Reya memejamkan mata, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.
Ting
@erck_prmdy mulai mengikuti anda
Mendengar sebuah notifikasi, Reya bangun dan mengecek handphonennya, cewek itu langsung saja duduk dengan tegak ketika mendapatkan satu notifikasi dari aplikasi instagram, yang membuat Reya terkejut adalah, notifikasi itu berisi jika dokter coas yang ia kagumi mengikuti drinya. Reya tersenyum senang dan mulai mengikuti balik dokter yang bernama Erick, namun, ada yang beda, rasa suka kepada dokter itu tidak seperti dulu, apakah mungkin? Tidak! Itu tidak akan terjadi pada Reya.
Erick mulai mengirim beberapa pesan kepada Reya yang berisi apa kabar, dan hal itu di balas Reya dengan perasaan yang senang, moodnya yang tadi sedikit memburuk, kini kembali lagi seperti biasanya. Setelah berbalas pesan, Reya memasukkan handphonenya ke dalam saku seragam dan kembali berjalan menuju kelas.
"dari mana sih lo?" tanya Elsa, ketika Reya baru kembali setelah bel pelajaran ke lima berbunyi.
"nyari cogan" kekehnya kecil.
Vera menoleh, "oh iya, kabar kak Gilang gimana?"
Reya menaikkan sebelah alisnya, "kenapa?"
"tumben aja sih gak ngejar lo" jawab Vera sambil tertawa. Yang cewek itu tahu, jika Gilang masih menyukai Reya.
"ga peduli juga gue" sahut Reya kembali memutar drama yang di pause oleh Vera.
"eh, guys panggil Elsa membuat Vera dan juga Reya menoleh, gue rasa si Clar Clar itu suka sama kak Aldrick" ujarnya berpendapat.
"ya terus?"
"nanti lo ada saingannya lah" imbuh Vera.
Reya mendekat ke arah kedua temannya, "gue gak suka Aldrick" ujar Reya penuh penekanan.
Vera memutar bola mata malas, sahabatnya yang satu ini memang masih munafik jika menyangkut perasaan.
"hylyh kytyl" gumam Vera.
Sejarah, pelajaran yang sangat di benci oleh beberapa murid, sebab pelajaran tersebut menyita banyak waktu istirahat kelas MIPA 4, bukan pelajarannya. Namun, guru yang mengajar. Sudah sepuluh menit berlalu setelah jam istirahat kedua berbunyi, namun mereka tak kunjung menyelesaikan pelajaran pada jam ke lima. Para murid mendesah berat, membuat Reya menjadi bertambah besar, apalagi ia harus menemani rapat sang ketua dengan tepat waktu.
Dengan berani, Reya berdiri dan menatap guru di depannya dengan tatapan datar. "Bu, pelajaran sudah habis sepuluh menit yang lalu, kalau Ibu gak mau keluar, saya yang akan keluar" ujar Reya lantang.
Guru perempuan dengan postur tubuh gendut tersebut berbalik lalu menatap Reya dengan tatapan angkuh yang di miliki guru tersebut.
"oke, saya akhiri, permisi" kata guru itu dan langsung mengambil buku lalu berjalan keluar kelas.
Murid murid bersorak senang, kini bagi mereka Reya lah sosok pahlawan yang menyelamatkan desa perut dan dunia istirahat yang hanya sementara.
"keren lo" cecar Ando. Reya tak menggubris, cewek itu langsung saja keluar kelas.
Elsa menatap kepergian Reya lalu mengejar cewek tersebut sambil berteriak, "MAU KEMANA LO?" teriaknya.
"nemenin Aldrick rapat" jawab Reya lalu kembali berlari menuju ruang rapat.
Sampainya di ruang organisasi, Reya langsung saja masuk tanpa mengetuk pintu atau bahkan mengucapkan salam. Namun langkah semangat Reya tiba tiba terputus dan berhenti di tengah tengah bagian depan ruangan, didepannya, yang seharusnya kursi tempat duduknya di gantikan oleh cewek baru yang lebih segalanya dari Reya.
Clari duduk disana, di tempat biasa yang sering Reya duduki. Reya menunduk, merasa sangat malu disana, ketika ia melihat jika sekarang yang menjadi assisten Aldrick adalah Clara, bukan Reya. Perlahan Reya berbalik dengan pandangan yang terus menunduk, semua tatapan terarah ke dirinya, tak terkecuali tatapan tajam serta menusuk yang dimiliki oleh Aldrick.
"gu-gue permisi" lirihnya dan langsung berlari meninggalkan ruangan tersebut.
Aldrick yang melihat Reya berlari meninggalkan ruangan, cowok itu ikut berdiri dan hendak mengejar. Namun sebuah tangan menahan lengannya dan memaksa untuk cowok tersebut kembali menduduki bangku.
Ferdo menatap Angga lalu cowok itu berbisik pelan, "perang dunia"
Mendengar bisikan Ferdo, Angga kembali menatap Aldrick dan mengangguk singkat. "posisi terancam, segera amankan" lirihnya tegas.
"siap komandan"
Aldrick menatap ke arah pintu, rapat sudah di muali sejak 5 menit yang lalu, namun assistennya belum juga datang. Sekarang malah terdapat murid baru yang dengan tiba tiba ingin mengikuti rapar Bantara.
Aldrick masih ingat ketika cewek bernama Clarissa itu mencarinya ke kelas dan ingin mengikuti berjalannya rapat pada siang hari itu.
Terhitung sudah sepuluh menit dan Reya belum juga datang ke ruang rapat. Tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah Reya dengan terburu buru, cewek itu terlihat berhenti dan menatap ke arah Aldrick serta cewek baru yang saat ini berada du sampingnya.
'Kenapa?'
Reya terlihat menunduk, dan hal itu membuat kerutan dahi Aldrick muncul karena bingung akan sikap cewek bar bar yang mulai aneh.
"gu-gue permisi" pamit Reya lirih dan langsung berlari keluar.
Ingin sekali Aldrick mengejar cewek tersebut, namun ada tangan yang menahannya dan menyuruhnya untuk kembali duduk melanjutkan rapat. Dengan terpaksa, Aldrick membiarkan Reya berlari dan ia kembali melanjutkan rapat yang tertunda.
'Re, lo kenapa?'
Reya berjalan dengan cepat menuju kantin, setelah sampai ia langsung saja duduk di tempat teman temannya makan. Disana juga ada Ando dan juga Gilang yang entah sejak kapan akrab dengan Ando. Kedatangan Reya, membuat Vera dan Elsa berpandangan, karena sebelumnya cewek itu sudah ijin untuk rapat bersama Aldrick. Namun, sekarang ia malah ke kantin dengan wajah yang sedikit lesu.
"kenapa"? tanya Gilang perhatian.
"gapapa"
Elsa memincingkan mata tidak percaya, "ga jadi rapat lo?" pancing cewek itu.
"ga, Aldrick udah ada assisten baru" jawab Reya sinis membuat Vera menaikkan sebelah alisnya.
"siapa?" tanya Gilang walaupun cowok itu tidak mengerti apa yang di maksud assisten.
"gatau" jawab Reya lalu menyandarkan kepalanya pada bahu Gilang.
Semuanya diam, Reya bertingkah sangat aneh hari ini.
Tak lama dari itu, kantin bertambah ramai ketika sebagian murid yang sudah selesai mengikuti rapat pergi ke kantin. Disana juga ada Aldrick dan Clari yang masih setia mengikuti Aldrcik. Banyak komentar jika mereka adalah pasangan yang sangat cocok dan entah kenapa hal itu membuat Reya semakin panas sehingga menggenggam lengan Gilang dengan keras.
"ooo itu assisten barunya" kompor Vera keras.
Elsa melirik, "aduh, tambah panas aja nih kantin"
"gue kasih es ya, biar dingin" imbuh Ando sambil terkekeh kecil.
Reya menoleh, menatap tajam temannya sehingga mereka diam. Setelah itu Reya kembali menyandarkan kepalanya di bahi Gilang sambil menerima setiap suapan yang di berikan oleh Gilang.
Aldrick mengamati, ia diam namun ada yang bergejolak di dalam dirinya. Cewek bar bar yang selalu mampir di pemikirannya, kenapa ia selalu dekat dengan lelaki yang pernah ada di hidup cewek itu? Tidak bisakah berjauhan?
Tbc
Mmm
Vote and coment, thengkyuJangan lupa senyum hari ini,
Bay:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alphabet (END)
Teen Fiction"kamu harus ikut dewan penegak!!" "nggak mau! Gue gak suka pramuka!" "terkhusus kamu hukumnya wajib! Kalo kamu gak ikut, saya pastikan kamu gak naik kelas!" "hah! Gak bisa gitu dong! Gue gak bisa, apalagi tu sandi singapur! Pokoknya ini gak adil!" ...