum sempat ia memfokuskan pandangannya yang kabur, lengannya dicengkram kuat dan ia ditarik ke pelukan seseorang.




"Ak-"




Mulutnya dibekap.


"Hee, ini Jaemin. Diem. Diem jangan gerak dulu."

Heejin menurut. Ia diam terpaku, membiarkan Jaemin membekap mulutnya.

Pemuda itu sendiri menahan napas, berusaha untuk menyembunyikan kedua tubuh mereka di balik pot bunga.


"Kalian... suka bermain petak umpet...?" tanya wanita itu sambil menyeret-nyeret kakinya. "Aku juga suka lho..."


[2] Roll Out The Red Carpet | 00lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang