002

6.9K 412 42
                                    

WARNING!

Beberapa bagian di dalam cerita ini mengandung unsur 17+ yang merujuk pada kekerasan, dunia malam, pemikiran dewasa dan sebagainya. Dimohon dengan sangat, bagi pembaca yang kurang nyaman dengan beberapa adegan yang ada di dalam cerita ini, silakan berhenti membaca, skip/melewatinya. Terima kasih.

Sebelum cerita dimulai, di setiap part/bagian cerita yang mengandung unsur 17+ akan diberi peringatan.

Maaf jika ada typo, kesalahan lain serta ketidak nyamanan. Kritik serta saran dipersilakan.

- - - - - -
warning for this part 17+
- - - - - -

"Malam ini, aku akan membuatmu teriak keenakan," ujar Pria itu tiba-tiba dan langsung menyerang bibir Jovanka dengan brutal. Seperti orang yang kelaparan, ia mengecup bibir Jovanka yang tipis, dilumatnya, ditekannya dan gigitan kecil di bibir pun tak dapat Jovanka elak. Sekarang, lidah pria itu kembali menyusup ke dalam mulut Jovanka dan menelusuri deretan gigi rapinya.

Bukan itu saja, tetapi secara perlahan tangan kanan pria itu juga berpindah ke bokong Jovanka dan meremasnya dari luar. Sedangkan tangan kirinya berusaha membuka bra dan menurunkan baju Jovanka. "Oh shit! Bibirmu sangat manis dan nikmat. Tapi, kenapa kau memakai jeans?" tanyanya setelah melepas ciuman dari mulut Jovanka.

Jovanka hanya tersenyum, lalu mendekatkan wajahnya ke arah telinga kiri pria itu, dan Lagi-lagi ia meniup lalu menggigitnya. Pria itu mendesah lalu mengecup leher, bahu dan sedikit lagi akan turun ke area dada Jovanka. Saat merasakan perlakuan pria itu yang mulai kelewatan, Jovanka langsung menelusuri jemarinya secara perlahan dari tengkuk leher hingga ke perut pria itu yang masih dibalut oleh kaos putih. Perlakuan itu sontak membuat Sang Pria sedikit meremang.

Sudah cukup kau menyentuh tubuhku, bodoh! pikir Jovanka. Tangan kanan Jovanka yang menelusuri tubuh pria itu pun sedikit mendorong tubuh di hadapannya, bermaksud melonggarkan pelukan mereka. Dan tanpa sepengetahuan Sang Pria, Jovanka langsung mengambil sesuatu yang telah ia simpan dengan baik di saku jaketnya. Setelah berhasil mengambil apa yang ia inginkan, Jovanka lagi-lagi mengeratkan pelukannya. Namun dengan maksud lain, yaitu menancapkan sebuah suntikan ke tengkuk leher Pria Bule itu.

Pria itu langsung menghentikan nafsunya. Ia spontan menyentuh tengkuk lehernya yang terasa nyeri seraya menatap Jovanka tajam dengan tatapan tanya. Sedetik kemudian, ia pun langsung meluncur lemas ke tanah. "Ap-apa yang... kau laku-kan ke-tubuhku?" tanyanya terbata-bata.

Jovanka hanya membalas tatapan itu datar sambil merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan hingga Pria itu hampir terkulai lemas di tanah. Dengan gerakan pelan, Jovanka mengambil pisau lipat yang selalu menetap di saku jaketnya.

Pisau itu tak terlalu kecil dan besar--berukuran sedang pas untuk digenggam. Intinya, jangan perhitungkan dari ukuran, tapi dari fungsi dan ketajaman. Uniknya, kedua sisi pisau itu dapat difungsikan dan memiliki satu sisi yang luar biasa tajam, dan satu sisinya lagi lumayan tumpul. Namun dalam dua kali sayatan, dapat dipastikan sisi itu bisa melukai kulit siapa pun. Menurut Jovanka, itu lah unikniknya, satu pisau yang memiliki dua sensasi menyiksa yang berbeda.

Untuk bahan pisau itu sendiri, Semua terbuat dari besi, termasuk pegangannya. Kemudian hal yang paling unik dari pisau itu adalah terdapat ukiran nama 'Jovanka' di pangkal pegangan pisau, serta diikuti dengan ukiran bulan sabit dan bulan penuh di ujung namanya.

Mungkin ada yang bertanya dari mana Jovanka mendapatkan pisau unik itu? Ia khusus memesan pisau itu di pusat kerajinan besi di Amerika Serikat dan dibuat sesuai keinginannya.

She Is PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang