Tobat 2

821 65 5
                                    

Vote dulu kuy :*

Happy reading"

"pelan-pelan" ucap Reya kesal karena sedari tadi Aldrick menariknya, entah cowok itu akan membawa dirinya kemana.

"Aldrick, sakit." mendengar Reya mengucapkan kata sakit Aldrick berhenti tepat di dalam kantin dan menatap cewek di depannya yang lebih pendek darinya.

"kenapa sih?" tanya Reya kesal.

"makan" jawab Aldrick dan menarik Reya untuk menduduki bangku. Lalu Aldrick kembali berdiri untuk memesan makanan.

"lo narik narik gue kayak gini cuman buat makan?" tanya Reya tak menyangka.

Aldrick berdehem pelan, sambil menatap Reya yang berada di depannya.

"kenapa gak ke kantin tadi?" tanya Aldrick.

"sibuk" jawab Reya apa adanya, bukannya dirinya memang sedang sibuk tadi? Sibuk dengan hafalannya.

Aldrick menaikkan sebelah alisnya, "tidur?!" seperti pertanyaan namun, nada yang digunakan oleh Aldrick adalah sebuah pernyataan.

Reya terkekeh kecil, "lo itu nanya atau menyatakan sih? Gajelas banget" ucap Reya memutar tubuhnya membelakangi Aldrick. Uh! Andaikan cowok tersebut tahu jika dirinya di dalam kelas untuk belajar pramuka dan bukan tidur seperti pernyataan yang barusan Aldrick katakan. Walaupun ia tadi hanya pura pura tidur agar Aldrick tak mengetahui apa kegiatan yang ia lakukan akhir akhir ini.

"lo sibuk tidur biar bisa mimpiin gue? Atau lebih parahnya lo mimpi gue lamar lo, kan kemarin udah pacaran, sekarang lamaran, gitu?" pipi Reya spontan memanas mendengar ucapan yang barusan Aldrick ucapkan. Bagaimana bisa cowok itu membahas hal yang tidak sengaja Reya ucapkan? Aldrick kembali membuatnya malu.

"apaansih lo" ujar Reya.

"gausah sampai ke mimpi. Kalau lo minta gue lamar, bakal gue lamar sekarang," ujar Aldrick kemudian sambil tersenyum simpul namun senyum tersebut masih terlihat sangat manis.

Setelah ucapan Aldrick, makanan pun datang.

"makan gih." ujar Aldrick kemudian sambil menyodorkan makanan yang telah ia pesan.

Dengan perasaan yang bercampur aduk, Reya memutar kursinya kembali dan segera memakan makanan yang telah di pesan Aldrick tanpa mau menatap cowo yang sedang berada di sampingnya.

Melihat Reya yang memakan makanan dengan tenang, Aldrick menyangga kepalanya sambil melihat cewek disampingnya. Terlihat begitu anggun jika cewek itu makan dengan diam dan tidak pecicilan seperti biasa.

"kak Aldrick" panggil seseorang.

Dengan spontan Aldrick dan juga Reya menoleh ke arah pintu kantin. Disana berdiri seorang cewek yang beberapa hari yang lalu di gosipkan pacaran dengan Aldrick. Clarisa berjalan dengan anggun mendekati Reya dan juga Aldrick, bukan, maksudnya ia hanya berjalan mendekat menuju Aldrick.

Reya memasang wajah jutek, cewek itu telah mengganggu momentnya berdua dengan Aldrick, sepertinya Clarisa adalah saingan terbesarnya.

"bisa bantuin gue gak?" tanyanya.

Aldrick menaikkan sebelah alisnya.

"gue mau ngisi buku SKU, tapi gak ada kakak pendampingnya ujarnya," diam-diam Reya menirukan apa yang di ucapkan cewek itu sambil megaduk ngaduk makanannya.

"mau kan, bantuin? Tapi gak disini." ujarnya lagi.

Aldrick melirik ke arah Reya, cewek itu memasang wajah tidak perduli. Aldrick menghela napas lalu mengangguk singkat.

Alphabet (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang