Aku memasuki rumah Kak Ceye. Rasanya sudah benar benar lama tak pernah lagi masuk ke dalam rumah ini. Kedatangan ku di sambut hangat oleh bunda.
"Melody, astaga Bunda kangen banget sama kamu sayang" Ucap Bunda sambil memeluk ku yang berada di kursi roda.
"Melody juga kangen banget sama Bunda" Ucapku sambil membalas pelukan nya.
"Charin mana bun?" Tanyaku.
"Di rumah tetangga dia lagi main. Dari tadi dia nanyain kamu terus, bunda cape jawab nya. Yaudah bunda suruh dia buat main dulu di rumah tetangga" Ucap Bunda.
"Haha aku kangen banget sama Charin" Ucapku sambil tertawa ringan.
"Dia juga pasti kangen banget sama kamu, Ceye kamu panggil Charin di rumah sebelah. Dia pasti seneng banget nih liat Melody udah datang" Perintah Bunda.
"Siap ibu negara" Ucap Kak Ceye sambil hormat lalu meninggalkan kami berdua.
"Kita tunggu Ceye sama Charin di taman belakang yuk" Ajak Bunda.
Aku hanya menangguk. Bunda membantuku dengan mendorong kursi rodanya.
Bunda duduk di bangku taman dan menyimpan kursi roda ku di hadapan nya. Kami duduk berhadapan sekarang bahkan lutut kami pun saling bersentuhan.
"Bunda mau sedikit cerita sama kamu boleh?" Tanya nya.
"Boleh bun, kenapa engga" Jawabku.
Bunda menarik nafasnya panjang sebelum dia memulai ceritanya. Dia juga menggengam tangan ku dengan lembut sambil sesekali mengelus nya.
"Bunda ngerti banget apa yang kamu rasain sekarang. Karena bunda pernah ada di posisi kamu sekarang kaya gini" Ucap Bunda.
Aku terkejut mendengarnya. Apa Bunda pernah mengalami lumpuh seperti apa yang aku alami sekarang?
"Iya Bunda pernah lumpuh sayang, tapi kamu harus tahu kalau tuhan selalu punya ke ajaiban buat hambanya. Kamu liat sekarang, Bunda bisa jalan kaya biasa lagi. Padahal dulu dokter menyatakan kalau Bunda gakkan pernah bisa buat jalan lagi. Tapi, rencana baik tuhan ga pernah ada yang tau kan? Dan kamu harus percaya akan rencana baik tuhan buat kamu. Bunda yakin kamu bisa jalan lagi cepat atau lambat" Ucap Bunda.
"Kamu mau tau cerita kenapa bunda bisa lumpuh?" Tanya Bunda.
"Kalau Bunda mau cerita aku bakal denger dengan senang hati bun" Jawabku.
Bunda tersenyum manis lalu mengelus pucuk rambutku.
"Dulu waktu SMA Bunda punya pacar. Dia ganteng, Baik tapi bisa di bilang nakal di sekolah. Gabisa diem anaknya dan banyak tingkah banget. Sampai satu waktu kita berdua ngalamin kecelakaan yang bisa di bilang cukup fatal karena saat itu Bunda harus kehilangan keseimbangan Bunda untuk bisa berjalan di tambah harus kehilangan orang yang paling berharga untuk Bunda saat itu" Ucap Bunda sampai meneteskan air matanya.
Aku tahu pasti kalau yang Bunda rasakan itu pasti sangat menyakitkan untuk hatinya. Bunda teringat akan masa lalu nya yang begitu buruk untuk di ingat.
"Kalau Bunda ga sanggup buat cerita jangan di ceritain bun" Ucapku sedikit Khawatir.
"Gapapa udah terlanjur" Ucapnya sambil menghapus air mata nya.
"Dia meninggal mel, dia ninggalin bunda dalam keadaan lumpuh. Jahat banget kan dia?" Tanya Bunda di iringi tawa kesedihannya.
"Bundaaaa.." Lirihku.
"Gapapa Mel, itu masa lalu buat Bunda. Bunda lanjut cerita ya?" Tanya nya.
Aku hanya menangguk sambil terus mengelus punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melodyo [Completed]
Fiksi Penggemar"Jika mencintaimu adalah suatu kesalahan terbesar dalam hidup ku, aku ingin mengubahnya menjadi sebuah kebenaran dalam hidupku" -Melody