~SEULPEUN SARANG~
***
'Tubuh istri anda pada dasarnya sangat lemah, dan hal tersebut turut mempengaruhi proses perkembangan janinnya, menjadikan kondisi kandungan istri anda tidak sekuat calon ibu lainnya. Sekali lagi mohon maaf tuan Park, kami tidak bisa menyelamatkan calon bayi kalian berdua.
Apakah ada sesuatu.... yang membuat istri anda terguncang? Tolong perhatikan lebih baik kondisi kesehatan istri anda.'
Jimin mengingat dengan jelas apa yang telah dokter katakan padanya, dan nyatanya kenyataan tersebut membuat Jimin terduduk melamun, pandangannya kosong. Pikirannya terbang jauh ke belakang pada waktu ia menanamkan benih ke dalam rahim sang istri tanpa didasari rasa cinta, perlakuan keji yang ia lakukan akibat tersulut emosi dan dendam yang mengerubungi hati serta akal sehatnya.
Jimin sama sekali tidak pernah membayangkannya, membayangkan jika perbuatan kejinya pada Minji malam itu justru menumbuhkan segumpal janin di dalam perut Minji. Satu kali. Hanya satu kali pergulatan panas di atas ranjang itu terjadi. Setelah itu? Jangan berharap lebih, Jimin tak lagi menyentuh istrinya, walaupun mereka tidur di satu ranjang yang sama.
Sebenarnya Jimin tetaplah seorang laki-laki biasa pada umumnya, memiliki nafsu birahi tinggi yang bisa timbul serta bergejolak kapan saja jika setiap hari di suguhi tubuh seorang wanita yang tidur bersama dengannya-- walaupun Minji selalu mengenakan pakaian lengkap dan menutup rapat kemolekan tubuhnya. Tetapi, Jimin mampu untuk mengontrol gejolak birahinya. Mengandalkan kebencian yang tertanam di hatinya untuk tak menikmati tubuh istrinya saat di atas ranjang. Tentu saja ego harus menjadi hal yang diutamakan bagi pria bermarga Park tersebut, gengsi tingkat tinggi hingga level akut jika harus kembali menyentuh tubuh Minji-- Lagi, walaupun hubungan mereka sebulan terakhir ini dapat dibilang cukup akur, tak hayal membuat Jimin harus menjatuhkan gengsinya hanya untuk menikmati sebuah kata 'kenikmatan'. Tak sudi. Jimin tak akan lagi bertindak gegabah seperti saat di negara sakura.
Saat ini, lebih tepatnya jam sepuluh malam dengan menit jarum jam yang mengarah pada angka delapan, di kota Busan, kota kelahiran Jimin dan juga Eunhye, sekaligus kota dimana jasad Eunhye di makamkan, Jimin tidak mengetahui dengan pasti apa yang saat ini tengah ia rasakan. Jimin bingung, tatapannya jelas-jelas terlihat kosong, ia hanya tidak mengerti, ia tidak tahu emosi seperti apa yang saat ini menyelimuti tubuhnya.
.....
Di dalam ruangan bernuansa putih yang terdapat tubuh seorang wanita sedang terbaring lemah, dan memejamkan mata tak sadarkan diri dengan jarum berisikan cairan infus yang menancap pada kulit pucat si wanita itulah Jimin berada. Duduk tepat dihadapan Minji yang tak kunjung sadarkan diri. Pandangannya tak lepas dari wajah pucat istrinya, menatap lekat dirinya yang sedang terpejam.
Helaan nafas kasar keluar begitu saja dari bibir Jimin, melihat kondisi Minji yang sedang terbaring lemah akibat keguguran. Dapat Jimin pastikan jika Minji tidak pernah menyadari jika ia tengah mengandung. Minji sama sekali tidak mengalami yang namanya morning sickness atau mual-mual yang sering melanda calon ibu yang tengah hamil muda. Rutinitas pagi hari yang wanita itu lakukan adalah membuat sarapan, setelah itu Minji bersiap-siap untuk berangkat bekerja, dan di malam hari pun tak ada gejala apapun yang menunjukkan jika istrinya sedang mengandung.
Ditambah dengan sedikit keluhan yang pernah Minji ceritakan pada Jimin. Minji mengeluh dengan kondisi perutnya yang kerap kali dilanda kram tiba-tiba, dan pada saat dirinya bertanya apa yang menjadi penyebab kram pada perutnya, Minji hanya menjawab jika siklus bulanannya selama ini memang tidak teratur. Pada umumnya wanita mengalami haid atau menstruasi sebulan sekali, sedangkan Minji tidak, siklus bulanannya benar-benar tidak teratur. Dua atau tiga bulan sekali, bahkan Minji pernah tidak mengalami haid selama empat bulan penuh, dan tentu saja setelah itu ia harus menahan kesakitan yang luar biasa saat siklusnya datang setelah empat bulan tak datang berkunjung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seulpeun Sarang | Park Jimin | 슬픈사랑 | COMPLETED ✔
FanficPark Jimin harus menerima kenyataan bahwa Lee Eunhye calon tunangannya mendadak mati bunuh diri. Tuan Park Junsung- Ayah Jimin kembali menjodohkan anaknya dengan gadis lain yaitu Kim Minji. Park Jimin marah dengan keadaan- kelakuannya berubah menjad...