chapter twenty-six

1.6K 289 28
                                    

chapter twenty-six :twisted

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

chapter twenty-six :
twisted

...

Tahun 2009, rumah Na Yeonsu.

Jaemin kecil mendengar bunyi pintu dibuka dari bawah. Bocah manis itu menegakkan badan, mengucek-ngucek matanya dan menguap khas orang bangun tidur.

Tubuhnya sakit sejak tidur di lantai beberapa hari ini, tetapi ayahnya belum pulang.

Ayah selalu berpesan kepadanya untuk tidak masuk ke dalam kamar ketika beliau tidak ada. Jaemin pernah terpergok masuk ke dalam kamar untuk mengambil mainan kesayangannya yang tertinggal, dan ia dikurung di dalam kamar mandi selama beberapa hari.

Sejak itu Jaemin berjanji pada dirinya sendiri, tidak akan lagi. Ia tidak akan lagi melanggar perintah ayahnya.

Jadi ketika ayahnya tidak ada di rumah, Jaemin akan tidur di lantai dapur beralaskan koran tua, seperti sekarang.

"Papa?" tanyanya pada diri sendiri, pelan-pelan membawa tubuh kecilnya berdiri dan berjalan mendekati tangga.

Jaemin berharap ayahnya akan pulang, karena ia kelaparan. Ia sudah tiga hari tidak makan, kulkas kosong dan tidak ada orang lain di rumah selain dirinya sendiri.

Tetangga-tetangganya, entah mengapa, tidak pernah mau membukakan pintu setiap kali ia memanggil. Malah ada yang terang-terangan mengusirnya pergi, membuatnya bingung.

Ketika ia bertanya pada sang ayah, pria itu mengatakan, "Mereka takut sama Jaemin karena Jaemin besar dan kuat."

Padahal Jaemin ukurannya hanya setengah dari orang-orang dewasa itu. Kurus pula.

Tidak masuk akal sama sekali, tetapi Jaemin hanya percaya pada sang ayah.

Jaemin kecil berjinjit, mengintip lewat jeruji tangga.

Alih-alih melihat ayahnya, ia malah melihat puluhan sosok berseragam menyerbu masuk ke dalam rumah, memegang sesuatu di tangan mereka.

Jaemin pernah melihat ini di film-film. Benda yang ada di tangan mereka ini bisa menembak, dan kalau ditembakkan ada yang akan mati.

Ketakutan, Jaemin bergegas mengambil robot kesayangannya dan berlari kembali ke dapur.

Jaemin kecil menyusup masuk ke dalam lemari dapur, menyembunyikan tubuh kurusnya di balik tumpukan panci usang yang sudah tidak pernah dipakai lagi.

Mainan robot kesayangan Jaemin ia dapatkan dari Jeno, sahabatnya di sekolah. Ketika Jaemin bercerita kepada Jeno tentang kehidupannya di rumah, Jeno memberikannya mainan itu.

Jeno mengatakan, robot-robotnya luar biasa. Robot itu bisa melindungi Jaemin setiap kali ayahnya mau bertindak jahat.

Jaemin kecil, senaif itu, memeluk mainan keras itu erat-erat sambil berbisik, "Robot, lindungi aku."

[2] Roll Out The Red Carpet | 00lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang