Kami baru sadar kalau Sehun tak ada di sini. Kami membuka kamar Sehun namun Sehun tak ada di kamarnya.
Kami pun mencari Sehun ke seluruh bagian di rumah dan ternyata dia tengah duduk di sisi kolam sambil melamun.
Aku pun menghampirinya dan duduk di samping nya. Ia benar benar melamun sekarang buktinya dia tidak sadar bahwa aku sudah duduk di sampingnya.
"Sehun" Panggil ku yang membuat nya terjolak kaget saat melihatku.
"Hm?" Ucapnya dingin.
"Lo marah ya sama gue?" Tanya ku.
"..."
"Lo kecewa sama gue?"
"..."
"Hun please jawab, lo masih bisa ngomongkan?"
"..."
"HUN IHH!! LO UDAH MATI APAA GIMANA SIH?!" Teriak ku kesal.
"BERISIK! LO BISA DIEM GA SIH?!" Bentak Sehun.
Aku tersontak terkejut ada rasa sakit di hati karena ini kali pertama Sehun membentakku.
"Lo ngebentak gue hun? Lo sadar ga sih semua ini kita lakuin demi lo? Gue sama Dyo rela berkoban cuman buat lo, kita berdua rela kesiksa karena backstreet karena lo, Dyo rela sembunyiin perasaan nya cuman buat jaga perasaan lo? Sekarang lo bentak gue kaya gini? Gue kecewa sama lo!" Ucapku kesal sambil berdiri untuk meninggalkan Sehun namun lenganku di tarik oleh nya dan membawa ku ke dalam pelukannya.
"Maaf dy gue ga maksud buat bentak lo, pikiran gue bener bener kacau sekarang" Ucap Sehun lembut.
"Gue yang harusnya minta maaf hun, maaf karena selama ini gue ga pernah bisa buka hati gue buat lo, tapi satu hal yang harus lo tau gue sayang banget sama lo dan rasa sayang itu buat seorang kakak laki laki gue, kakak yang selalu ada buat gue sampai kapanpun dan selalu jagain gue" Ucapku sambil menangis di dalam pelukan Sehun.
"Jangan nangis dong dy, gue gabisa liat lo nangis kaya gini, gue dukung lo sama Dyo. Gue bahagia kalau kalian berdua bahagia. Gue juga mau bilang terima kasih karena lo dan Dyo udah mau berkorban buat gue" Ucap Sehun sambil mengelus rambutku.
"Iya gapapa hun, makasih banyak ya hun, ini guna nya sahabat jadi harus saling menjaga dan berkorban satu sama lain bukan?" Tanyaku sambil melepaskan pelukanku.
Sehun pun menghapus air mataku sambil tersenyum hambar. Dari senyum nya aku yakin masih ada hal yang mengganjal.
"Lo kenapa hun? Lo kaya ga seneng tuh" Tanyaku.
"Gimana gue mau seneng dy, gue harus nerima kenyataan kalau gue kehilangan dua cewe yang gue sayang dalam waktu yang bersamaan" Ucap Sehun sedih.
"Hah? Maksud lo apa? Kan ada Qila, jangan bilang Qila nerima Kak Kai" Ucapku bingung.
"Lo bener gue terlambat, Qila udah nerima Kak Kai pas gue datang" Ucap Sehun semakin sedih.
"Lo serius hun? Lo ga bercanda kan?" Tanyaku benar benar tak percaya.
"Emang ini keliatan bercanda dy?" Tanya Sehun.
"Yaampun hun gue kira Qila gabakal nerima, sabar ya hun ada gue kok disini ada kita semua" Ucapku bersusaha menyemangatinya.
"Yaudah lah gimana lagi, gue udah bukan siapa siapa nya juga" Ucap Sehun pasrah.
"Loh kok ngomong gitu sih? Lo sahabatnya hun bahkan lo lebih dari pacar buat dia, gue jamin meskipun dia udah jadian sama Kak Kai lo tetep jadi prioritas dia" Ucapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodyo [Completed]
أدب الهواة"Jika mencintaimu adalah suatu kesalahan terbesar dalam hidup ku, aku ingin mengubahnya menjadi sebuah kebenaran dalam hidupku" -Melody