24

1.4K 165 18
                                    

Ini sudah kali ketiga Minji diberi kepercayaan dalam mengurus kegiatan sekolah yang rutin dilakukan setiap setahun sekali.

Minji tidak mengerjakannya sendirian, kegiatan 'Winter package' tahun ini terbagi menjadi tiga tim. Minji, serta Mina tergabung dalam tim ketiga untuk mengurus segala keperluan yang telah menjadi tanggung jawabnya. 

kedua gadis itu bersepakat untuk kembali membagi dua apa yang harus mereka lakukan, agar terasa lebih ringan.

Minji dari salah satu daftar yang sudah terbagi, ia harus meyiapkan segala bentuk bahan pangan untuk mereka konsumsi selama dua hari satu malam penuh, serta mengurus penginapan yang layak untuk anak-anak dan para orang tua murid dapat beristirahat dengan nyaman.

Saat ini di dalam bus, minji berdiri di depan, kira-kira dua langkah di belakang supir. Ia berdiri dengan dua kantong besar di sampingnya, berisikan nasi kotak yang hendak ia bagi kepada penghuni bus. 

"Yoongi, oppa, apa yang Mina lakukan hingga akhirnya kau bersedia mengikutinya?" tanya Minji terkekeh kepada Yoongi sembari memberikan dua kotak nasi ke tangan Yoongi. Sambil menerima dua kotak makan tersebut, Yoongi memberengut, lantas menjawab sedikit kesal, "Temanmu mengancam akan membatalkan rencana pernikahan, jika aku tidak menurutinya. Wanita di sampingku ini benar-benar membuatku kesusahan!"

"Yaa, oppa! Aku tidak pernah mengancammu!" protes Mina kesal. 

"Cih, tidak mengancam bagaimana. Kau bahkan mendiamiku satu minggu penuh!"

"Hei, jangan bertengkar, banyak anak kecil di sini." Minji menengahi pertengkaran mereka berdua seraya menggelengkan kepala, kedua pasangan itu benar-benar seperti dua kutub berbeda yang sangat sulit untuk disatukan, lalu ia kembali melangkah untuk membagi kotak nasi tersebut kepada yang lainnya.

Tepat berada di tengah-tengah bus, Minji tersenyum sangat manis. Kedua sudut bibirnya tertarik begitu saja ketika hendak memberikan kotak nasi kepada Jena, gadis kecil itu tengah tersenyum lebar ke arahnya, menampakkan deretan gigi-gigi kecil yang sangat menggemaskan. Kedua telapak tangan Jena, menangkup menjadi satu dengan posisi telentang, seperti tak sabar mendapatkan jatah makanannya.

"Jena, kau sudah sangat lapar, hmm? Sebelum kesini, sarapan dulu tidak?"

"Jena cudah calapan, tapi Jena ingin makan lagi. Jena cuka makan." Jawaban kelewat polos yang keluar dari mulut Jena berhasil membuat Minji makin melebarkan tawanya. Jena benar-benar menggemaskan. Entahlah, Minji hanya merasa ada sesuatu yang berbeda dari diri Jena. Seperti ada suatu keterikatan dirinya yang membuatnya sangat menyayangi gadis kecil tersebut.

"Gadis pintar, makan yang banyak sayangnya bunda. Jangan lupa berbagi dengan ayahmu, hmm," ujarnya sembari menyerahkan dua kotak nasi, dan mendapatkan anggukan antusias dari Lee Jena.

"Terimakasih, Minji, ssi." Itu Kim Seokjin yang menyaut, ayah Jena yang duduk di sebelah gadis kecilnya mengambil alih kotak makan dari tangan si kecil, melihat tangan mungil Jena yang bergetar menumpu kedua kotak nasi tersebut, terlalu berat untuk kedua tangan mungilnya.

"Jena, makan yang rapih, ayah akan membantu bunda Minji sebentar, tidak apa-apa?" Seokjin bertanya kepada Jena, seraya membuka kotak nasi agar Jena dapat langsung melahapnya. Jena hanya mengangguk, matanya berbinar bahagia ketika ia melihat sosis kesukaannya ada di dalam kotak makanan itu.

"Aku akan membantumu membagikannya." Minji hendak menolak tawaran dari Seokjin, namun belum sempat minji menyuarakan penolakannya, Seokjin telah berdiri terlebih dahulu lalu megambil alih salah satu kantong besar yang tengah dipegang oleh Minji.

"Lee Seokjin, ssi, biar aku saja, ini sudah tugasku."

"Biarkan aku memban--"

Tiba-tiba saja bus yang mereka tumpangi melewati jalanan yang berlubang cukup besar, supir bus yang tak sempat menghindar dari jalan yang berlubang itu membuat penumpang yang berada di dalam harus merasakan guncangan. Guncangan itu tak terlalu berasa bagi mereka yang sedang duduk di atas kursi. Berbeda dengan kondisi Minji, dan Seokjin yang saat ini tengah berdiri. 

Seulpeun Sarang | Park Jimin | 슬픈사랑 | COMPLETED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang