21

1.5K 174 16
                                    

~SEULPEUN SARANG~

"Kau hendak berangkat kerja?" 

Pertanyaan yang tidak biasa terlontar dari mulut Park Jimin, suami sah Minji yang kini sedang menganggur. Tidak ada jadwal syuting seperti yang biasa ia lakukan. Pria itu, sedang sepi job--  akibat pemberitaan tentang pernikahan dadakan yang mereka lakukan berdampak besar akan karir Jimin, ditambah dengan skandal antara Seokjin dan dirinya beberapa minggu lalu, menurut Minji. 

Walaupun heran, Minji tetap mengangguk. Kemudian, Minji kembali dibuat kebingungan dengan tingkah Jimin pagi ini yang sangat berbeda dari biasanya, "sarapan terlebih dahulu, aku telah menyiapkannya untukmu."

Kali ini gadis itu tak ingin mengangguk, Minji lebih memilih tetap berjalan menuju rak sepatu.

"Aku tidak lapar, Jim."

Bukan bermaksud tidak menghargai apa yang telah dipersiapkan oleh suaminya tersebut. Minji hanya bersikap waspada. Bagaimana jika Jimin menaruh racun di dalam sarapan yang ia sengaja siapkan buat dirinya? Atau membubuhkan sesuatu? Sesuatu seperti obat kejujuran? Seperti cerita kartun yang Minji gemari sewaktu kecil-- doraemon, robot kucing dari abad 21 yang menceritakan memiliki kantong ajaib. Jimin menginginkan dirinya untuk menceritakan rahasia yang berhasil ia sembunyikan dengan apik, mengenai pernikahannya dengan Jimin, dan juga berkaitan dengan Taehyung-- kekasih Minji sekaligus adik tiri Park Jimin.

Minji terlonjak kaget ketika Jimin menghentak meja dengan sendok yang sedang ia tata di atas meja. "Jangan memancing kemarahanku, cepat duduk," perintah Jimin.

"Aku akan terlambat jika sarapan, Jim. Aku akan membeli onigiri saja di minimarket."

Tentu saja, Jimin menjadi sangat kesal pada istrinya, menolak sarapan yang sengaja ia persiapkan. Hey, jika kalian perhatikan, pagi ini, Jimin sedikit menurunkan harga dirinya. Jimin sengaja bangun pagi-pagi, lalu mandi, dan setelah itu ia berkutat membuat sarapan untuk istrinya di dapur. Tapi, apa yang Jimin dapatkan?

Penolakan.  

Minji mendengar derap langkah Jimin mendekat padanya. Gadis itu melihat ada raut kemarahan dari wajah Jimin, reflek membuatnya memejamkan mata ketika Jimin sampai tepat di hadapannya-- mengira Jimin akan melakukan sesuatu yang kasar pada tubuhnya seperti biasa.

Alih-alih mendapat perlakuan kasar, Minji justru merasakan tangannya di genggam oleh Jimin. Suaminya tersebut, menggandeng tangannya menuju meja makan, kemudian menggeret kursi mempersilahkan Minji untuk duduk.

Ada apa dengan Jimin? 

"Sarapan terlebih dahulu, aku akan mengantarmu ke sekolah."

Minji tak kunjung menyentuh sarapan yang Jimin siapkan untuknya, ia menatap Jimin lekat guna menelisik sesuatu dari manik Jimin. Mencari jawaban atas apa yang terjadi pagi ini. 

Jimin yang merasa terus-menerus di tatap oleh sang istri, dan melihat Minji tak kunjung menyentuh makanannya, akhirnya meraih sendok lalu makan terlebih dahulu sesuap nasi goreng kimchi sederhana yang ia siapkan.

"Aku tidak menaruh racun apapun, jangan khawatir, dan cepat makan, jangan memancing kemarahanku," ujar Jimin sarkas, membaca gelagat dari wajah istrinya tersebut. 

Minji tersentak, mendengar penuturan Jimin, kemudian ia memakan nasi goreng kimchi hasil karya Jimin pagi ini.

Masakannya tidak terlalu buruk. 

***

Jimin menepati perkataannya, mengantar Minji menuju sekolah setelah memaksanya sarapan. Butuh waktu tiga puluh menit perjalanan dari apartment Jimin menuju tempat dimana Minji bekerja.  

Seulpeun Sarang | Park Jimin | 슬픈사랑 | COMPLETED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang