~SEULPEUN SARANG~Terhitung empat hari sudah Jimin melarang Minji untuk melakukan aktivitas apapun. Padahal, ia sudah terlalu bosan berdiam diri. Seharusnya tidak ada masalah bukan jika ia hanya sekedar berkeinginan untuk beberes rumah? Menyapu dan mengepel misalnya? Atau, mengelap kaca untuk menghilangkan kotoran-kotoran debu yang menempel.
Jangankan membereskan rumah, Minji ketahuan berjingkat untuk memasak di dapur saja Jimin mengomelinya habis-habisan.
Dan ya, ada satu hal lagi, Jimin tidak mengizinkan Minji untuk bekerja kembali. Alasan yang Jimin berikan pun bisa dibilang hal remeh, membuat wanita itu kesal sendiri.
Aku tidak mau kau jatuh sakit lagi, Ji.
Padahal ini kan tubuh Minji, justru ia yang paling mengetahui bagaimana kondisi tubuhnya sendiri 'kan?
Terus-terusan berdiam diri di rumah tanpa melakukan apapun sungguh membuatnya bosan setengah mati. Bisa-bisa jika Jimin melarangnya terus-terusan ia akan kehilangan pekerjaan yang sangat ia cintai.
Minji bertekad, pagi ini ia harus berangkat kerja. Beruntung, kepala sekolah tempat Minji bekerja memiliki hati sebaik malaikat, memaklumi segala kondisi yang sedang Minji alami bahwa ia baru saja mendapatkan musibah dan harus beristirahat total untuk memulihkan kesehatan tubuhnya.
Pukul lima pagi saat fajar menjelang, Minji membuka matanya, melihat Jimin yang masih terlelap dengan posisi telentang dan kedua tangan yang berada di atas kepala, mulutnya sedikit terbuka, terdengar dengkuran halus pertanda ia masih berada di dunia mimpi.
Saat itu juga, Minji beranjak dari kasur dengan sangat pelan, menyingkap selimut perlahan lalu turun dari ranjang menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah selesai, ia bergegas merapikan diri lalu menuju dapur. Membuka kulkas, dan mengeluarkan bahan-bahan yang ia perlukan untuk membuat sarapan.
Sibuk berkutat membuat gyeran guk untuk menu sarapan, membuat Minji tidak menyadari suara derap langkah yang menuju ke arahnya.
Wanita itu tersentak, ketika merasakan kedua tangan yang merayap melingkari perutnya, serta wajah dengan rambut acak-acakan yang menusuk-nusuk pipi serta leher sedang bertumpu di pundaknya.
"Aku masih belum mengizinkanmu untuk memasak, kenapa tidak menurut, hmm?"
Jimin, dengan suara serak khas bangun tidurnya, membuat bulu kuduk Minji berdiri, meremang menerima hembusan nafas hangat yang ia terima tepat di telinganya.
"Jangan melarangku terus-terusan, aku tidak suka."
Helaan nafas yang keluar dari bibir Jimin semakin membuat Minji menegang hingga kesulitan untuk bernafas. Wanita itu pun segera meraih kedua tangan Jimin yang melingkari perutnya, berusaha menyingkirkannya dari sana. Menyingkirkan kedua lengan Jimin yang melingkari perutnya.
Pelukan tersebut memang terlepas, namun hanya dua detik, setelah itu Jimin kembali mengeratkan pelukannya.
"Jangan menolak pelukanku, aku tidak suka." Cemberut Jimin menirukan ucapan Minji dengan mata tertutup pertanda ia masih mengantuk.
Alhasil, tanpa berniat untuk protes Minji meneruskan memasak gyeran guk yang dua puluh persen lagi hampir matang-- dengan Jimin yang masih bergelayut manja memberikan pelukan dari belakang tentunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Seulpeun Sarang | Park Jimin | 슬픈사랑 | COMPLETED ✔
FanfictionPark Jimin harus menerima kenyataan bahwa Lee Eunhye calon tunangannya mendadak mati bunuh diri. Tuan Park Junsung- Ayah Jimin kembali menjodohkan anaknya dengan gadis lain yaitu Kim Minji. Park Jimin marah dengan keadaan- kelakuannya berubah menjad...