happy reading:)
jangan lupa vote and coment ya
****
Hari Sabtu, hari dimana seluruh kelas X akan mendirikan tenda di bumi perkemahan. Reya turun dari bis, lalu ia menatap sekitarnya, lapangan yang begitu luas dan udara yang segar, lebih lagi terdapat sungai di bawah sana dengan air yang dingin dan jernih. Kemudian Vera turun disusul oleh Elsa, Elisa dan juga Beile, mereka adalah teman satu tenda Reya yang sudah di bagi di dalam bis tadi.
Mereka berlima pun berjalan mencari tempat yang pas untuk tempat tenda mereka. Reya berjalan terlebih dahulu, pakaian biasa yang ia pakai terkesan sangat tomboy. Dengan celana jeans dan kaos polos lengan panjang lalu kemeja kotak kotak yang sengaja ia ikatkan di pinggangnya, tan lupa sepatu sneakers berwarna abu-abu serta sebuah topi rajutan buatan mamanya berwarna abu abu.
"dimana?" tanya Beile.
Elsa melihat sekitar, sudah banyak SMA Trisatya yang mulai membangun tenda. Mata Elsa menyipit, "Disana saja," ujarnya menunjuk tempat yang masih luas untuk mereka membangun tenda.
Reya, Vera, Elisa dan juga Beile mengikuti arah yang di tunjuk oleh Elsa. Tempat di dekat sungai, namun bukan sungai yang mereka lihat, namun disana ada tenda yang di tempati oleh Aldrick, Ferdo, Angga dan juga Reza. Reya menghela nafas gusar.
"jangan disana dong El" ujar Reya.
"ih,, gak papa tauk, deket cogan" ujar Elisa sambil tersenyum merekah.
"dua in Lis" tambah Vera.
Elsa menoleh, "udahlah Re, disana aja. Yuk," ajak Elsa. Mereka berlima pun berjalan menuju tempat tersebut.
Reya meletakkan tasnya, sedikit pegal karena membawa barang yang cukup banyak, dia pun menghampiri teman-temannya yang mencoba memasang tenda.
"mending bagi tugas deh, soalnya kan kita belum cari kayu bakar buat nanti malam" kata Reya.
"gue setuju sama Reya" imbuh Vera.
Reya memutar bola matanya malas, "ikut ikut aja lo"
"biarin sii,"
"oke, biar Reya sama Vera yang bangun tenda, kita bertiga cari kayu bakar" kata Beile.
Elsa, Elisa dan juga Beile pun pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar, sementara Reya dan juga Vera tetap di perkemahan untuk membangun tenda mereka. Vera menatap Reya, "lo bisa?"
"ya kagak lah, pramuka aja gak pernah" balas Reya sewot. Cewek itupun menatap ke samping, mendapati abangnya yang sudah selesai membangun tenda. Reya tersenyum senang.
"bang, pasangin" pinta Reya dengan berteriak, sehingga beberapa murid menoleh untuk melihat.
Reza menatap malas adiknya, "pasang sendiri!"
"pelit lo! Awas aja" teriak Reya kesal. Kemudian ia dan juga Vera mencoba memasang tenda tersebut.
Reya memasang tendanya dengan sangat sebal, abangnya sangat tidak bertanggung jawab. Padahal di rumah tadi cowok itu mengatakan akan selalu membantu Reya di depan Mama dan juga Papanya. Vera menatap sahabatnya. "pelan pelan Re, nanti lo luka" ujar Vera.
"iya-i,,,awh" pekiknya kesakitan.
Vera yang mendengar pekikan tersebut langsung menghampiri sahabatnya. "makanya jangan ngeyel" ujarnya sedikit kesal. Keras kepala Reya memang tidak pernah hilang dari dulu.
Reza dan juga Aldrick menghampiri Vera dan Reya yang sedang duduk sambil membawa kota P3K. Aldrick menatap tangan Reya yang sedang di obati oleh Vera. "kenapa?" tanyanya singkat.
![](https://img.wattpad.com/cover/179173036-288-k320530.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alphabet (END)
Teen Fiction"kamu harus ikut dewan penegak!!" "nggak mau! Gue gak suka pramuka!" "terkhusus kamu hukumnya wajib! Kalo kamu gak ikut, saya pastikan kamu gak naik kelas!" "hah! Gak bisa gitu dong! Gue gak bisa, apalagi tu sandi singapur! Pokoknya ini gak adil!" ...