Melody bangun lebih awal dari pada Dyo. Masih dalam keadaan yang sama. Tubuhnya masih berada dalam dekapan Dyo.
Perlahan dia menggerakkan tubuhnya agar wajahnya dapat sejajar dengan wajah Dyo. Setelah berhasil dia memandangi wajah Dyo yang sedang tertidur pulas. Senyuman kesedihan hadir di mulut Melody.
"Gimana aku bisa lupa sama kamu kalau kamu kaya gini terus" Gumam Melody.
Tangan Melody menjalar ke daerah wajah Dyo. Memberikan setuhan di setiap senti wajah orang yang berada di hapadan nya sekarang.
"Aku sayang sama kamu Dyo, banget malah. Tapi kenapa kamu buat aku kecewa sampai segitu nya ? Hah?" Lirih Melody dengan mata yang sudah sangat berkaca kaca.
Dyo mengegeliat tanda seperti nya dia akan bangun dari tidurnya. Dengan cepat Melody menutup matanya kembali.
Jantung nya berdegup begitu kencang karena merasa bahwa orang yang berada di hadapan nya ini sedang memandanginya. Belum lagi tangan nya masih setia mengelus pucuk rambut Melody.
"Rasanya aku gamau bangun dari tidur dy, mimpi aku indah banget sama kamu tapi pas aku bangun aku harus nerima kenyataan pahit ini lagi" Lirih Dyo sambil masih terus mengelus pucuk rambut dan kening Melody.
Melody rasanya sudah tidak sanggup lagi. Mendengar ucapan dari Dyo membuatnya ingin menangis sekarang juga. Rasa sakit yang dia rasakan tercampur aduk dengan rasa rindu yang semakin dalam.
Ada sedikit rasa bersalah juga karena langsung mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan nya lalu menjalin hubungan dengan lelaki lain tanpa mendengar penjelasan dari Dyo terlebih dahulu akan masalah yang sedang mereka hadapi.
Namun perasaan sakit dan kecewa nya berhasil membuat ego Melody semakin tinggi.
Ingin sekali rasanya memeluk lelaki yang berada di hadapannya ini lalu menangis dalam pelukannya akan jauh membuatnya merasa lebih lega dari pada harus menahan semua ini.
Dyo sadar akan raut wajah Melody yang berubah. Dia tahu betul kalau Melody sebenarnya sudah bangun dan sedang berpura pura tidur. Bahkan dia juga tahu kalau Melody sedang menahan isak tangisnya.
Perlahan Dyo melepaskan pelukannya lalu mencium kening Melody sekilas dan pergi menuju kamar mandi untuk menghindar.
Suara pintu kamar mandi tertutup di barengi suara isak tangis yang keluar dari mulut Melody. Dia tidak sanggup lagi menahan ini semua. Rasanya terlalu menyakitkan untuknya.
"Aku sayang sama kamu Dyo tapi kamu udah buat aku kecewa"
"Kenapa kamu jahat buat aku ngerasain sakit seperti ini?"
"Gimana bisa aku berhenti sayang sama kamu kalau kaya gini"
"Maaf kalau ternyata keputusan aku itu salah"
Melody terus bermonolog mengeluarkan isi hatinya sambil masih menangis. Di sisi lain Dyo mendengar semua ucapan Melody. Hatinya pun terasa sakit mendengarnya. Perasaan menyesal dan bersalah hadir dalam hati Dyo.
Ingin rasanya memeluk Melody yang tengah menangis karena luka yang dia berikan. Namun apakah mungkin untuk dia melakukan itu? Dyo hanya bisa mengerutuki dirinya sendiri disana.
Perlahan tangisan Melody mulai mereda. Dyo mencoba kembali menuju Melody dan tepat saat pintu kamar mandi terbuka Melody langsung menghapus air mata yang masih mengalir di pipi nya.
Keadaan cukup canggung. Melody tengah mengatur emosinya agar tidak terlihat seperti orang yang baru menangis. Sedangakan Dyo bingung apa yang harus dia lakukan.
Beberapa menit berlalu akhirnya suasana canggung antara mereka menghilang saat pintu ruangan terbuka dan menghadirkan Aqila, Baekhyun dan Sehun yang langsung berlari memeluk Melody.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodyo [Completed]
Fanfic"Jika mencintaimu adalah suatu kesalahan terbesar dalam hidup ku, aku ingin mengubahnya menjadi sebuah kebenaran dalam hidupku" -Melody