Prolog

15.2K 537 78
                                    

Warning!

Visual tokoh utama dalam cerita ini adalah jodoh saya (Author) wkwk

✨ ✨

"Surat peringatan terakhir yang saya berikan masih tetap dilanggar. Dengan berat hati, saya mengembalikan putra Bapak."

Mendengar itu, cowok dengan seragam di keluarkan itu berdiri. "Gue difitnah!!"

"Garis Cakra Dananjaya! Jaga sikap kamu." Peringat Kepala sekolah.

Cakra mengatur napasnya yang tak beraturan kemudian kembali duduk.

Pandhu selaku orang tua Cakra mengusap wajahnya secara kasar. "Apa tidak ada satu kesempatan lagi? Satu saja" tawar Pandhu.

"Maaf Pak, ini sudah menjadi keputusan kami. Cakra bersama keempat temannya dikeluarkan dari sekolah ini." Putus Kepala sekolah.

Pandhu memijit pelipisnya yang terasa pening. "Saya akan bayar berapa pun agar anak saya tetap bersekolah di sini."

Merasa tersinggung, kepala sekolah itu berdiri. "Peraturan tetaplah peraturan. Kami tidak menerima sogokan dari siapapun."

"Silahkan" sambungnya dengan menunjuk pintu ke luar.

Pandhu dan Cakra ikut berdiri, tak ada lagi yang bisa mereka harapkan. Sekolah ini benar-benar menjunjung kedisiplinan. Mereka segera ke luar setelah mengucapkan terimakasih.

Keempat teman Cakra yang tengah duduk di dekat ruangan kepsek untuk menunggu keputusan seketika berdiri ketika pintu ruangan terbuka.

"Gimana Cak?" Tanya Bayu mewakili keempat temannya.

Cakra menggelengkan kepalanya pelan. "Kita dikeluarin." Raut kecewa langsung menerpa wajah keempatnya.

Pandhu menghampiri mereka. "Sampaikan maaf Om ke orang tua kalian karena gak bisa pertahanin kalian semua di sini"

Pandhu memang dipercaya oleh keempat orang tua teman Cakra untuk urusan ini, jadi orang tua mereka tak ada satupun yang datang.

"Iya Om gakpapa, justru kami yang minta maaf karena ngrepotin Om Pandhu" ujar Eric tak enak.

Pandhu mengangguk. "Ayo Cakra, kita pulang. Kalian semua juga pulang"

Cakra berjalan mengikuti Pandhu di belakangnya sampai parkiran. Cowok itu segera masuk ke dalam mobil yang dikemudikan papanya.

Hening menyelimuti keduanya setelah Pandhu menjalankan mobilnya. Lidah Cakra terasa kelu untuk berbicara.

Cakra berdehem pelan. "Papa marah?" Tanya Cakra karena Pandhu tidak membuka suaranya sedari tadi.

Pandhu menoleh pada Cakra. "Menurut kamu?"

Cakra meringis pelan. Sudah dipastikan pasti papanya marah padanya, untuk apa dirinya melempar pertanyaan konyol itu. Benar-benar bodoh.

"Maafin Cakra pa. Sebenarnya Cakra difitnah dan—"

"Papa percaya sama kamu, Cakra. Gak usah dipikirin lagi, sekarang kamu cari aja sekolah yang mau tampung kamu sama teman-teman kamu di kelas dua belas." Potongnya.

Selamat Cakra. Tiket VIP Neraka udah lo genggam. Next, bohong sama nyokap ya!

🌞🌞

Lanjut? Lanjut dongg wkwk

Komen dulu sini👉

Buat yang belum follow wattpad aku, pollow dulu

Ig : melinyogi.nn
Cerita.elyg_

Visual di next part ya

Kopunkha🙏

C A K R A [SELESAI]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang