12

1.5K 176 49
                                    

Minji dan Jimin baru saja tiba di kota Tokyo, Jepang. Mengingat beberapa waktu jam yang lalu, Jimin dengan cara memaksa, meminta Minji untuk ikut dengannya. Awalnya, Minji menolak ajakan tersebut. Tidak ada keinginan sama sekali pada dirinya untuk mengiyakan. Entahlah, Minji hanya meragu jika harus bepergian berdua dengan Jimin, walaupun status mereka kini resmi menjadi suami istri, tetap saja Minji tidak ingin dekat-dekat dengan pria tersebut. 

Di dalam taksi, tidak ada yang mengeluarkan sepatah kata pun. Hanya keheninganlah yang tertangkap di dalam taksi tersebut. Tidak ada yang memulai untuk memancing obrolan guna mengikis keberadaan waktu yang terasa begitu lambat. Jimin sibuk sendiri dengan ponselnya. Alisnya menyatu, dan menatap lurus ke layar ponsel, lalu  mengetikkan sesuatu disana dengan terburu-buru. Berbeda dengan Minji yang hanya menatap keluar Jendela, melihat keadaan jalanan dan sesekali menampakkan kekagumannya. Gadis itu sama sekali tidak pernah ke Tokyo. Hari ini, pertama kali baginya menapakkan kaki di ibukota negara Jepang tersebut.

"Kau turun di sini," ujar Jimin tiba-tiba, kemudian beralih berbicara dengan supir taksi untuk berhenti sebentar guna menurunkan Minji.

Minji yang sedang menikmati lamunannya sontak menoleh melihat Jimin. "A-apa?" Jawabnya dengan terbata.

"Kau tuli atau bagaimana? Aku bilang turun disini!" 

"Ta-tapi aku tidak tahu Tokyo sama sekali. Setidaknya antar aku terlebih dahulu sampai penginapan," jawab Minji menuntut agar ia diantarkan terlebih dahulu ke tempat penginapan. "Aku bahkan tidak membawa apa pun selain tubuh dan ponselku!" Serunya lagi tanpa mengalihkan pandangannya dari pria yang tidak memiliki belas kasihan sedikitpun pada dirinya.

"Ck... Menyedihkan. Bilang saja terus terang kau minta uang padaku," sarkas Jimin.

"Pakai saja kartuku. Gunakan sebanyak yang kau inginkan." Jimin melempar asal kartu kreditnya ke wajah Minji. Membuat gadis itu tersentak karena sudut kartu tersebut mengenai ujung bibirnya. Dan ia menahan rasa nyeri yang timbul di bibirnya dalam kebisuan yang sulit untuk ia utarakan.

Minji mengepalkan telapak tangannya, lalu meraih kartu kredit yang terjatuh di atas paha setelah sesaat lalu sukses menyakiti sudut bibirnya. Dikembalikannya kartu kredit tersebut kepada Jimin, dengan meletakkan langsung ke atas paha pria tersebut. 

"Antar aku terlebih dahulu ke penginapan! Setelah itu, terserah padamu jika mau pergi. Silakan, aku tidak peduli!"

"Berengsek!" 

Jimin mengumpat sangat kasar dengan tatapan nyalang yang ia berikan pada Minji. Sedetik kemudian, ia membuka pintu taxi dan membantingnya keras. Berjalan mengitari mobil dan berakhir tepat di depan pintu tempat Minji sedang duduk, dan membuka pintu tersebut.

"Keluar sekarang juga!" Perintah Jimin. Namun, Minji tidak mempedulikannya, membuat Jimin semakin geram dan kehilangan kesabaran hingga berakhir dengan kontak fisik menyakitkan yang lagi-lagi harus Minji terima. 

Dengan amarah yang meluap, Jimin meraih kasar pergelangan tangan Minji. Memaksanya keluar dari taxi lalu mendorong gadis itu hingga terjatuh ke aspal. Dan kembali melemparkan kartu kredit yang sempat dikembalikan tepat ke arah wajah gadis itu. Tanpa perasaan kasihan sedikitpun. 

Tidak bisakah Jimin memperlakukan istrinya sedikit lebih lembut? 

Jimin sendirilah yang memaksa dengan kasar agar Minji ikut dengannya ke Negara Sakura. Tetapi, setelah Minji mengikuti perintahnya, yang ia dapatkan justru ditinggalkan di jalan seperti saat ini. Diseret paksa keluar dari taksi dan diperlakukan dengan semena-mena. 

Jadi, apa yang sebenarnya Jimin inginkan dari diri Kim Minji?

Apakah Jimin tidak berpikir sama sekali tentang dirinya? Minji ingat betul jika ia mengatakan kepada Jimin jika dirinya sama sekali tidak pernah mengunjungi negara Jepang. Dirinya juga benar-benar ingat telah mengatakan kepada laki-laki itu jika dirinya tidak membawa uang sepeser pun. Lantas, mengapa Jimin begitu kejam pada dirinya? Apa kesalahan yang telah dilakukan gadis itu sehingga Jimin memperlakukannya dengan sangat keji?

Seulpeun Sarang | Park Jimin | 슬픈사랑 | COMPLETED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang