"Oppa, kau mencintaiku tidak?" Tanya Minji kepada kekasihnya.
Pria yang mendapatkan pertanyaan tersebut hanya menyunggingkan senyumnya. Tidak mengangguk mengiyakan, menggeleng pun tidak.
"Hmm... kenapa diam? Oppa tidak cinta padaku ya?" Bibir gadis itu mengerucut, kesal karena tidak mendapatkan respon.
"Minji-ya, menurutmu apa itu definisi cinta?"
Bukannya menjawab, pria tersebut justru bertanya balik kepada Minji, dan membuat gadis itu semakin kesal. "Ya! kenapa balik bertanya? Oppa jawab dulu pertanyaanku. Cinta padaku atau tidak?"
Lagi-lagi pria tersebut tak acuh. "Ya sudah, jika tidak mau jawab. Lebih baik aku diam saja."
Minji mendengus, melihat pergerakan kekasihnya yang tak acuh padanya. Pria tersebut benar-benar tidak berniat menjawab. Ia justru semakin focus menatap layar laptop-nya. Mengetikkan sesuatu disana. Entah apa itu, Minji tidak mengerti.
"Aku selalu saja kalah berdebat denganmu, oppa."
"Baiklah. Menurutku, cinta itu apa ya... Ah. Begini, simple-nya cinta itu seperti aku. Aku yang selalu melihat oppa, menunggu kabar oppa, khawatir ketika oppa tidak berada di dekatku. Aku selalu penasaran apa yang oppa lakukan setiap harinya. Seperti... oppa sudah makan atau belum? Pekerjaan oppa lancar atau tidak? Dan oppa sudah mandi apa belum?" jawab Minji terkekeh dan disambut dengan senyuman kecil penuh kehangatan dari pria yang berada dihadapannya.
"Hanya sebatas itu? Definisi cinta bagimu?"
"Intinya aku tidak bisa hidup tanpamu, oppa. Jadi jangan pernah berani untuk pergi dari hidupku, eoh?"
Pria yang sangat berarti bagi hidup Minji itu pun menghentikan aktivitasnya. Ia menutup laptop, dan mengubah focus-nya kearah Minji. Menatap sendu kepada gadis yang benar-benar telah menguasai hatinya. "Oppa, sekarang giliranmu. Menurutmu, apa itu definisi cinta?" Tanya Minji setengah menuntut.
Pria itu memainkan lidahnya di dalam mulut. Memutar bola matanya keatas, seperti memilah kata yang baik atas tuntutan pertanyaan dari Minji.
"Sama halnya denganmu, cinta itu ya seperti aku," ujarnya lembut.
"Jadi, oppa juga selalu penasaran tentang keadaanku?" tanya Minji.
"Bisa dibilang begitu." Minji geram dengan jawaban singkat dari kekasihnya tersebut. Minji sudah menjawab panjang lebar, dan dirinya hanya mendapatkan jawaban singkat yang sama sekali tidak memuaskan hatinya. "Pelit sekali jawaban darimu, oppa. Tolong diperjelas agar aku tidak penasaran!"
"Ah, wanitaku sekarang pintar membentak ternyata," jawab pria itu terkekeh gemas.
"Baiklah. Menurutku, cinta itu tidak akan cukup jika di ucapkan dengan kata-kata. Artinya cukup luas jika dijabarkan. Company Profile tentang perusahaanku yang tebal saja akan kalah telak."
"Oppa please, kau sungguh bertele-tele," geram Minji sembari membuang nafas kasar.
Belaian di pipi yang Minji terima tiba-tiba membuat hatinya mencelos. Menyadari betapa besar rasa cinta di hatinya kepada pria yang ada di depannya itu.
"Minji-ya, cinta itu tidak hanya dapat dibuktikan dengan kata-kata. Aku tidak bisa menjabarkan betapa besar rasa cinta yang ada di hatiku. Dirimu itu Duniaku. Dirimu adalah pusat hidupku. Dan dirimulah yang menjadi titik focus di kehidupanku. Apa yang aku lakukan, apa yang aku kerjakan hanya berpusat pada dirimu. Aku tidak ingin kau terbiasa dengan ucapan cinta yang keluar dari mulutku. Cukup percaya padaku sepenuhnya. Hidupmu adalah hidupku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seulpeun Sarang | Park Jimin | 슬픈사랑 | COMPLETED ✔
FanficPark Jimin harus menerima kenyataan bahwa Lee Eunhye calon tunangannya mendadak mati bunuh diri. Tuan Park Junsung- Ayah Jimin kembali menjodohkan anaknya dengan gadis lain yaitu Kim Minji. Park Jimin marah dengan keadaan- kelakuannya berubah menjad...