19

1.4K 171 20
                                    

"Hyung, ada keperluan apa kau menemui ayahku?" Pertanyaan tersebut, sontak membuat Park Junsung, dan Lee Seokjin yang sedang serius berdiskusi otomatis menoleh ke sumber suara, menghentikan kegiatan mereka begitu melihat sosok Park Jimin berdiri di ambang pintu dengan sangat angkuh.

Tidak heran, Jimin yang notebene anak dari Park Junsung, pemilik P&J Company dapat menerobos masuk dengan mudah begitu saja keruangan ayahnya-- selaku anak sang pemilik perusahaan. 

"Jimin! Tidak bisa kau ketuk pintu terlebih dahulu? Dimana sopan santunmu? Keluarlah, ayah ada meeting penting dengan Seokjin," ujar Park Junsung geram seraya mengusir anak laki-laki yang menurutnya tidak tahu sopan santun tersebut.

"Kita bisa melanjutkannya nanti, Tn. Park."  Tiba-tiba, sebelum Jimin sempat menjawabLee Seokjin berdiri, kemudian membungkukkan badannya kepada ayah Jimin. 

"Aku minta maaf, untuk meeting selanjutnya biarkan aku yang datang ke perusahaanmu, Seokjin Ssi," ujar pria payuh baya sembari mengulurkan tangan, mengajak Seokjin untuk berjabat tangan.

Setelah berjabat tangan dengan ayah Jimin, Seokjin berjalan menuju pintu hendak keluar dari ruangan pimpinan sekaligus pemilik P&J Company tersebut, ia menghentikan langkah tepat ketika dirinya berada di hadapan Jimin, "Mari kita bicara, kutunggu di coffee shop langgananku." Kemudian, Seokjin kembali melanjutkan langkah, berlalu tanpa memberikan kesempatan pada Jimin untuk menolak. 

Jimin hendak mengikuti Seokjin jika saja ia tidak mengingat tujuannya menemui sang ayah. Ia membalikkan badan, kemudian masuk ke ruangan Park Junsung dan menutupnya. Lalu, menghampiri pria tua namun tetap terlihat bugar tersebut masih terduduk di sofa yang tersedia di ruangan kerjanya.

"Dimana keberadaan. Taehyung? Anak pungut kesayangan, Ayah?" Pertanyaan mengenai Taehyung lah yang membuat Jimin berkunjung ke P&J Company.  Benak Jimin diliputi rasa penasaran tentang Taehyung-- nama seorang pria yang keluar dari bilah bibir Minji, sebelum istrinya itu kehilangan kesadaran beberapa minggu yang lalu. 

Park Junsung yang sedang merapihkan beberapa document penting dari mejanya seketika berhenti, saat mendengar pertanyaan dari Jimin. Pertanyaan yang tak pernah ia sangka akan keluar dari bibir putranya tersebut, "Ayah tidak tahu." Pria tersebut menggeleng, kemudian melanjutkan kembali merapikan beberapa document yang berserakan.

"Jangan berpura-pura kau tidak mengetahuinya, Ayah. Taehyung... aku tahu dia telah mati." 

Park Junsung tersentak. Darimana Jimin mengetahuinya? Membuat Park Junsung bertanya-tanya, apakah Minji yang memberitahu Jimin, atas kematian Taehyung?

Bukankah Minji dan dirinya sepakat untuk menutup rapat kejadian itu dari Park Jimin?

"Jika kau sudah tahu, lantas kenapa masih bertanya?"

"Ayah menyuruhku menikah dengan Minji karena berkaitan dengan anak pungut kesayanganmu itu. Benar begitu, Ayah?"

Park Junsung melepas kacamata yang bertengger di batang hidungnya, lalu memijatnya pelan. Kepalanya terasa berat memikirkan berbagai masalah yang tengah ia hadapi, masalah perusahaan dengan income yang beberapa waktu lalu sempat anjlok-- akibat ulah Jimin mengadakan konferesnsi pers dan pernyataannya mengenai Minji tengah hamil buah hatinya, pernyataan yang Park Junsung tahu betul hanyalah kebohongan belaka.

Dan sekarang putranya tersebut mengunjunginya tanpa pemberitahuan, mengajukan beberapa pertanyaan yang semakin membuat pusing kepalanya. 

Pusing memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan kepada Jimin yang tak lagi menampakkan keramahan di wajahnya yang tampan setelah kematian Eunhye.

Seulpeun Sarang | Park Jimin | 슬픈사랑 | COMPLETED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang