chapter twenty-three

1.5K 295 18
                                    

chapter twenty-three :jaemin, open up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

chapter twenty-three :
jaemin, open up

...

"Gue baru aja selesai teleponan sama Sunwoo," kata Nakyung, menghempaskan tubuhnya di sebelah Jeno.

"Hm, katanya apa?" tanya Jeno sambil menarik permen tangkai dari mulut gadis itu.

Nakyung mengerutkan hidung jijik ketika lelaki itu memasukkan permen susu miliknya ke dalam mulut. Gadis itu merogoh saku roknya, mengeluarkan sebatang coklat dan merobek bungkusannya.

"Gue uda kasih tahu dia tentang drone-nya yang lowbatt, dia suruh lo mendarat di atas mobil dan matiin controller-nya," jelas Nakyung sambil mengunyah coklatnya. "Dan mereka uda setengah jalan."

Jeno mengangguk, bergegas melakukan hal yang dimaksud Nakyung.

"Uda jam setengah delapan," kata gadis itu sambil menidurkan kepalanya ke senderan sofa. "Kapan lo sama Heejin bakal balik ke Roslin?"

"Tunggu Jaemin sama Hyunjin," jawab lelaki itu singkat, mematikan controller-nya dan meletakkannya di atas meja kopi.

"Mereka bakal lama sampainya, lo tahu itu kan?" tanya Nakyung lagi, menggigit batangan coklatnya dengan malas. "Atau lo bisa pulang duluan bareng Heejin?"

Jeno manggut-manggut sebelum bergeser mendekati gadis itu. "Ngomong-ngomong, apa lo tahu cerita tentang Gowon sama Haechan?"

"Hm," angguk Nakyung. "Fakta menarik, Haechan sama Gowon dua-duanya itu bukan nama asli mereka."

Jeno mengangkat sebelah alisnya kaget.

"Nama asli Gowon sebenarnya Park Chaewon. Dia ganti nama setelah kejadian itu, semacam buang sial," jelas Nakyung. "Haechan punya nama asli Lee Donghyuck. Kembarannya Lee Haein. Dia ganti nama setelah kejadian itu juga, untuk menghormati kembarannya."

"Yang gue denger kembaran Haechan ketabrak mobil waktu lagi sama Gowon, abis itu?" tanya Jeno mengudara.

"Haechan mungkin salah paham."

Keduanya berteriak kaget, menoleh pada pintu markas yang terbuka, tetapi tidak ada apa-apa disana.

"Ini Gowon," jelas gadis tembus pandang itu, menutup pintu dan berjalan mendekati kedua temannya. "Haechan salah paham waktu itu dan sampai sekarang. Dia benci aku."

"Dia harus mengerti kalau itu bukan salah lo," sahut Nakyung membantah. "Kenapa lo diem aja, won?"

"Aku uda usaha untuk ngomong sama dia," kata Gowon murung. "Aku juga sama terpukulnya dengan kepergian Haein. Aku juga hidup dengan rasa bersalah. Tapi Haechan engga pernah mau dengerin aku."

"Lo bilang apa aja sama dia?" tanya Jeno.

"Aku cuma datengin dia dan dia langsung bilang 'tolong gausah deket-deket, pembunuh'."

[2] Roll Out The Red Carpet | 00lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang