05

1.7K 191 7
                                    

Jimin mendekatkan wajahnya dan berkata dengan sangat pelan namun mampu membuat Minji yang sedang diam kini kian membeku ketakutan, dibawah meja tangan Gadis itu menyatu dan bergetar hebat.

"Bersiap-siaplah bertahan akan hidupmu, karena aku tidak akan segan-segan membuatmu menderita"

DEG

Membuatku menderita? Apa maksudnya?

Minji bertanya dalam hati. Bingung. Tentu saja ia bingung. Park Jimin mengatakan akan membuatnya menderita tepat di telinganya. Berulang kali gadis berusia dua puluh lima tahun  itu berfikir tetap tidak membuahkan hasil. Minji tidak pernah melakukan kesalahan apapun terhadap Park Jimin. Hal yang membuat Minji tidak mengerti adalah ia baru saja bertemu dengan Park Jimin, itupun hanya dua kali. Tadi malam dirumah pria tersebut, dan sekarang di sini- di cafe, itupun Park Jimin yang menghubunginya pertama kali mengajaknya untuk bertemu.

Jadi kesalahan apa yang pernah ia lakukan sehingga Jimin benci padanya?

Minji mendongakkan wajahnya yang sedari tadi menunduk untuk menatap Jimin, gadis itu menelan ludah kasar ketika Jimin juga menatapnya dengan sangat tajam. Minji menyatukan alisnya, mencoba membaca sorot mata kemarahan Jimin yang sedang dilayangkan kepadanya.

Minji tidak menemukan arti tatapan itu, yang ia tangkap hanyalah kemarahan Jimin yang terpaksa menyetujui pernikahan mereka berdua sehingga Jimin terbawa emosi untuk membenci dirinya.

"Kau benci padaku?" Tanya Minji tiba-tiba.

"Menurutmu?" 

"Yang aku lihat dari wajahmu hanyalah kebencian. Jika kau keberatan dengan perjodohan ini kau berhak menolaknya,"

Jimin menyunggingkan sudut bibirnya keatas, "kau benar, aku memang benci padamu. Bahkan sangat benci. Tapi aku berubah pikiran.  Kita akan tetap menikah, suka ataupun tidak suka."

"Apa yang membuatmu membenciku?"

Jimin mengetukkan jari telunjuknya ke meja berulang kali, "Apa yaa..." laki-laki tersebut memutar bola matanya keatas seakan tengah berpikir "Entahlah hanya tiba-tiba benci saja" jawab Jimin enteng.

Mendengar jawaban pria tersebut tentu saja membuat Minji mengernyit tidak mengerti "Hanya benci? aku tidak mengerti, bisa kau jelaskan secara rinci?"

"Semuanya.. aku benci semua yang ada pada dirimu"

Minji berusaha untuk tidak merobohkan pertahanannya. Dengan keberanian yang telah ia kumpulkan, tidak satu detikpun maniknya ia alihkan dari manik Jimin.

"Aku menghormati keinginan ayahmu yang memintaku untuk menikah denganmu, aku banyak berhutang padanya sehingga aku menyetujui semua rencananya. Pada awalnya itulah yang aku pikirkan, menyetujui perjodohan ini---"

Minji menghentikan sesaat ucapannya untuk mengambil nafas dalam-dalam.

"--namun begitu melihat sikapmu yang sangat membenciku, dan aku tidak tau apa itu penyebabnya, juga membuatku berubah pikiran."

Minji berdiri beranjak dari tempat ia duduk tanpa mengalihkan pandangannya ke Park Jimin sedikitpun.

Kaki Minji bergetar hebat, ia takut namun berusaha kuat menutupi kelemahan yang ada di dalam dirinya.

Seulpeun Sarang | Park Jimin | 슬픈사랑 | COMPLETED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang