028

1.9K 116 0
                                    

Pukul 19:00 WIB.

Aldi tersenyum lebar sambil menarik napas panjang setelah berada di dalam klub. Seperti rencana beberapa hari lalu, Aldi dan ketiga temannya sepakat untuk pergi ke klub langganan mereka pada weekend ini. Dan sekarang adalah hari sabtu malam, alias malam minggu.

Dentuman musik yang keras menyeruak masuk ke dalam gendang teliga Aldi dan teman-temannya. Warna-warni kilatan lampu strobo pun ikut menerpa penglihatan mereka. Atmosfer yang mereka rasakan juga sangat bergairah dan sesak.

"Th's so crazy man!" pekik Akmal ketika melihat betapa ramainya pengunjung yang sedang menari sambil desak-desakan.

"Cari mangsa yuk," ujar Abdul sambil merangkul Ayas dan Akmal yang berada di kiri-kanannya.

Aldi mengedarkan pandangannya ke arah beberapa sofa atau tempat duduk. "Meja penuh semua dong. Apa kita nyantai di ruang atas aja?" tanyanya seraya menoleh ke arah teman-temannya.

"Tumben amat bisa seramai ini," komentar Ayas.

"Iya lah, weekend sebelum ujian. Jadi harus have fun dong." Ada jeda di ucapan Abdul. "Di, gue mau nyari mangsa aja, nggak mau duduk santai," sambungnya pada Aldi.

"Bareng gue ya, Dul," sahut Akmal dan langsung mendapat pelototan dari Aldi.

"Kalian harus nemenin gue, cari Jovanka ada di sini atau nggak," perintah Aldi mutlak hingga membuat Akmal dan Abdul mendengus. Sedangkan Ayas, dia hanya tertawa geli.

"Kitakan datang ke sini buat seneng-seneng. Kenapa jadi nyari orang? Kalau namanya jodoh, pasti ketemu." Ada jeda di ucapan Abdul. "Lagian ramai gini, lo mau cari sambil ngabsenin pengunju--"

"Eh itu Jovanka!" ucap Ayas memotong perkataan Abdul ketika matanya mengedar ke arah lantai atas. "Tapi, dia lagi sama siapa?" sambungnya saat melihat seorang pria duduk di hadapan Jovanka.

Seketika pandangan Aldi, Akmal dan Abdul mengikuti arah pandang Ayas. Dan benar saja, saat mata mereka bertiga memicing, di sana terlihat Jovanka yang sedang berinteraksi dengan seorang pria. Seorang pria yang tentunya tak mereka kenal.

"Yah udah, karena gebetan lo udah ketemu, gue mau cari mangsa dulu," ucap Akmal sambil mengedipkan salah satu matanya ke arah Aldi, lalu langsung melangkah ke arah dance floor.

"Gue ikut kampret!" ujar Abdul yang langsung mengikuti langkah Akmal.

Aldi menggeleng sambil berdecak melihat tingkah kedua sohibnya itu. "Ya udah, Yas. Gue ke atas nyamperin gebetan dulu," ujarnya sambil menepuk bahu Ayas dan melangkah pergi setelah mendengar kata oke dari sahabatnya itu.

Setelah melihat langkah Aldi yang menaiki anak tangga, Ayas langsung mengalihkan pandangannya ke arah pojok bar yang berhadapan langsung dengan deretan sofa panjang. Daerah itu juga termasuk jalan menuju toilet serta pintu belakang klub.

Pencahayaan di area itu juga sangat minim. Hal itu mengharuskan Ayas menyipit untuk melihat sesuatu yang sepertinya ada keributan kecil di sana namun, keributan itu tak mengundang perhatian orang sedikit pun kecuali dirinya.

Setelah menduga cukup lama untuk memastikan bahwa apa yang ia lihat itu benar, Ayas langsung mendekat dengan langkah-langkah lebar yang disertai juga dengan kernyitan tipis di keningnya.

"Lepasin cewek itu!" seru Ayas setelah memilih terlibat ke dalam keributan itu seraya mencengkram pundak seorang pria berewokkan.

Sedangkan di sisi lain, ada Aldi yang ingin menemui Jovanka. Namun sebelum hal itu Aldi lakukan, tiba-tiba ia merasakan seseorang menepuk pundaknya dari belakang. Sontak ia menghentikan langkahnya dan berbalik.

She Is PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang