Sudah satu minggu lamanya Melody terbaring lemah dalam ruangan putih berbau obat obatan medis.
Melody belum sadarkan diri sampai detik ini. Keadaan nya masih sama. Dia masih dalam masa koma nya.
Dyo tak lelah menunggu wanitanya itu sadar. Dia selalu mencoba mengajak nya bicara setiap hari meskipun tak pernah ada jawaban sedikitpun.
Orang tua Melody pun ada di sini, dari awal kejadian mereka langsung terbang ke Indonesia untuk melihat keadaan anak semata wayangnya itu.
Berkali kali Dyo meminta maaf kepada orangtua Melody karena telah gagal menjaga Melody. Bahkan Dyo sangat merasa bersalah akan kejadian ini. Dia merasa semuanya terjadi karena dia.
Tapi, berkali kali juga orangtua Melody membantah permintaan maaf Dyo. Karena bagi mereka ini bukan salah Dyo. Ini hanya lah musibah yang harus mereka hadapi. Ini hanya sebuah kecelakaan.
Kecelakaan yang memang di sengaja lebih tepatnya.
Melody di tabrak secara sengaja oleh orang yang memang menginginkan Melody lenyap. Orang yang selama ini ingin memiliki apa sudah jadi milik Melody.
Fashya, dia orang yang menyebabkan Melody seperti ini sekarang. Kini dia berada di dalam rumah sakit jiwa untuk melakukan rehabilitasi. Setelah kejadian itu Fashya mengalami defresi berat yang membuatnya kehilangan kejiwaan nya.
Awalnya keluarga Melody akan membawa kasus ini ke kepolisian. Namun, melihat keadaan Fashya yang seperti itu membuat keluarga Melody mengurungkan niatnya. Belum lagi orang tua Fashya yang sama defresinya melihat anak tunggalnya menjadi orang yang kehilangan akal sehatnya.
"Dyo, lo pulang dulu sana. Liat keadaan lo sekarang! Lo sama sekali ga terlihat baik baik aja" Bujuk Aqila agar Dyo mau pulang dan beristirahat di rumah.
Sudah satu minggu Dyo tidak pernah mau mendengar perintah dari sahabat maupun orang tuanya Melody atau orang tuanya sendiri yang sempat datang melihat keadaan Melody.
"Gue gapapa qil, gue pengen disini sampai Ody sadar" Lirih Dyo.
"Dyo! Kalau Melody tau lo kaya gini nanti dia makin sedih! Ayolah yo pulang. Melody gakkan sendiri disini. Ada gue disini, gue bisa jagain Melody" Ucap Aqila dengan nada yang sedikit meninggi.
Dyo tidak menggubris. Tetap pada pendiriannya untuk menjaga Melody. Tetap menggenggam tangan Melody dan menatap lekat wajah Melody yang sangat pucat.
Bahkan keadaan Dyo pun sama buruknya. Wajahnya benar benar pucat. Belum lagi kantung mata yang sudah benar benar menghitam. Rambut yang aut autan dan baju yang benar benar lusuh.
"Dyo, gue mohon kali ini aja. Dengerin apa yang gue minta, lo butuh istirahat. Lo gabisa nyiksa tubuh lo kaya gini terus. Kalau lo sakit nanti gimana caranya lo bisa jagain Melody? Melody anak yang kuat, gue yakin itu. Dia bakal baik baik aja, gue mohon Dyo. Jangan kaya gini" Ucap Aqila frustasi.
Dia sudah benar benar tidak sanggup melihat keadaan sahabat nya yang sekarang.
"Gue pulang buat mandi, nanti gue balik lagi. Lo jagain Melody disini. Kalau ada apa apa lo harus kabarin gue secepatnya" Ucap Dyo.
Aqila bernafas lega. Akhirnya Dyo mau mendengarkan permintaan darinya.
"Lo makan juga, kalau bisa lo istirahat dulu aja. Melody bakal baik baik aja. Gue pasti jagain dia kok" Ucap Aqila.
Dyo mengangguk lalu mengecup kening Melody.
"Aku pulang dulu, kamu baik baik ya. Cepet bangun dy, aku kangen" Lirih Dyo.
Tangisan Aqila pecah saat mendengar lirihan dari Dyo. Dia tahu pasti bagaimana rasa sakit yang Dyo rasakan sekarang. Melihat keadaan Dyo yang benar benar kacau pun sudah menjadi alasan untuk nya menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodyo [Completed]
Fanfiction"Jika mencintaimu adalah suatu kesalahan terbesar dalam hidup ku, aku ingin mengubahnya menjadi sebuah kebenaran dalam hidupku" -Melody